Ujian akhir semester telah usai, tak terasa Anggun akan naik kelas 3, tinggal selangkah lagi baginya untuk meraih impian yaitu bisa lulus dari sekolah ini.
Mungkin di benak orang lain, hasil ujian tidaklah penting, asalkan naik kelas saja sudah baik. berbeda dengan Anggun, dia ingin mendapat nilai yang bagus supaya bisa mempertahankan beasiswanya.
Anggun memegang kertas hasil ujian Matematika yang diberikan oleh guru, Anggun menarik ujung bibirnya, sangat bersyukur dan puas dengan hasil ujian.
"Ih sebel deh, masa nilai gue cuma 75 sih, padahal udah belajar ekstra." gerutu Jessi pada Anggun, setelah guru Matematika keluar dari kelas mereka.
"Jess, kamu harus bersyukur tau, 75 itu nilai yang lumayan kok, inget ya hasil bukan segalanya, yang penting adalah usaha dan semangat yang udah kamu lakukan." Anggun berusaha menghibur sahabatnya itu.
Jessi akhirnya memaklumi setelah mendengar perkataan Anggun, yang Anggun bicarakan ada benarnya. toh Jessi sudah berusaha, kalau memang belum mendapat nilai yang sempurna dia harus lebih berusaha lagi dan terus belajar.
"Terus lo dapet berapa niih? Pasti lebih bagus dari gue, secara lo kan pinter, iya kan? Ayo dong tunjukin, gue mau liat" Jessi sangat suka menggoda Anggun, karena Anggun kalau malu, pipinya menjadi sangat merah.
"Ih apaan sih Jess, enggak kok!" Anggun berusaha menyembunyikan kertasnya.
"Please gue mau lihat Gun." Jessi merengek seperti anak kecil sambil menggelitik perut Anggun agar dia mau menunjukan kertas ujiannya.
"Iya deh, nih!" ucap Anggun menyodorkan kertas itu, dia akhirnya menyerah, tidak tahan dengan gelitikkan dari Jessi.
" what the hell! nilai MTK lo 100? Wagelaseh, ini mahh jauh banget dari nilai gue, gue juga pengen dapet nilai sebagus ini, ajarin dong!" volume suara Jessi terlalu besar, alhasil membuat semua penghuni kelas mengerumuni dia dan Anggun, ada yang kesal dengan kepintaran Anggun, ada juga yang takjub.
"Anggun emang pinter dari dulu, selalu dapet nilai bagus disetiap pelajaran." Sela Marisa sang ketua kelas
"Wah Anggun, lo hebat! Selalu pertahanin nilai lo." tambah Haykal
"Ajarin gue dong!"
"Iyaa gue juga dong Gun."
Anggun mulai tersipu malu dengan pujian teman-temannya, jarang sekali mereka memuji. jangankan memuji, menganggap Anggun ada dikelaspun tidak pernah, Suatu kemajuan yang bagus menurut Anggun
"Iya nanti aku bantu kalian sebisaku." jawab Anggun
"makasih ya Gun." ucap mereka serempak
Chika dan gengnya kesal melihat teman-teman di kelas memuji Anggun.
"Cih! Cuma gitu aja dipuji, dasar alay! lebay!" ucap Chika sambil meremas kertas hasil ujian miliknya yang sudah pasti mendapat nilai tidak bagus.
"Ho'oh, gak guna!" timpal Cindy, kelihatan sekali kalau sedang iri.
"Males banget deh liat mereka, ke kantin aja yuk!" ajak Ratu yang langsung disetujui oleh Chika dan Cindy, mereka lalu membuang kertas hasil ujian ke tempat sampah.
~~~
"Oi, Anggun!"
Anggun dan Jessi berhenti ketika mendengar seseorang memanggilnya, suara itu terdengar familiar di telinga Anggun karena akhir-akhir ini pemilik suara itu yang menghiasi hari-harinya.
"Huh! Orang itu lagi, gak bosen apa gangguin hidup lo Gun?" Jessi jengah melihat Vino, selalu saja mengusik hidup Anggun.Vino dan gengnya berjalan menuju Anggun dan Jessi, Anggun berharap Vino tak ada niat buat jahil lagi.
"Eee, makasih." Vino menggaruk tengkuknya yang tak gatal, baginya kata 'terima kasih' sangat sulit untuk dia ucapkan.
Anggun dan Jessi saling tatap, sepertinya mereka memikirkan hal yang sama. "nih anak kesurupan apa sih? Ngapain bilang makasih?"
"Jangan Ge-er ya! Kita cuma mau berterima kasih karena berkat lo, kita bisa dapet nilai yang bagus." jelas Chyko
Anggun dan Jessi hanya ber-oh ria.
"Iya sama-sama, sebenarnya kalian pinter kok, cuman gak pernah belajar aja." balas Anggun
"Neng Jessi, ke kantin bareng A'a Aldo yuk." Aldo mulai mendekati Jessi dan menggodanya, sepertinya dia benar-benar menyukai Jessi.
"Iuuhh ogah! Najiis! Mending lo jauh-jauh deh dari gue." Jessi mendorong pelan tubuh Aldo.
"Ih neng Jessi kok gitu sih sama A'a, emang apasih kurangnya A'a dimata eneng." Aldo merengek seperti anak kecil, dia berusaha membuat wajahnya seimut mungkin untuk mendapatkan hati Jessi.
"Lo mau tau kekurangan dan kelebihan lo dimata gue?" tanya Jessi, dia ingin mengerjai Aldo supaya tak mendekatinya lagi.
Aldo mengangguk dengan penuh semangat, teman-temannya juga ingin tahu apa yang akan di katakan Jessi mengenai Aldo.
"Kelebihan lo adalah banyak kekurangan dan kekurangan lo adalah gak punya kelebihan, sampai sini paham?" Seketika koridor tempat mereka berdiri pecah dengan tertawaan dari Viky, Vino, Anggun, dan Chyko.
Jawaban Jessi sangat kocak, mereka semua langsung meledek Aldo, yang diledek hanya bisa memanyunkan bibirnya, kesal mendengar ucapan Jessi.
"Hei Gun, makan bareng yuk." tiba-tiba saja Vano datang dan merangkul pundak Anggun, mereka yang daritadi tertawa seketika diam ketika Vano datang.
Wohoo!! sepertinya ada yang terbakar api cemburu, melihat Anggun dirangkul apalagi yang merangkul Anggun adalah Vano rivalnya.
"Eh Van, ini juga kita mau makan, kamu bawa bekal lagi?" tanya Anggun sumringah melihat Vano juga membawa bekal.
" ya gitu deh, yuk ke taman." Vano menyunggingkan senyum manisnya lalu mengajak Jessi dan Anggun, seolah-olah tak ada Vino dan gengnya disitu.
"Eh, kalian duluan ya, gue pergi beli makan ke kantin, nanti gue nyusul." Jessi lalu pergi. karena Jessi tak bawa bekal, sehingga dia harus ke kantin buat order makanan.
"Neng Jess! tungguin A'a." si Aldo Bucin sekali, dia menyusul Jessi ke kantin, teman-temannya hanya bisa geleng kepala melihat tingkah Aldo.
"Vin, kita ke taman dulu ya." pamit Anggun, Vino mengangguk dengan masih memasang wajah tak suka. Sejujurnya Vino tak ingin Anggun pergi apalagi bersama Vano, tapi apalah daya dia bukan siapa-siapanya Anggun.
Anggun dan Vano pun pergi dengan Vano masih merangkul pundak Anggun.
"lo cemburu ya?" Chyko memang sedari tadi memperhatikan wajah Vino, ada yang aneh dengan raut wajahnya.
"Ce..cemburu apa sih njir!" elak Vino, walaupun begitu raut wajahnya tak selaras dengan ucapan. emangnya kelihatan banget ya? batin Vino
"wajah loh ngejelasin semuanya tau." tambah Viky yang juga memperhatikan Vino.
"Eng..enggak kok! Kalian jangan berburuk sangka sama gue. akh! Gue mau nyusul Aldo ke kantin." Vino berusaha mengalihkan pembicaraan, dia langsung ngacir ke kantin meninggalkan Viky dan Chyko yang masih dirundung rasa penasaran akan perubahan sikap Vino.
"Ada yang aneh." gumam Chyko sambil berjalan mengekori Vino
"Gue juga berpikir demikian." balas Viky mengikuti Chyko menuju kantin.
Have fun ya Guys❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Two V
Teen FictionDia Anggun... gadis miskin yang membantu menjual kue buatan ibunya di sekolah. dia memiliki paras yang cantik dan termasuk murid yang cerdas di sekolahnya SMA harapan gadis yang irit bicara alias pendiam.walaupun memiliki paras yg cantik tapi dia...