jujur-jujuran

231 20 0
                                    

    

Happy reading💕

   Vino merebahkan dirinya di atas ranjang sambil senyum-senyum, mengingat kembali kejadian di parkiran mall saat memegang tangan Anggun. Jujur, Hatinya berdebar sangat kencang, dia juga salah tingkah, namun dia tutupi dengan sikapnya yang Cool itu.

"Anjiirr! tadi Gue degdegan banget megang tangan Anggun, ternyata ini ya rasanya megang tangan orang yang disuka?." Vino mengakui kegugupan dirinya.

  Vanty yang sedari tadi berdiri di pintu kamar Vino,   tersenyum geli, pasalnya dia tahu apa yang membuat Vino senyum-senyum sendiri layaknya orang yang sedang kasmaran.

"My prince!" panggilan Vanty mengejutkan Vino yang menjadi salah tingkah, dengan cepat Vino bangun dari ranjangnya dan menetralkan mimik wajah lalu memasang wajah cemberut khasnya

"Momyyy! Vino kaget tau, selalu aja  gak ketuk pintu dulu."

"Hehehe maaf, makan dulu yuk." ajak Vanty masih dengan senyum usilnya

"Oke mom! tapi Vino mandi dulu ya? Udah gerah banget nih."

"Cepetan! momy tunggu di meja makan." ucap Vanty lalu meninggalkan Vino yang akan bersiap untuk melakukan ritual mandinya.




~~~

     setelah pulang dari mall, Anggun segera mandi, tak perlu memakan waktu yang lama, dia sudah keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju kamarnya, sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah menggunakan sebuah handuk kecil.  baju kaos oblong dan celana pendek selutut sudah membalut tubuh rampingnya.

Anggun duduk  diatas tempat tidur, meraih ponsel barunya, lalu memandangi satu foto di galeri yang dia ambil beberapa jam yang lalu, tanpa sadar seulas senyum mengembang di bibirnya.

" Nyebelin! Tapi baik juga." gumam Anggun, meledek Foto Vino dalam ponselnya.

Tok tok tok

Anggun melihat ke sumber suara, ternyata bu Lisa yang mengetuk pintu kamarnya, dia dengan sigap menyembunyikan ponsel baru, dia tidak ingin ibunya melihat ponsel itu dan salah paham, Anggun ingin menceritakan sendiri sebelum ibunya tahu.

"Ibu masuk ya?" Lisa meminta Izin pada Anggun, yang ditanya dengan cepat mengangguk.

Lisa duduk di samping Anggun, "tadi temen kamu dateng kesini."

  Anggun mengerutkan keningnya, dalam pikirannya antara Jessi atau Vano yang datang, karena teman Anggun cuma mereka berdua.

"Jessi bu?" tanya Anggun.

"bukan Jessi, tapi Vano." balas Lisa yang sudah mengingat Vano karena telah beberapa kali datang kerumahnya.

   Anggun tak bertanya, karena dia sudah tahu maksud kedatangan Vano, yaitu meminta Izin pada ayah dan ibunya untuk mengajaknya touring ke Bandung. Anggun pasrah dengan keputusan ayah dan ibunya, dia tak akan memaksa jika tak diizinkan pergi.

   Lisa menatap Anggun lekat-lekat.
"ibu dan ayah udah berdiskusi, dan keputusan kami berdua adalah mengizinkan kamu ke Bandung." putus Lisa

Raut sumringah terpampang jelas di  wajah Anggun karena mendapat Izin, namun berubah murung, Lisa yang melihat itu merasa bingung dengan putrinya itu.

" kamu kenapa gun? Kamu gak senang?" tanya Lisa

Anggun menggeleng, "bukannya aku gak senang bu, aku cuma gak enak sama ibu dan ayah, masa aku pergi seneng-seneng sendiri tanpa ibu dan ayah, mending aku gak usah ikut deh." balas Anggun

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Two VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang