Bagian Tiga Belas.
"gue maafin lo, karna gue ngga mau kehilangan."
-VA"gue nggak bohong kalau gue beneran udah jatuh pada lo."
-SA-DISCOVERED-
Vasha mehempaskan dirinya ke single bed yang ada di kamarnya. Ia memandang langit kamarnya, melihat bintang bintang yang telah ia tempel sedemikian rupa di atas sana.
Vasha jadi kesal kepada dirinya sendiri. Mengapa ia menjadi uring uringan sejak melihat Satriya memboncengkan cewek lain menggunakan tejo yang sekarang telah menjadi kesayangannya.
Dan kenapa juga lelaki itu tidak menemuinya untuk minta maaf perihal meninggalkan ia di toko buku kemarin. Vasha ingin tau alasan ia di tinggalkan begitu saja. Padahal lelaki itu belum menemukan buku yang ia cari.
"huh... Gue ngapain sih mikirin Satriya. Lagian juga terserah dia mau boncengin cewek mana aja. Tapi gue masih nggak rela kalau tejo--"
Vasha tidak mampu melanjutkan perkataannya. Ia tidak kuat jika di suruh membayangkan bahwa ia tidak bisa menaiki motor itu lagi.
"tejo.... Kamu jangan mau di naikin cewek lain dong. Kalau Satriya mau boncengin cewek selain aku, kamu harus nolak!" Vasha menarik boneka yang ada di samping kirinya. Memeluknya seperti tak ingin kehilangan.
Bodoamat lah dengan cicak yang mulai tertawa mendengarkan ucapan Vasha. Yang jelas Vasha tidak ingin kehilangan motor itu.
Ia tiba tiba memiliki sebuah ide. Gadis itu segera bangkit dari tidurnya dan menuju kamar mandi.
Setelah selesai, ia dengan tergesa menuju ke rumah Satriya. Riana heran dengan tingkah putrinya itu.
"Vasha mau kemana? Kok lari lari gitu?" teriak Riana.
"kerumah Satriya Bun, sebentar."
Sesampainya di sana, gerbang rumah Satriya masih di kunci. Ia menunggunya di depan pagar."kenapa tadi gue nggak bawa hp sih, kan jadi gabut," gerutu Vasha.
"ini juga Satriya kenapa belum pulang, udah jam 5 juga loo."
"ihhh Satriya mana sihh," Vasha sekarang sudah terlihat seperti istri yang menunggu suaminya pulang.
" Ya Allah, ini udah tiga puluh menit, kok Satriya belum pulang. Dia pergi kemana sih sama cewek itu."
Tak lama suara tejo terdengar di telinga Vasha. Mendengar itu, Vasha menahan diri untuk tidak tersenyum.
Satriya kebingungan melihat gadis itu berada di depan pagar. Ia menghentikan tejo dan membuka pintu pagar itu.
"lo ngapain disini?"
"lo gue maafin."
"maafin kenapa?"
"lo ngga ngerasa bersalah sama gue?!" sewot Vasha. Ia sudah tidak menggunakan bahasa aku-kamu ke Satriya karena lelaki itu telah membuatnya kesal.
Satriya tampak berfikir, " ohh iyaa. Maafin gue soal kemarin malem Vas, gue bener bener ada urusan yang ngga bisa di tinggal."
"urusan apa?"
"lo nggak perlu tau," Satriya mengacak rambut gadis itu, membuat pertahanan yang telah Vasha buat ambyar.
"minggir dulu. Tejo mau masuk nih"
Vasha menjauhkan dirinya dari pagar tersebut. Satriya mulai mendorong tejo sampai ke halaman rumahnya.
Ia menstandarkan tejo, dan melihat gadis yang masih berada di depan pagar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCOVERED
Teen FictionGadis yang sudah terbiasa tersenyum saat terluka. Menangis saat seharusnya bahagia. Kecewa tanpa bisa berkata kata karena ia tidak ingin membuat orang lain terluka. Lelaki yang berterimakasih Karena sebuah kehilangan, ia telah berhasil menemukan...