Amelia

1.8K 272 36
                                    

Amelia Pov

Lahir dari keluarga commoner, aku ingin hidup lebih dari menjadi seorang commoner biasa. Aku tidak ingin hidup miskin, aku ingin menjadi orang yang paling baik.

Lihat aku, wajah cantik seperti ini malah seorang commoner. Dengan wajah seperti ini aku bisa menjadi ratu. Bahkan putri noble lain tidak ada apa-apanya.

Aku benci, sangat benci kedua orang tuaku yang melahirkanku sebagai commoner. Aku benci, benci dengan hidup ini. Lebih baik aku mati daripada hidup menjadi commoner seperti ini. Mungkin nanti di kehidupan lainnya aku adalah ratu.

Aku selalu bermimpi menjadi ratu. Bermimpi bagaimana nanti aku akan menjadi kaya, tidak perlu bekerja, dihormati, ditakuti, dan masih banyak lagi. Aku akan menjadi ratu, aku harus menjadi ratu. Aku pun membuat rencana. Namun, ternyata aku tidak usah bersusah payah membuat rencana. Mengapa? Karena aku memiliki sihir cahaya.

Ah... aku pasti disayang dewa dewi, tidak hanya memiliki wajah cantik tapi juga salah satu sihir rare, sihir cahaya! Cahaya! Ah, kalau begini menjadi ratu tidak ada apa-apanya, pasti akan mudah.

Saat mengetahui sihir cahayaku, aku diperbolehkan atau aku harus masuk ke Phantam Academy. Akhirnya setelah masuk academy, aku memulai rencanaku, rencana untuk mendapat perhatian kedua pangeran.

Dan jackpot! Aku tidak hanya mendapat perhatian dua pangeran tapi juga anak duke, jendral, dan marquess. Namun, sayangnya setelah beberapa minggu, anak marquess itu, Jaden, tidak berbicara denganku lagi. Dia bahkan menjauhiku.

Hmph, asalkan masih ada dua pangeran, aku tidak butuh yang lain. Mereka hanya ekstra untuk mendukungku. Lagi pula Jaden hanya anak marquess.

Namun, aku melihat nya. Pertama kali aku melihat nya. Melihat dia membuatku sangat benci. Aku tidak tahu mengapa tapi yang jelas aku sangat benci. Aku tidak sudi memanggilnya manusia, manusia apa yang memiliki rambut putih dari lahir?

Monster.... dia monster. Aku benci dia... dia yang tidak punya sihir seharusnya tidak masuk ke sekolah ku. Ini sekolah ku, berani-beraninya dia... kenapa dia harus ada di sini?

Orang-orang membicarakannya. Ada yang setuju kalau dia monster ada juga yang mengatakan bahwa dia adalah anak dewa dewi. Huh, kalian buta, dia itu cursed child. Anak yang dikutuk dewa dewi agar tidak memiliki sihir.

Huh, kamu berani masuk ke sekolah ku. Kalau begitu akan ku pastikan kamu keluar dari sini.

Tapi ternyata tidak hanya si cursed child ada juga dia yang menjadi rintanganku. Zoe Erisya... dari pertama kali aku bertemu dengannya, aku tahu kalau aku harus menyingkirkannya agar aku bisa menjadi ratu.

Akhirnya, aku memutuskan untuk menghancurkan keduanya. Aku membuat rencana untuk membunuh mereka. Tapi, sepertinya Felix hanya mengasingkan mereka. Huh, aku tidak peduli. Asalkan mereka tidak ada di sini, aku sudah senang.

Akhirnya... akhirnya aku bisa menjadi ratu! Semuanya, semuanya menjadi milikku!  Tentu saja akulah yang terpilih untuk memiliki wajah tercantik, untuk memiliki sihir cahaya. Akulah yang terpilih dewa dewi!

Ini mudah sekali, lebih mudah dari yang ku bayangkan. Aku dengan gampang memenangkan hati orang-orang dan menyingkirkan Zoe serta itu. Walaupun aku juga harus menyingkirkan Jaden.

Huh, kalau saja dia memihak padaku, dia pasti akan berada di sini dan menciun tempat aku berjalan. Seharusnya dia memilihku daripada adik sialannya.

"Amel?"tanya Felix, aku melihat ke arah Felix.

"Iya, Felix?"tanyaku dengan nada imut

"Kamu tidak apa-apa?"tanya Felix khawatir. Aku pun tersenyum manis ke arahnya.

"Tentu saja Felix, aku baik-baik saja! Terima kasih karena sudah mengkhawatirkan ku,"kataku, Felix pun tersenyum

Time Skip~

Ugh... mengapa aku harus belajar? Aku tidak butuh pengetahuan untuk menjadi ratu, aku hanya perlu wajah cantik.

Hah, orang bodoh apa yang belajar untuk menjadi ratu? Menjadi ratu hanya duduk, diam, melayani raja, dan menghamburkan uang. Uang yang akan menjadi milikku.

Tapi, demi mempertahankan status, aku berpura-pura memperhatikan. Ugh... menyebalkan sekali. Guru itu hanya menyeloteh hal yang tidak berguna.

Aku melihat ke arah Felix yang memperhatikan dengan baik-baik. Ugh... kapan dia akan membuatku menjadi fiancee nya? Zoe sudah pergi bersama monster itu dan kakaknya. Seharusnya dia langsung melamarku.

Ugh, mengingat Zoe aku jadi teringat Jaden. Kenapa dia tidak memilihku?! Berani-beraninya dia lebih memilih Zoe. Sudahlah, saat aku menjadi ratu, aku akan membuat dia sengsara bersama adiknya dan mahluk itu.

Ya.... akulah yang dicintai dewa dewi. Aku akan menjadi ratu, semua akan menjadi milikku. Felix akan menjadi millikku. Felix, cintaku.... kamu milikku selamanya. Tidak ada yang boleh memilikimu selain aku.

------------------------------------------

Author: maaf ya kalau chapter ini cuman sedikit. Tapi, chap ini untuk menjelaskan Amel

Jika beberapa dari kalian masih bingung apa masalah Amel dengan Lucas, akan aku jelaskan.

Amel merasa iri karena Lucas yang tidak menunjukkan tanda memiliki sihir, bisa masuk Phantam Academy dan merupakan anak marquess. Belum juga Amel iri hati pada warna rambut putih Lucas. Ingat! Tidak ada yang namanya pewarna rambut ^_^

Terus Amel ya... pasa dasarnya membenci Lucas karena mukanya yang.... ehem....

Percaya atau tidak, Lucas termasuk ke dalam salah satu orang yang diingini. Karena Lucas memiliki wife material (bisa masak, bisa nyanyi, bisa main alat musik, dll) belum juga menyukai sesama gender diperbolehkan, jadi.... cowok atau cewek ya..... gitu...

Jadi, pada dasarnya Amel iri dengan Lucas. Juga, karena Amel pada dasarnya membenci orang. Terutama yang perempuan.

Phantania (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang