Anggun Pov
Sudah seminggu aku gak lihat Vano.
karena dia kalah balap... membuat aku dan dia menjadi jauh, seperti orang Asing yang gak pernah saling kenal.
Saat berpapasanpun kita gak saling sapa, hanya karena perjanjian bodoh itu!
"Ya Tuhan, aku sangat merindukan vano, apakah dia gak rindu aku?". Tanpa sadar, setitik air berhasil membasahi pipiku.
Hari-hariku dipenuhi dengan bullyan dari vino dan gengnya.
Tapi aku gak akan menyerah, sampai mereka berhenti membullyku
ejekan mereka setiap hari membuat aku semakin kuat.
Aku terima semua itu dengan lapang dada, aku gak mau terlihat lemah di depan mereka.
"Udah rapih kok belum berangkat sih nak". Ucapan lembut ibu membuyarkan lamunankuCepat-cepat aku hapus air mataku
"Eh ada ibu, ini juga aku mau berangkat"
"Ibu lihat tadi kamu ngelamun, ada apa sayang? Kalo ada masalah, cerita sama ibu.. jangan kamu pendam sendiri".
"Aku gak apa-apa kok bu, suer deh". Senyum palsu ku ukir di bibirku
Bohong! Tapi mau bagaimana lagi
Aku gak mungkin cerita sama ibu, kalau aku sering dibully di sekolah.
Mikirin kebutuhan keluarga aja sudah terasa berat, aku gak mau menambah beban.
"Yaudah deh, kalau kamu gak mau cerita. Ibu percaya sama kamu, kamu itu anak yang kuat. Ibu yakin kamu bisa melewati semuanya". Insting seorang ibu tak aku ragukan, seakan-akan ibu tahu kalo aku lagi banyak masalah."Hmm, aku berangkat ya bu, doa'in anak ibu yang cantik ini supaya bisa sukses dan bisa bahagiain ayah sama ibu". Aku tak lupa mencium tangan ibu, menunjukan rasa hormat.
"Tanpa kamu minta sayang". Senyum ibu begitu tulus menghiasi wajah cantiknya yang mulai muncul kerutan.
Aku bergegas keluar, pamit pada ayah, tak lupa membawa bekal dan kue jualan.
~~~
seharusnya hari ini ujian Matematika seperti yang dijanjikan Ibu Niken minggu lalu, tapi karena beliau sakit jadi ujiannya di undur .
Masing-masing sibuk dengan aktivitas mereka.
Ada yang pacaran. Chika dan gengnya yang sedang bersolek( sangat menor) sekelompok laki-laki yang sedang bernyanyi, membuat kelas sangat ricuh.
Aku? Aku lebih memilih membaca novel kesukaanku, Aku tak terlalu ambil pusing dengan mereka."Selamat pagi anak-anak" suara berat milik Pak Max wali kelas kami.
Kelas yang tadinya ricuh, tenang seketika. Semua penghuni menghentikan aktivitas mereka, termasuk aku.
"Selamat pagi pak". Ucap semua murid serentak
"Kelas kalian ribut sekali, apakah kalian tidak belajar?". Tanya pak Max dengan logat jawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Two V
Fiksi RemajaDia Anggun... gadis miskin yang membantu menjual kue buatan ibunya di sekolah. dia memiliki paras yang cantik dan termasuk murid yang cerdas di sekolahnya SMA harapan gadis yang irit bicara alias pendiam.walaupun memiliki paras yg cantik tapi dia...