Part 7

21 9 0
                                        

Syakila masih bergelut dengan kasur dan bantal guling, melewati hari-hari sial nya dengan tidur. Oke Syakila mantap!.

Syakila terbangun dari tidur nya mendengar suara panggilan handphone nya. Syakila sudah mematikan panggilan itu tiga kali lebih, namun sang penelpon masih setia menelpon Syakila, membuat Syakila geram.

"Siapa sih ganggu orang tidur aja!." Gerutu Syakila dengan mata masih terpejam meraba-raba nakas di dekat kasur tempat nya tidur. Syakila lalu menggeser warna hijau dan menempelkan handphone nya di telinga sebelah kiri nya.

"Apa?!." Tanya Syakila dengan garang.

"Weiss bro sans dong." Terdengar suara kekehan dari sebrang sana.

"To the poin deh!." Geram Syakila.

"Iye iye, nggak sabaran amat deh! Nanti makin cantik loh." Terdengar suara ketawa dari sebrang sana.

"Siapa sih lo?!." Bentak Syakila.

"Mau tau ae lo!." Suara candaan dari sebrang sana yang membuat Syakila kesal setengah mato, sudah di ganggu tidur nya malah becanda pula!.

"Oke fine, kalau lo nggak jelas gini gue matiin telpon nya!." Final Syakila, yang sudah kesal.

"Iye iye, gue serius nih!."

"Mau lo apa? Siapa lo?." Tanya Syakila tak sabaran.

"Weiss, gue cuma mau telpon lo aja, lo lupa sama gue? Etdah perasaan baru ketemu tadi sore." Terang cowok dari sebrang sana.

Syakila tampak terpikir, siapa yang baru saja ia temui tadi sore selain mama nya? Emmm oh iya si Tremos ehh Remos!.

"Oh elo!." Setelah mengucapkan itu Syakila langsung mematikan sambungan telpon nya, dan berbaring untuk lanjut tidur. Tapi sekali lagi suara notif telpon berbunyi lagi, membuat Syakila jengkel!.

"Apaan sih, gue udah tau lo si Remos ngapain telpon lagi!." Sewot Syakila.

"Gue mau bilang, save nomer gue ya? Di kasih nama 'Remos Margantara' gitu, di kasih embel-embel ganteng atau imut nggak apa kok, gue ikhlas lahir batin!." Dengan saking percaya diri nya cowok bersuara dari sebrang sana mengaku diri nya imut, wehh gila dia mungkin!.

"Y." Singkat dan sangat padat.

Tut... Tut.... Tutt..

Panggilan itu yahh di putus lagi oleh Syakila, ntahlah diri nya merasa jengah dengan pernyataan gila dari Remos.

Syakila lalu menyimpan nomor Remos.

Tremos gila👿.

P
P
P
P
P
P
P

ElSyakila.

Diem lo!.

Tremos gila👿.

Siap ibu negara.

Read.

Remos menurut kepada Syakila, ntahlah sangat menggemaskan. Syakila ingin meneruskan tidur nya, tapi dia tak bisa. Mungkin karena memang sudah agak gelap hari ini.

Syakila memutuskan untuk bersih-bersih diri. Dan setelah melakukan nya, Syakila sangat lapar dia baru ingat bahwa seharian ini dia belum makan apa-apa. Syakila memutuskan untuk makan di warteg atau warung, kalau dia makan di rumah mungkin dia akan membuat masalah lagi, dan ibu nya tak henti-henti mencaci nya. Syakila beranjak dari duduk di kasur berdiri mengambil cardigan pink nya dan memakai nya. Setelah itu dia turun dari kamar dan tak melihat ada siapa-siapa di rumah nya. Yahh semua nya sibuk. Tapi ya memang sejak dulu Syakila selalu sendiri.

Syakila berjalan kaki dengan santai dan menyapa setiap orang yang berpapasan dengan nya Syakila yang murah senyum, sederhana, apa ada nya. Di balik semua itu dia rapuh. Dia tak punya tempat bersandar. Tak punya tempat berbagi cerita.
Namun, semua pilu kisah nya tertutup dengan sifat ramah dan murah senyum nya.

Syakila berjalan sendiri di pinggir trotoar dengan sesekali menggosok lengan nya dengan tangan nya, dia agak kedinginan. Udara malam ini dingin. Dan Syakila memilih duduk di warung nasi goreng yang baru saja dia lihat dan agak tertarik untuk mencicipi rasa nasi goreng itu.


"Buk! Pesen nasi goreng nya satu porsi atuh." Ujar Syakila pada ibu-ibu penjual nasi goreng.

"Siap neng!, sama apa lagi , neng?." Tanya si penjual.

"Teh anget deh buk!." Ucap Syakila dengan tersenyum tipis.

Dan ibu penjual itu mengacungkan jempol nya tanda sanggup.

Syakila menatap sekeliling, dia banyak melihat pasangan remaja yang sedang senang bercanda, bercengkrama bersama dengan pasangan nya. Ah Syakila jadi teringat dengan sahabat kecil nya. Apakah dia tumbuh tinggi? Apa dia masih ingat gue? Apa dia ingat janji nya? Apa dia jadi seorang yang ganteng? Apakah dia hanya menganggap ini semua bahan bercandaan? . Banyak sekali pertanyaan yang tersimpan di benak Syakila tentang sahabat kecil nya. Syakila rindu sahabat kecil nya, tanpa di pungkiri ingin sekali dia bertemu dan bertanya banyak hal tentang kehidupan tanpa nya, bagaimana dengan nya di luar sana, sungguh Syakila rindu!. Rindu sahabat kecil nya dan cinta pertama nya.

Saat Syakila tengah bengong tiba-tiba ibu penjual nasi goreng nya sudah menyajikan pesanan nya.

"Ini neng pesanan nya, neng kok ngelamun sih? Ngelamunin apa atuh? Neng geulis kok ngelamun." Kekeh ibu itu.

"Hehe makasih buk, nggak kok buk, nggak ngalamun aku." Elak Syakila.

"Yaudah, kalau ada masalah cerita deh sama ibu, ibu juga punya anak seumuran kamu, dia kalau mau cerita gengsi nya tinggi. Ibu juga mau tau tentang dia, ehh ibu malah curhat." Tawa ibu itu menyenangkan, ingin sekali Syakila memiliki ibu yang seperti itu, tapi yahh dia sudah bersyukur mempunyai ibu seperti ibunya yang di rumah walau ibu nya begitu dia tetap menyayangi nya!.

"Hehe, nggak apa kok buk, makasih udah nawarin, ibu Baik banget deh." Kekeh pelan Syakila.

"Ah eneng bisa aja, yaudah ibu mau nyiapin pesanan pelanggan lain nya dulu ya neng!." Pamit si ibu itu dan di beri anggukan dan senyuman dari Syakila.

Syakila mulai memakan nasi goreng nya saat akan melahap suapan pertama mendadak nasi yang ada di atas sendok tumpah tersenggol seseorang di sebelah nya yang sedang berdiri di samping nya.

"Maaf." Satu kata meluncur dari mulut cowok yang baru saja menumpahkan suapan pertama Syakila. Dan Syakila tanpa melihat wajah cowok itu Syakila hanya menunduk membersihkan sisa nasi di yang jatuh . Dan Syakila merasa familiar dengan suara itu, Syakila mendongkak dan kedua iris mata hitam pekat nya bertemu dengan iris mata coklat muda yang indah.

Dia cowok yang nabrak gue, yang nolongin gue tadi pagi-batin Syakila.

"Lo....... " Belum sempat Syakila melanjutkan ucapan nya cowok itu malah melenggang pergi mengambil bungkusan yang di berikan si ibu penjual nasi goreng.

"Belum tau nama nya udah main nyelonong aja, udah tiap ketemu pasti bilang nya maaf, gue juga belum bilang makasih yang tadi pagi. Tapi gue ngerasa dia mirip Gian." Dan Syakila menggerutu tak jelas dan saat di kalimat terakhir dia memelankan suara nya, setelah itu Syakila menggelengkan kepala dan melanjutkan makan nya yang tertunda.

****


Tinggal kan jejak mantemann🐾.

Marhaban ya Ramadhan;).

Gimana stay at home nya?. Kepo ehh wkwkw.

AteleìotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang