Author pov
"Siapa sih tu orang? Tega banget giniin aku, mana gak tanggung jawab lagi. " Gerutu anggun sambil membersihkan bajunya yang basah menggukan sapu tangan.
"Kayaknya dia sengaja deh, soalnya jalan raya tuh luas banget, kenapa dia milih jalan yang ada genangan airnya." tambah anggun yang masih kesal
Walaupun pakaiannya kotor anggun tetap masuk sekolah, dia gak mau hal itu menjadi penghambatnya untuk belajar. Toh gak akan ada juga yang peduli sama penampilannya.
Dengan tergesa-gesa Anggun berjalan ke kelas, sebelum ke kelas dia sudah menitipkan kue buatan ibunya di kantin sekolah.
Ternyata dia sudah terlambat, ada Pak Tono (guru matematika yang killer abiiss) sedang mengajar.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat semua penghuni kelas menatap ke arahnya, mereka menatap Anggun dengan berbagai jenis tatapan. Ada yang kaget, jijik , mengejek dan tatapan lain yang sulit Anggun artikan.
"Se-lamat pagi Pak dan teman-teman semua. Ma-maaf saya terlambat." Ucap Anggun dengan nada gugup
"Anggun? kenapa kamu terlambat? Trus kenapa baju kamu kotor gitu?." Tanya Pak Tono
"Tadi saya..." sebelum Anggun menyelesaikan kalimat, salah satu temannya langsung memotong
"Kecebur got kali pak." Timpal Chika sambil tertawa mengejek, Yang langsung disoraki teman temannya.
Teman kelas Anggun gak hanya gak mau berteman sama dia tapi juga sering membullynya
"Sudah-sudah jangan berisik, hmm Anggun maafkan saya, walaupun kamu murid yang cerdas.. tapi saya tidak bisa mengijinkan kamu masuk ke kelas dengan keadaan seperti ini, bisa mengganggu kenyamanan dalam belajar". Ujar Pak tono panjang lebar.
"Tapi pak.. saya sangat ingin belajar, saya gak mau tertinggal satu materi pun" ucap Anggun dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Tidak bisa Anggun, lebih baik sekarang kamu pulang dan bersihkan dirimu".
Anggun hanya mengangguk lesu sambil keluar meninggalkan kelas, dia gak langsung pulang kerumah, dia pergi ke taman sekolah, duduk di bangku taman sambil menunggu kuenya laku.
Tanpa dia sadari, air matanya jatuh. Anggun sedih karena gak bisa mengikuti pelajaran hari ini, bukan apa-apa .. dia hanya memikirkan kedua orang tuanya yang mungkin akan kecewa padanya.
"Hiks.. hiks.. Bu, pak, maafin anggun". Ucap anggun
Tanpa dia sadari tangisannya telah membangunkan seorang pria yang sedari tadi tertidur di bawah pohon taman yang rindang, pohon itu memang cocok sebagai tempat beristirahat.
Pria itu langsung menghampiri Anggun yang masih menangis
"Lo kenapa nangis? ". Ucap pria itu sambil duduk di samping Anggun.
Anggun yang kaget langsung cepat-cepat menghapus air mata yang membasahi pipinya. Dia menoleh kearah pria itu, Anggun terpaku ah.. tidak lebih tepatnya dia terpesona. Bagaimana tidak? Pria yang sedang dia lihat bagaikan pangeran di cerita dongeng
Pria itu memiliki wajah yang tampan, tubuh tinggi, hidung mancung, kulit kuning langsat, rambut ikal pirang, bibir tipis, senyum manis pastinya.
"Woii kalau orang tanya tuh dijawab bukannya ngelamun". Ucap pria itu membuyarkan lamunan Anggun
"Ah sorry-sorry aku udah ganggu kamu". Kata anggun bersiap untuk pergi namun tangannya di genggam oleh pria itu
"Lo belum jawab pertanyaan gue, kenapa lo nangis? Kalo gak mau cerita juga gpp".
Anggun langsung duduk kembali di tempatnya semula, pria itu melepaskan tangannya dari pergelangan tangan anggun.
Padahal mereka berdua tidak pernah mengenal satu dengan yang lain tapi Anggun langsung bercerita saja, mungkin dia butuh teman untuk curhat.
Anggun mulai menceritakan kesialan yang menimpanya hari ini mulai dari kecipratan air sampai diusir dari kelasnya. pria itu langsung tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Anggun"Buuahahahah cuma gara-gara itu lo nangis disini?? Hahahahha kocak banget sih". Ucap pria itu dengan masih menertawakan Anggun
"Cuma? Kamu bilang cuma? Aku begini karena aku orang miskin, orang gak punya, bisa bersekolah disinipun aku sudah sangaat bersyukur,karena itu aku gak mau tertinggal dalam pelajaran, aku gak mau ngecewain orang tuaku". Ucap Anggun dengan nada kesal. Bisa-bisanya pria itu tertawa di atas penderitaan yang dirasakan Anggun
Pria itu langsung menghentikan tawanya ketika mendengar perkataan Anggun, dia jadi merasa bersalah karena telah menertawakan Anggun
"Hmm maafin gue ya, udah ketawain lo.. oyaa btw kita belum kenalan dari tadi. Kenalin nama gue Revano wijaya, panggil aja Vano.. gue 11 IPS 2". Ucap vano mengulurkan tangannya sambil tersenyum
"Iyah Aku maafin. Aku Anggun Anandita 11 MIA 1" ucap Anggun menjabat tangan vano lalu melepaskan kembali
"Lo mau gak jadi temen gue?".tanya vano
Anggun kaget dengan pertanyaan vano, baru kali ini ada orang yang mau berteman denganya walaupun telah mengetahui keadaannya yang miskin
"Kamu yakin mau temenan sama aku?". Tanya anggun masih gak percaya
Vano menaikkan sebelah alisnya, binggung dengan pertanyaan Anggun "kok lo nanya kayak gitu sih, memangnya gak boleh ya kalo kita berteman? ".
"Hmm boleh kok, aku cuma heran aja kamu mau berteman sama aku, aku kan miskin".
"Yaelahh sejak kapan miskin dan kaya menjadi tolak ukur dalam sebuah pertemanan? Gue gak gitu kok, gue berteman sama siapa aja gak mandang dia kaya atau miskin, yang penting gue nyaman". Ucap vano dengan tersenyum sambil memandang ke depan
Anggun termenung mendengar ucapan vano, dia kagum akan pemikiran pria yang duduk disampingnya itu, seandainya semua teman kelas Anggun seperti vano, pastinya dia sudah memiliki banyak teman.
"Hmm Makasih ya kamu mau jadi temanku". Ucap Anggun tersenyum sambil menatap ke arah vano
Vano yang mendengar hal itu langsung menoleh ke arah Anggun, tanpa disengaja mata mereka saling bertemu. Tak bisa dipungkiri bahwa dia diam-diam mengangumi kecantikan Anggun
"Matanya.. indah sekali" batin vano
"Hmm yaudah aku balik dulu ya, udah jam pulang sekolah nih". Ucap Anggun yang sudah berdiri hendak pergi
"Mau gue anterin?". Tanya vano
"eh gak usah, aku bisa pulang sendiri ko". Tolak Anggun secara halus, dia gak mau ngerepotin teman barunya itu"Oh oke, tapi boleh gak gue minta no whatsapp lo?". Tanya vano sambil menyodorkan ponselnya
Anggun mengangguk dan mengetik nomor ponselnya
"Nanti gue hubungin ya? Kalo gitu sampai jumpa besok".
"Iyah daah" ucap anggun sambil berlalu pergi.
Vano masih duduk di bangku taman dia enggan untuk beranjak dari tempat itu yang menurutnya bagian ternyaman dari sekolah ini. Dia tersenyum menatap layar ponselnya yang tertera nomor Anggun.
"Thank you Anggun". Gumam vano
Hay hay hay temans2ku yang paling the best♥️
Tengkiuuu udah baca part ini semoga kalian suka
Jangan lupa vote dan komen yaa
Supaya aku lebih semangat lagi buat nulis😊GBU ALL😇♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Two V
Teen FictionDia Anggun... gadis miskin yang membantu menjual kue buatan ibunya di sekolah. dia memiliki paras yang cantik dan termasuk murid yang cerdas di sekolahnya SMA harapan gadis yang irit bicara alias pendiam.walaupun memiliki paras yg cantik tapi dia...