Satu

5.3K 312 8
                                    

Tokoh Lily terinspirasi dari youtuber asal Kanada Molly Bruke yang memiliki penyakit retinitis pigmentosa juga. Peringatan! disini saya menggunakan imajinasi saya dan juga beberapa panduan dari youtube serta google jadi kalo sedikit gk nyambung tolong di maafkan.










Umur 29 dan masih lajang belum lagi gunjingan lain karena kekuranganku aku hanya bersyukur aku di lahir kan di keluarga bangsawan jika tidak aku yakin teman-temanku pasti akan membully ku habis-habisan.

Aku di diagnosa memiliki penyakit retinitis pigmentosa pada usia enam tahun membuat keluargaku syok. Penyakit itu tidak mematikan hanya membuatku kehilangan pengelihatan ku secara bertahap membuatku hanya memiliki sedikit pengelihatan dan semakin lama semakin mengecil menjadi lorong lalu gelap.

Namun aku tidak seratus persen gelap aku sensitif terhadap cahaya sehingga jika sebuah cahaya terang di hadapkan ke wajahku aku hanya dapat melihat terang sedikit. Semenjak aku tahu aku sakit aku menjadi semakin menghargai warna dan segalanya membuatku memandangi wajah keluargaku lekat-lekat berusaha memasukkan kenangan mereka di otakku.

Aku menghela nafas berat memikirkan Samuel yang akan menikah, aku bahagia untuknya sungguh namun aku sama sekali tidak memiliki seseorang yang dekat sekarang. Bagaimana mau dekat mereka melihat ku memiliki anjing pemandu saja sudah langsung lari terbirit-birit.

Aku menuju dapur berusaha membuat roti isi sendiri aku sudah menghafal seluruh ruangan di rumah ini membuatku nyaman dengan segalanya. Aku mengambil pisau untuk memotong keju dan tomat mengukur dengan hati-hati lalu memotong perlahan. Memikirkan bagaimana nanti kolega dan kerabat keluargaku akan berkomentar tentang pernikahan Sam membuatku kesal.

"Fuck!" Aku berteriak perih saat jariku terpotong, dapat aku rasakan darahnya mengalir.

Aku mengambil kain dapur untuk menutup jariku sebelum berjalan ke kamar dan mengambil ponselku.

"Call mom" Astaga aku pasti akan mendapatkan ceramah panjang.

-----------------------

"Sudah berkali-kali Ibu bilang Lily lebih baik kau tinggal bersama kami astaga! kau bahkan menolak memiliki pelayan pribadi! apa kau tau seberapa kawatirnya kami?" Dan terus dan terus.

Jariku baik-baik saja hanya sedikit luka dan sama sekali tidak mematikan namun Ibuku menelpon dokter pribadi keluargaku dan membawa dua pelayan serta beberapa penjaga astaga ini berlebihan. Ayahku sedari tadi hanya diam mendengarkan Ibuku.

"Bu sungguh aku baik-baik saja dan kalian hanya tinggal kurang dari dua kilometer dariku, aku masih dalam lingkungan Conatara bu. Aku bisa saja berteriak dan aku yakin salah satu penjaga ladang akan datang" Dan itu benar karena aku tahu Ayahku menyuruh semua petani yang bekerja untuk keluargaku mengawasiku.

"aku baik-baik saja, sudah lima tahun aku tinggal sendiri dan sangat sedikit insiden"

Dapat aku rasakan Ibuku menghela nafas frustasi, aku hanya ingin mandiri aku tidak ingin selamanya bergantung kepada keluargaku.

"Kau ingin menemani Ayah berjalan di bawah bulan?" Tanya Ayahku tiba-tiba sambil mengambil tanganku.

"Ya tentu" Ayahku lebih tenang daripada Ibuku namun aku tahu dia mengawatirkanku sama besarnya.

Aku mengaitkan tanganku di lengan Ayahku lalu keluar menuju ladang, Aku mendengar Gypsy mendengking namun tidak ikut karena dia tahu dia tidak di butuhkan sekarang.

Kami berjalan dalam keheningan selama dua menit sebelum Ayahku menepuk punggung tanganku lembut.

"Kau tahu Ibumu hanya khawatir bukan?"

The Lady And The BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang