Dua Puluh Satu

2.3K 220 10
                                    

Jangan lupa votemennya ya! 💜








Aku merasakan Dom mengikuti ku dan ketika aku berjalan ke dapur aku mendengar suara pelayan menyapaku.

"Selamat pagi My lady, apa anda ingin sarapan?"

"ya tapi saya ingin membuatnya sendiri kalian bisa keluar dulu sebentar?"

Aku mendengar keheningan murni dari mereka yang aku yakin mereka bingung.

"aku tidak biasa memiliki siapapun di dapurku, sebentar saja? aku janji akan memanggil kalian lagi"

Aku mendengar gumaman baik dan langkah kaki, Aku berjalan ke arah kulkas dengan tubuh tinggi itu di belakangku.

"Anda ingin saya bantu my lady?"

"Apa ada orang lain Dom?" Tanyaku sambil mengeluarkan susu dan menaruhnya di meja.

"tidak ada"

Aku langsung berbalik dan mengambil kemejanya, Menariknya mendekat dan langsung mencium mulutnya. Aku mendesah lega yang di balas dengan erangannya.

Mulut Dom terbuka dan tangannya memegang rambutku menekan kepalaku semakin merapat padanya, Aku berjinjit berusaha menggapai ke atas sambil menggerakan lidahku menyusuri mulutnya. Astaga betapa aku merindukannya!

Aku merasakan tangan Dom di bokongku dan meremasnya kuat sebelum kembali ke pipiku dan memisahkan bibir kami, Aku merasakan perasaan lembab di antara kakiku membuatku ingin naik ke meja ini dan mengangkat gaunku sedikit untuk meminta pada Dom apa yang perlu di lakukan agar bagian itu tenang.

"ini berbahaya tesoro"

Aku tersenyum lebar mendengarnya memanggilku dengan nada penuh rindu dan kekhawatiran tapi terutama kata itu, kata yang membuatku selalu merasa berharga dan di cintai ketika mendengarnya.

"Aku merindukanmu, aku hanya ingin memastikan kau tidak melupakan bahwa aku masih kekasihmu disini dan langsung pergi mencari pelayan muda yang siap menghangatkan ranjang mu"

Aku mendengar Dom terkekeh geli sambil mengusap pipiku dan mencium bibirku sekali lagi.

"tidak ada yang lain, dan dari mana kau mendapat teori itu?"

"Aku tau dari Sam bahwa para pelayan di sini sering menggoda pengawalnya aku hanya takut kau juga..."

"tergoda begitu?" Aku masih mendengar senyum geli itu sebelum sebuah ciuman mendarat di leherku.

"Kau bisa tenang aku hanya menginginkan kau, Basah dan siap untukku di atas meja ini"

Aku mendesah dalam saat dia mengigit lembut telingaku. Sebelum aku dapat menyetujuinya dia langsung menjauh membuatku merasa kehilangan. Sebelum aku sempat protes suara lembut menyapaku dari belakang.

"Lily kau ingin sarapan sayang?" Aku mendengar nada ceria Ibuku membuatku tahu mengapa Dom menjauh.

"Iya tapi aku hanya ingin sereal"

"Biar saya ambilkan My lady"

Aku hanya mengangguk kaku, Sial sampai berapa lama ini akan berlangsung?!

--------------------------------

Sudah satu bulan lebih aku di rumah ini dan semakin sedikit waktuku bisa berdua dengan Lily, Semenjak pagi itu di dapur kami hanya bisa sedikit meluangkan waktu bersama bahkan aku bisa menghitung pakai satu tangan berapa kali aku menciumnya sebulan ini, dan jangan bicarakan tentang sex aku sudah mulai selibat dari kita tiba di sini.

The Lady And The BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang