Part 11

13 8 0
                                        

Skenario Tuhan hebat, mempertemukan kita di saat yang tepat.

*****






"Weii, lo siapa ya nama nya?!." Teriak Syakila nyalang di area parkiran pada cowok baru saja kenalan dengan nya setelah pertemuan sebelum nya.

Namun, cowok itu sama sekali tak menggubris Syakila yang berteriak, ia pikir cewek itu sepertinya tuli karena dia baru saja memperkenalkan nama nya langsung saja lupa dan bertanya lagi.


"Heii, lo kok nggak dengerin sih!." Gerutu Syakila menarik ransel Gian.

"Nggak penting!." Balas Gian sadis.


"Yah, kok gitu. Gue kan nanya siapa nama lo!." Balas Syakila.

"Tuli lo!." Tandas Gian.

"Apa?! Lo ngatain gue tuli?! Kuping gue itu masih normal!." Ngegas Syakila.

Dan cowok itu sekali lagi meninggalkan Syakila tanpa menggubris nya.

"Hehh, gue itu nanya malah langsung pergi aja!." Syakila tak menyerah untuk mendapatkan jawaban cowok itu.

Cowok itu tetap saja melanjutkan jalan nya, Syakila tak mau menyerah sebelum cowok itu memberikan jawaban nya.
Cowok itu mengalah tak mau memalukan diri nya sendiri yang kini sudah jadi bahan tontonan dengan cewek itu.


"Mau apa?." Tanya Gian datar.

"Nama lo siapa?."

"Gian." Jawab cowok itu.

"Gi---Gian?." Tanya Syakila terbata bata, agak terkejut .

Cowok itu berdeham lalu meninggalkan Syakila yang masih terbengong-bengong. Syakila masih senantiasa berpikir tanpa sadar bahwa Gian sudah meninggalkan nya. Syakila tersadar dan langsung mencari Gian.

Syakila menoleh ke kanan dan kiri tuk melihat jejak Gian namun nihil Gian sudah tak nampak lagi. Macem setan kau nak!.

"Ah kek Jailangkung aja maen pergi-pergi aja ih, nyebelin." Gerutu Syakila pada diri nya sendiri. "Apa dia Gian? Apa dia ingat janji nya? Ahh seneng banget guee." Lanjut gunaman Syakila.

Syakila sangat senang dia bisa bertemu dengan sahabat masa kecil nya, namun dalam hati kecil nya dia merasa bahwa seperti nya sang sahabat atau Gian lupa dengan diri nya.

Ah Syakila menepis semua perasaan itu mungkin karena dia sudah berpisah Sepuluh tahun dan mungkin Gian pangling, kan mungkin saja?. Syakila berusaha positif thinking.


Syakila masuk ke dalam kelas dan melihat ada Ara yang sudah stand by di bangku samping nya. Ara nampak cemberut dan kesal, mungkin karena dia berangkat pagi dan di tinggalkan Syakila.


Syakila melangkah kan kaki menuju tempat nya, yang di samping Ara. Lalu meletakkan tas nya di laci setelah itu duduk dan berusaha mengajak ngobrol Ara.


"Ra." Panggil Syakila sambil menoel dagu Ara.

Ara tetap diam, yah seperti nya Ara sedang dalam mode ngambek.

"Ra, nanti gue traktir di kantin deh!." Syakila berusaha membujuk. Namun, tetap saja Ara mendiamkan nya.

"Gue kerjain tugas lo seminggu." Nah, dengan godaan seperti ini Ara langsung tersenyum cerah. Dasar ada maunya!.

"Oke, okee gue mauu!!." Semangat Ara.

Syakila memutar bola mata nya malas, meladeni Ara sama dengan membuang tenaga nya.

AteleìotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang