4. Keluarga

13 3 0
                                    

Bagian 4.

"cantik aja udah cukup. Di tambah manis bikin diabetes. Terus ini pake di tambah imut? Jadi penyakit apa? "
-SA

" liat wajah lo, jadi pengen mainin."
-DP

-DISCOVERED-

"kok lo ngaret sih Sat, gue udah ubanan nih nunggu in lo!! Ga ada akhlaknya ya emang," Rio menggebu gebu, meluapkan amarahnya pada seseorang yang baru saja membuka ruang studio itu.

"Sabar yoo, Bang Sat emang bangsat. Tapi, emang dia tetep bangsat."

"peak loo, kok gue mau temenan sama lo pada sih. Najis bege! " Dino menoyor kepala Rendi secara berlebihan sehingga Rendi terjatuh kedalam pelukan Satriya.

Satriya mendorong Rendi hingga Rendi jatuh dalam pelukan Rio. Rio segera menjatuhkan Rendi ke lantai yang dingin.

"Ya Allah, sucikan hamba yang sudah ternoda, " Rio mengusap badanya.

Dino sudah terpingkal pingkal sambil menepuk nepuk meja di hadapanya.

Sedangkan Rendi sudah bertingkah seperti anak kecil yang tidak di berikan mainan.

"Udah woi. Serius bisa ngga sih?!" ucap Satriya menghentikan tingkah konyol ketiga sahabatnya itu.

"Heh! Lo kok marah marah Sat. Udah dateng telat, trus marah. Lo ngga tau diri ya emang!"

Rendi mendapatkan pelototan tajam dari Satriya. "Gue ada urusan bentar, lagian cuma telat 30 menit kan?"

" Raimu!! 30 menit lo bilang. Bocah gendeng!" Rio berdecak, sebal.

"penting gue udah di sini yaaa. Wahai sahabatku tercinta. Jadi ayo kita mulai latian, biar besok ngga ngecewain, dan kita bisa di undang lagi." Satriya menekankan kata tercinta di situ. Agar para sahabatnya sadar.

" Sejak kapan Gue sama lo lo pada jadi kita?"

Satriya, Rio, dan Dino segera meninggalkan Rendi. Mereka mengambil posisinya masing masing.

"sejak negara api menyerangggggggg yeahh" suara Satriya menggelar ke seluruh studio musik saat ini.

"Ke posisi lo sekarang Ren! Gue itung sampe tiga. Kalo lo belum siap, gue lempar stick drum gue ya. 1... 2...."

Rendi segera menempatkan dirinya di posisi dia berada, agar stik yang berada di tangan Dino tidak mengenai tubuhnya yang tampan ini? Tunggu dulu. Tubuh tampan? Sudahlah lupakan.

Satriya sudah siap dengan gitar, Rendi dengan bass nya, Rio dengan keyboardnya, dan Dino dengan drum.

" tu, wa, tu wa ga mpat" ketukan dan irama nada mulai terdengar.

Mereka berhasil menyelaraskan lagu baru mereka yang berjudul " ku tak siap hidup tanpa mu" hasil karya Satriya Antares.

Setelah beberapa jam mereka berlatih lima lagu sampai terdengar bagus, mereka memutuskan untuk istirahat sebentar dan melakukan evaluasi.

"No, tadi drum lo agak kurang nyatu gitu alunan keyboard gue. Coba kalo tune nya lo turunin dikit gimana?" Rio mengawali sesi evaluasi ini.

"oke ngga masalah. Tadi kok kabel lo bisa putus Ren?"

"gue kentutin tadi. Makanya langsung menjauh gitu " Rendi tertawa mendengar leluconya sendiri. Sementara yang lainnya hanya menatap Rendi jenggah.

" Serius Ren!"

" oke, sori bang Sat. Ngga lagi lagi deh "

Tatapan tajam mata Satriya masih mengarah pada wajah Rendi," gimana ngga putus, dia aja lompat sana sani. Ya bagus sih, tapi jangan terlalu berlebihan. Kalo nanti pas di panggung kayak gitu gimana?"

DISCOVERED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang