Happy reading💕
Tangan Anggun masih digenggam erat oleh Vino, sambil berjalan menyusuri mall seperti sepasang kekasih. tak bisa ia pungkiri bahwa ia merasakan kehangatan yang belum pernah dirasakan sebelumnya saat tangannya digenggam oleh pria tampan itu. Satu kata yang menggambarkan perasaannya saat ini, NYAMAN.
" tujuan kita ke mall apa sih?muter-muter aja dari tadi" tanya Anggun yang sudah jengah karena sedari tadi berjalan namun belum berhenti dimanapun sebagai tempat tujuan.
"disini." ucap Vino lalu berhenti di depan toko yang menjual Handphone berbagai merek, raut bingung tercetak jelas di wajah Anggun.
"Kalo kamu mau beli hp, kenapa ajak aku? Beli sendiri emangnya gak bisa?" Anggun jadi kesal dibuatnya.
"Udah, gak usah banyak nanya." Vino tak menggubris pertanyaan Anggun, dia menarik tangan Anggun dan hendak masuk ke toko itu.
"Lepasin tangan aku dulu!" pinta Anggun sambil menarik kembali tangannya.
" tadi kan gue udah bilang! Sekali gue genggam, tak akan gue lepas." ucap Vino, menirukan kembali ucapannya tadi, dia masih enggan melepas tangan Anggun.
Anggun menghela napasnya, mencoba sabar menghadapi Vino yang keras kepala itu.
" Kamu suka sama aku?" pertanyaan itu keluar tanpa aba-aba dari mulut Anggun, membuat pria didepannya terkejut, namun dengan cepat dia menetralkan raut wajahnya dan seketika melepas tangan Anggun.
"Jangan ngaco! Gue gak suka kok sama lo" ucap Vino membantah. dia memang suka dengan Anggun, tapi mana mungkin dia jujur, rasa gengsi masih mempengaruhinya.
"Kalo gak suka, kenapa mau pegang tangan aku terus?" gumam Anggun pelan, namun bisa didengar Vino dan semakin membuat pria itu salah tingkah di depan Anggun.
" udah ah, masuk!" Vino memilih masuk ke dalam toko mendahului Anggun, dia tak ingin gadis itu melihat wajahnya yang memerah.
Bodoh! Ngapain sih nanya kayak gitu? Udah jelas, gak mungkin Vino suka sama aku, batin Anggun merutuki kebodohannya lalu berjalan masuk ke toko mengikuti Vino.
Vanty menjadi penasaran, begitupun Chika dan gengnya yang juga memantau, tak jauh dari tempat Vanty berdiri. Mereka tak menyadari bahwa sedang memantau orang yang sama.
"Ngapain ya mereka di toko hp?" tanya Ratu.
"Ratu.. Ratu.. udah jelas kalo di toko hp, ya mau beli hplah, masa iya mau mancing." balas Cindy gemas dengan pertanyaan Ratu, pertanyaan yang sebenarnya tak perlu mendapat jawaban. Ratu mendengus kesal mendengar ucapan Cindy yang ceplas-ceplos itu.
sementara itu di dalam toko. "selamat datang, Mau cari hp merek apa mas, mba?" tanya seorang wanita penjaga toko menyambut kedatangan Vino dan Anggun.
Vino sedang melihat-lihat ponsel yang cocok untuk Anggun di dalam etalase, sedangkan Anggun hanya berdiri di belakang Vino dan tak melakukan apapun.
"Saya mau beli yang ini." ucap Vino sambil menunjuk ponsel bergambar apel tergigit dibelakang, tanpa menanyakan harga dan kualitas barang tersebut, kebiasaan para pria memang seperti itu." harganya Rp.12.000.000.00 mas." ucapan penjaga toko membuat Anggun terbelalak.
12 jt cuma buat beli hp? mending uangnya buat biaya kuliah, aku jual kue setahunpun gak nyampe 12 jt, batin Anggun masih terkejut dengan harga ponsel yang dibeli Vino.
" iya, saya beli." Penjaga toko itu langsung mengambil ponsel yang ditunjuk Vino dari dalam etalase dan menyiapkan kotak ponsel, paperbag , lalu menulis kwitasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two V
Teen FictionDia Anggun... gadis miskin yang membantu menjual kue buatan ibunya di sekolah. dia memiliki paras yang cantik dan termasuk murid yang cerdas di sekolahnya SMA harapan gadis yang irit bicara alias pendiam.walaupun memiliki paras yg cantik tapi dia...