"Yah Gian, lo nggak inget gue beneran?!." Pekik Syakila lantang di kantin membuat pasang mata di kantin menatap nya heran.
Gian berbalik badan menatap Syakila dan berhadapan sedangkan Syakila mengangkat kepala untuk melihat Gian, karena Gian lebih tinggi dari nya.
"Malu-maluin." Kata Gian.
Syakila nampak tercengang, sahabat nya dulu tak pernah berbicara kasar atau pun membentak nya, tapi sekarang berubah. Syakila yakin bahwa Gian adalah sahabat kecil nya, Syakila sangat yakin.
"Tapi lo itu sahabat masa kecil gue, lo nggak ingat?." Lirih Syakila, tapi masih bisa di dengar oleh Gian.
"Gue nggak punya!." Ujar Gian lalu pergi meninggalkan Syakila yang sedang sedih bercampur malu.
Syakila lalu menuju tempat duduk nya di kantin bersama Ara yang masih mengusap perut nya, seperti nya Ara tak melihat kejadian tadi. Semoga saja-batin Syakila.
"Ra, ke kelas yuk!." Ajak Syakila.
Ara langsung bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju kelas mereka, sementara Syakila masih memikirkan tentang Gian, Syakila yakin bahwa itu adalah sahabat masa kecil nya.
Sudahlah Gian melupakan Syakila dan kenangan mereka begitu saja, sangat menyakitkan bagi Syakila. Sekarang Syakila hanya punya Ara untuk tempat bercerita, tapi Syakila tak mungkin menceritakan kejadian barusan pada Ara.
"Ra, gue ke toilet dulu ya?." Pamit Syakila pada Ara dan di angguki oleh Ara. Ara masuk kelas dan Syakila bukan nya pergi ke toilet Ara malah ke belakang sekolah dan menangis di sana.
Flashback.....
Anak kecil berusia 8 tahun sedang menangis di sebuah danau, Gian kecil mencoba mendekati nya.
"Eh kamu!." Panggil Gian pada anak kecil yang sedang menangis sambil memeluk kaki nya itu. Sedangkan anak itu mengangkat wajah nya dan menatap Gian kecil.
"Kamu kenapa nangis?." Tanya Gian dan mendekati Anak kecil perempuan itu, Anak kecil itu menggeleng patah-patah.
"Nggak usah sedih, kalau kamu sedih nanti hujan nya turun." Kata Gian.
Anak kecil itu masih saja diam, hanya masih terisak kecil dan mendengarkan Gian, Gian menjulurkan tangan nya dan mengusap jejak air mata anak kecil itu dengan ibu jari nya.
"Udah jangan nangis, kalau kamu nangis makin jelek." Ucap Gian dengan nada tegas namun di buat-buat.
Anak itu langsung diam terisak dan mengusap air mata dan ingus nya mengunakan baju yang di pakai.
"Nama kamu siapa?." Tanya Gian kecil.
"Aku Eliandra Syakila." Jawab anak perempuan itu.
"Kenapa kamu nangis?."
"Tadi lolipop aku jatuh, sama kakak aku yang nggak kesini kesini, kata nya mau jemput." Ujar Syakila kecil.
"Yaudah, aku temenin sampai kakak kamu datang kesini." Ucap Gian.
"Beneran?." Tanya Syakila ragu.
"Iya bener." Kata Gian dengan tersenyum.
Flashback end.....
Syakila teringat kenangan saat pertama kali nya dia bertemu dengan Gian, dulu Gian yang selalu mengusap air mata nya. Sekarang malah Gian yang membuat Syakila menangis.
Syakila menangis dengan menggigit bibir nya agar tak terdengar suara isakan nya.
"Udah kalau nangis, nangis aja." Kata seseorang membuat Syakila menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ateleìotes
Ficção AdolescenteCerita cinta ini tak kan pernah selesai oleh waktu yang terus bergulir.