Bagian lima belas.
Di paksa, terima, jalani apa adanya.
-SA-DISCOVERED-
"Satriya...!!!"
Tok... Tok.. Tok...
"Satriya....!!"
Tok.. Tok.. Tok...
"Satri---"
"ngapain lo di sini?" tanya Satriya saat membuka pintu rumahnya.
"jemput tuan Satriya."
"ga usah pake tuan tuan, berapa?"
"lima ribu, bayar di muka."
Satriya mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang lima ribu di sana. Kemudian ia taruh uang lima ribu itu di wajah Rendi.
"ini, uang lima ribu. Bayar di muka. Puas lo?!"
Rendi mengambil uang itu dan di masukan ke saku celananya. "nyesel gue bilang lima ribu doang. Tapi gapapa lah. Rendi puas hanya di bayar lima ribu."
"ck, najis. ngapain sih lo disini?!" ucap Satriya sinis.
"jemput lo."
"gue ngga minat di jemput sama lo."
"kata om Antares tadi gue suruh jemput lo. Gue udah terima uang satu juta nih Sat. Mau yaaaa," Rendi memohon kepada Satriya.
"mata duitan banget sih lo?! Lo mau jual gue?!"
"Sat, ayolahhh. Kalau gue berhasil bawa lo, gue dapet tambahan uang lima ratus ribu. Lumayan buat bantuin emak gue."
"bodo, gue nggak peduli. Sana pergi. Gue mau lanjut tidur."
"Sat, plis lah bantuin gue. Kasian emak gue."
"beneran mau lo kasih ke emak lo? Ga lo buat rokok kan?"
"engga Sat. Kalo uang ini buat beli rokok, gue janji deh paru paru gue ilang."
Satriya tidak tega melihat muka Rendi yang memelas. Ia jadi teringat emak Rendi ketika ia main kesana.
"tenan lo Ren. Iki duit gawe mamakmu!" (beneran lo Ren. Ini uang buat mamakmu)
"tenan Sat. Ra ngapusi aku." (beneran Sat, nggak bohong aku.)
"kalau nggak buat emak lo, gue ga mau ke acara papa gue."
"iya Sat, makasih banget nih. Udah sono lo siap siap. Acaranya mulai jam delapan."
"yowes, rene mlebu sek." (ya udah, sini masuk dulu."
"suwun Sat, suwun banget ki aku." (makasih Sat, makasih banget ini aku.)
"hmmm"
Satriya segera menuju ke kamarnya untuk ganti baju. Ia sempat bingung memilih baju mana yang akan ia pakai. Lagi pula ia tidak ingin hadir di acara itu.
Lebih baik ia mengacau.
Satriya mulai tersenyum miring, menemukan ide cemerlang.
"masya Allah, ganteng banget gue," Satriya terkagum dengan tampilanya.
Sekarang ia telah memakai setelan yang aneh, tapi anehnya juga ia berkali-kali lipat lebih ganteng dengan pakaian itu.
"oke, tinggal tambahin kopyah nii, " Satriya tersenyum miring.
Ia mengambil kopyah yang ada di balik pintu kamarnya. Memakainya dan mulai mendapatkan tingkat ganteng yang sesungguhnya.
"gue pakai sarung, kaos kuning, jaket kulit warna item , tambahin kopyah kayak gini aja ganteng banget astaga."
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCOVERED
Teen FictionGadis yang sudah terbiasa tersenyum saat terluka. Menangis saat seharusnya bahagia. Kecewa tanpa bisa berkata kata karena ia tidak ingin membuat orang lain terluka. Lelaki yang berterimakasih Karena sebuah kehilangan, ia telah berhasil menemukan...