Bagian Satu
"sekarang aku berhenti untuk menyakiti diriku terlalu dalam"
-SA"banyak tertawa membuatku terlihat bahagia, sampai lupa bahwa luka itu masih mengangga"
-VA-DISCOVERED-
Jalanan kota Semarang telah basah disiram air hujan yang tiba tiba saja turun membasahi bumi. Rintiknya deras, membuat siapa saja yang sedang mengemudi memilih menepikan motornya untuk singgah di emperan toko sembari menunggu hujan reda. Untungnya hujan datang ketika lelaki itu belum melajukan motornya untuk pulang. Sehingga ia tidak perlu membuat seragam putih abunya basah terkena air hujan.
Tiga puluh menit berlalu, lelaki itu beranjak dari tempat duduknya saat di rasa hujan sudah reda. Ia berjalan santai menuju parkiran untuk mengambil motor vespa warna abu kesayanganya yang diberi nama tejo.
Parkiran cukup sepi, hanya ada beberapa motor yang masih berada di sana. Seorang gadis melangkahkan kakinya tergesa saat lelaki tersebut sudah memakai helm dan bersiap menyalakan motornya.
"kak... Tunggu sebentar."
Gadis berambut lurus sebahu itu merentangkan kedua tangannya di depan motor vespa itu. Sang pemilik motor vespa hanya menatap lurus gadis di depannya ini dengan pandangan seolah bertanya ada apa.
"Aku... Aku, mau bicara kak."
Sebenarnya, lelaki itu sudah ingin pulang. Tetapi ia melepas helmnya untuk menghargai gadis di hadapanya yang mengatakan mau bicara dengannya.
"Ada apa?"
"Itu kak.. Aku mau jujur. Sebenarnya aku masih sayang sama kakak. Aku menyesal kak ngelakuin itu. Kakak mau balikan sama aku?"
Lelaki itu hanya menghembuskan nafasnya berat. Lagi lagi kejadian ini. Ia tidak tau dengan cara apa lagi menjelaskan kepada gadis di hadapanya. Sudah terlalu banyak gadis yang ia sakiti.
"jadi... Kakak mau jadi pacar aku?"
"kamu beneran mau tau jawabannya?"
Gadis itu mengangguk semangat dengan senyum yang terukir sangat lebar.
"Maaf, Aku ngak bisa jadi pacar kamu."
"kenapa kak?"
"karena aku ngak suka sama kamu."
Air mata menetes di pipi gadis itu. Lelaki itu jadi panik sendiri. "kamu ngak papa?"
Pertanyaan bodoh. Ya jelas saja, gadis di hadapanya ini terluka. Kenapa harus bertanya.
Gadis itu menggelengkan kepalanya, mengusap kasar air mata yang terus turun membentuk sungai kecil di pipinya.
Merasa bersalah, karena membuat gadis itu menangis ia berkata, "mau aku anter pulang?"
Pertanyaan itu malah membuat sang gadis merasa sangat marah,"ngak usah. Makasih," ketus gadis itu.
Lelaki itu hanya mengendikkan bahunya dan menatap heran gadis yang sudah berjalan menjauh darinya. Ia memasang helmnya di kepala dan melajukan motornya. Baru beberapa meter berjalan, lelaki itu kembali menghentikan laju motornya di dekat gadis tadi.
"beneran ngak mau aku anter pulang?"
"ngak usah. Mendingan kakak pergi!" teriakanya membuat beberapa siswa yang kebetulan belum pulang menatap keduanya aneh.
"Ya udah, aku duluan ya!"
Yang benar saja. Terbuat dari apa lelaki itu, tidak mempunyai perasaan sama sekali. Dasar tidak punya hati!
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCOVERED
Teen FictionGadis yang sudah terbiasa tersenyum saat terluka. Menangis saat seharusnya bahagia. Kecewa tanpa bisa berkata kata karena ia tidak ingin membuat orang lain terluka. Lelaki yang berterimakasih Karena sebuah kehilangan, ia telah berhasil menemukan...