11. Bayang

11 4 0
                                    

Bagian sebelas.

Bayangkan bayang masalalu selalu ada, tinggal bagaimana caranya kita melangkah untuk menghadapinya
-SA

Kemungkinan terburuknya, gue jatuh cinta sama lo.
-VA

-DISCOVERED-


Brukk

"aduhhh..." Vasha meringis menahan sakit

"lo kalau jalan-- "

"apa?! Mau marah?! Yang jalan tapi kepalanya ilang siapa?!"

"tauk lah, untung gue lagi buru buru. Kalau engga, udah tak mplok (makan) lo!" David bergestur seperti orang yang ingin melahap mangsanya ketika tau yang di tabrak adalah Vasha.

"heh! Lo yang salah ya bambang?! Minta maaf!!!"

"Iya calon pacar. Nanti yaa," David terus menoleh ke belangkang, hingga teriakan pak Sutar terdengar.

"David... Sini kamu!" pak Sutar segera mengejar si empunya nama.

"mampus..." gerutu David.

Ia akan beranjak berdiri ketika sebuah tangan mencekal dirinya. " ini pak anaknya, hukum aja!"

"apaan sih lo?!"

Vasha sudah menyeret David ke hadapan pak Sutar, yang selalu memegang rotan untuk mendisiplinkan para siswa siswi yang melanggar aturan. Vasha tersenyum puas, bisa menyerahkan David ke pak Sutar walau setengah tenaganya harus terkuras habis.

"makasih ya nak...?"

"Vasha pak."

"...Vasha. Udah nangkep ni bocah. Gedek bapak ngadepin tingkahnya," pak Sutar menjewer telinga David dua kali.

"iya pak sama sama. Anak nakal emang harus di hukum."

"iya, ya udah sana masuk kelas. Jam pembelajaran akan di mulai sebentar lagi."

"siap pak, " Vasha segera meninggalkan pak Sutar dan David.

Ketika pergi ia sempat melihat David menatapnya tajam dan seperti ingin menerkamnya. Vasha hanya memeletkan lidahnya dan pergi berlalu.

"ikut bapak ke bk! Pagi pagi udah bikin masalah."

"i-iya pak."

Keduanya berjalan ke ruang bk, David sudah seperti tawanan yang akan di tahan. Di belangnya ada pak Sutar yang memegang rotan. Meskipun begitu siswa siswi yang melihat David menundukan kepalanya, takut jika harus berurusan dengan David.

Sesampainya di bk, David di sidang oleh guru bk yang mengampu kelasnya. Pak Sutar pergi, setelah mengatakan pelanggaran yang dilakukan David. Ia kembali mencari siswa siswi yang melanggar aturan.

"benar kamu loncat pagar lagi?"

"engga bu. Saya cuma mau mencoba hal baru."

Bu Dian menatapnya tajam, " hal baru gundulmu. Wong ya kamu ki bisa lewat gerbang, kenapa harus loncat pagar? Lagian kamu juga nggak telat, ngapain loncat pagar?"

"sebenarnya saya punya cita cita bu... " David sengaja membuat penasaran bu Dian.

"cita cita apa?"

"cita cita saya berhubungan sama hal yang saya lakukan tadi."

"hmmm, lanjutkan."

David mulai terbawa suasana yang ia ciptakan, "sebenarnya sudah dari kecil saya mempunyai cita cita itu bu, saya sangat tertarik. Makanya pumpung di sekolah, saya ingin mencoba belajar apa yang telah saya cita citakan."

DISCOVERED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang