Sudut pandang penulis.
-
Beberapa hari sudah berlalu, semua orang kembali bekerja dan terlihat sangat sibuk.
Athanasia termenung sambil memperhatikan kalung yang Marquis Fin berikan, dia menghela nafas.
"Lucas, apakah kalung ini berbahaya?"
Lucas memperhatikan kalung yang Athanasia perlihatkan, cowok itu memicingkan matanya.
"Darimana kau dapat kalung itu?" tanya Lucas dengan heran.
Athanasia mendengus, "dari bangsawan Fin, ternyata dia juga mengalami kejadian yang serupa seperti di perpustakaan pribadiku."
Lucas manggut-manggut, dia mengambil kalung itu dari tangan Athanasia.
"Sepertinya ada yang membereskan sihir hitam disana," ucap Lucas seperti bergumam. "Penyihir ya?"
Athanasia mengerjapkan matanya, "kau tau siapa yang membereskan sihir ini?"
Lucas mengangguk, dia mencemili biskuit cokelat yang disiapkan oleh pelayan.
"Aku kenal sih ... hanya saja beberapa dari mereka sulit diajak bicara." timpal Lucas.
"Aku akan bereskan untukmu, sepertinya sekarang ini aku harus pergi."
Setelah mengucapkan itu, Lucas menghilang dari kamar Athanasia.
Athanasia mengulum bibirnya, dia mendesah berat lalu menaruh kalung itu di atas meja.
"Sepertinya akan sulit menyelesaikan masalah ini." dia bergumam.
Sebenarnya Athanasia masih bingung, dia tidak tau siapa orang yang berniat mencelakainya.
Apa Athanasia melakukan kesalahan?
"Sudahlah, sepertinya aku harus bertemu dengan ayah..."
Athanasia bangkit berdiri, dia berjalan cepat menuju pintu kamar.
"Oh ini tuan putri Athanasia?"
Langkah kaki Athanasia terhenti, matanya melebar saat mendengar suara yang terdengar asing di balkon.
Perlahan dia menoleh, matanya melebar saat melihat seseorang berdiri di balkon sambil tersenyum.
Tidak, Athanasia pernah melihatnya.
Dia orang yang bersama Lucas...
"Siapa kau?" Athanasia bertanya dengan nada keras, matanya memicing tajam.
Orang itu menggaruk pelipisnya, dia mengerjapkan matanya dengan polos.
"Saya penyihir, temannya Lucas." jawab orang itu.
Athanasia mendesis, dia berjalan menuju balkon kamarnya lalu mendekati penyihir itu.
Rambut panjang berwarna merah milik penyihir itu mengkilap, ternyata dia terlihat sangat cantik jika dilihat dari dekat.
"Tolong tenanglah tuan putri, saya minta maaf jika lancang."
Penyihir itu tersenyum manis, dia mengulurkan tangannya di depan Athanasia.
"Ayo kita kenalan!" ajak penyihir itu dengan semangat.
Athanasia mencibir pelan, dia masih ragu dengan penyihir ini.
Bagaimana jika Athanasia dijebak?
Bisa saja kan orang aneh ini bersikap manis dengan maksud membuat Athanasia luluh, kemudian dia akan dibunuh oleh penyihir itu saat lengah?
![](https://img.wattpad.com/cover/222170691-288-k295394.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Athanasia : "Suddenly I Became A Princess"✔
Fanfic[WMMAP & SIBAP Fanfiction] - Apakah hidup seorang putri semudah yang orang-orang pikir? Meskipun apa yang aku hadapi itu sulit, setidaknya ada penyihir bodoh yang selalu menemani aku setiap harinya. Yap, aku merasa hidupku bergantung terus padanya. ...