Bagian Tiga.
"gue sempet nyesel nganggep lo ngga baik. Padahal Sebenarnya lo itu baik banget "
-VA"Gue bukan fuck boi, tapi gue stuck boi"
- SA-DISCOVERED-
Riuh suara bersautan dari arah kedai, seluruh siswa berlomba meninggikan suaranya agar ibu kantin mendengar dan berharap bisa di layani duluan. Bel istirahat pertama memang selalu membuat kantin dipenuhi oleh siswa yang kelaparan, setelah mengenyam pelajaran selama tiga jam.
Untung saja, keempat gadis itu sudah mendapatkan makanan dan minuman sesuai dengan pesanannya. Ini semua akibat kedua gadis yang Vasha belum kenal, tiba-tiba saja menarik tangannya dan membawanya kesini. Vasha bingung ketika di tarik begitu saja, tetapi melihat Wilona yang tersenyum dan menganguk, membuat Vasha tenang.
"kenalin nama gue Rena. Sorry tadi main narik lo gitu aja. Soalnya kalo ngak di tarik, nanti kita ngak dapet tempat duduk," ucap gadis berhidung pesek yang ada di sebelah kiri Vasha.
"kalo yang ini," lanjutnya, menunjuk gadis sipit yang ada di sebelah Wilona, berhadapan dengan Rena, "Namanya Shinta."
Vasha tersenyum kepada kedua gadis di hadapanya. Ia ingat, kedua gadis ini duduk terpisah jarak dua meja dari mejanya dan Wilona.
Mereka memakan makanan yang telah mereka pesan. Vasha banyak bertanya tentang SMA Dragon, secara sukarela mereka bertiga menjelaskan secara terperinci tanpa sedikitpun terlupakan.
"Jadi gitu, Vas," ucap Rena mengakhiri ceritanya. Dari sini Vasha bisa tau jika yang paling cerewet adalah Rena karena dia yang paling banyak menceritakan tentang SMA Dragon.
Kantin yang tadinya riuh seketika menjadi diam akibat datangnya tiga lelaki yang sangat berpengaruh terhadap SMA Dragon. Tanpa repot repot berlari untuk mendapat tempat atau mengantri duluan, mereka dengan mudah mendapatkan meja kursi serta makanan yang mereka inginkan. Mereka adalah David, Arya, dan Reza.
"njing, mereka lagi. Bikin ngak mood makan," ucap Wilona kemudian beranjak meninggalkan kantin.
Vasha menatap kepergian Wilona dengan bingung, "Mereka siapa?" tanyanya kepada Rena dan Shinta.
"yang baru masuk kantin?"
"Iya. Siapa?"
"oh, mereka yang tadi di ceritain Rena, the devil thought. Yang pake sepatu putih itu namanya David, anak pemilik sekolah. Yang pake bandana di kepala kayak bowo apelible itu namanya Arya. Terus yang paling item diantara mereka bertiga itu namanya Reza. Jangan deket deket sama mereka ya Vas. Lo tadi udah tau kan, mereka kayak gimana?" Shinta kembali memakan siomaynya dengan lahab, membuat pipinya mengembung sebelah.
Vasha mengamati mereka bertiga. Tanpa sengaja matanya bertemu dengan manik hitam legam milik salah satu dari ketiga lelaki itu. Buru buru Vasha mengalihkan pandangan dan meminum es teh nya dengan rakus. Ia takut. Ia tidak mau menjadi korban mereka.
"terus kenapa Wilona kayak gitu?"
"Wilo punya masalah sama salah satu dari mereka."
"masalah apa?"
"Dav--"
Pyarrr!
Suara pecahan gelas itu memotong pembicaraan yang dilakukan oleh Rena dan Vasha. Setelah itu terdengar bentakan yang sangat keras, hingga membuat seluruh isi kantin mematung sejenak. Perang akan di mulai.
"Punya mata ngak lo?!" nada suaranya meninggi.
"ma-- maaf kak. Aku ngak sengaja," ucap seorang gadis yang terlihat sangat ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCOVERED
Teen FictionGadis yang sudah terbiasa tersenyum saat terluka. Menangis saat seharusnya bahagia. Kecewa tanpa bisa berkata kata karena ia tidak ingin membuat orang lain terluka. Lelaki yang berterimakasih Karena sebuah kehilangan, ia telah berhasil menemukan...