Tiga Puluh Empat

2.3K 214 6
                                    

Happy reading gaes..... 💜





Deburan ombak terdengar seperti melodi di telingaku sementara pasir dingin menggelitik sela-sela kakiku.

Aku memejamkan mata dan menikmati matahari sore menghangatkan kulitku, namun tidak hatiku.

Hatiku mulai mendingin sejak malam itu, Entah bagaimana satu kata, satu bisikan darinya menghancurkan segalanya. Sebut aku egois namun aku tidak bisa bersama pria yang hatinya masih di isi wanita lain.

"Sudah mau malam my lady"

Aku mengangguk mendengar suara Daniel dan berjalan kearah vila yang sudah aku tempati tiga bulan belakangan ini.

Daniel dan Mike mengalami gegar otak ringan akibat pukulan di kepala mereka namun aku bersyukur mereka tidak terluka parah, Aku sedang tidak ingin bersama orang asing sekarang ini.

Setelah malam itu aku meminta untuk menyendiri pada Ayahku setelah mengatakan bahwa hatiku salah dan selama ini dia benar. Aku hanya ingin menjauh dari semuanya untuk sesaat.

Setelah mandi aku memakai baju lengan panjang serta celana santai dan duduk di sofa yang di rapatkan ke jendela yang terbuka agar aku dapat menikmati laut saat malam hari.

Aku mendengar suara lonceng Gypsy mendekat lalu sebuah sundulan pelan datang ke kakiku.

"Kemari, Temani aku" Gypsy langsung melompat dan menempatkan kepalanya di pahaku. Jika ada yang mengatakan pria adalah anjing maka dia salah besar, Anjing bahkan lebih baik daripada pria.

"Saya membuatkan anda teh panas my lady" ucap Mike pelan di sampingku sebelum suara mug membentur meja terdengar pelan.

"Terimakasih"

"Apa anda ingin sesuatu lagi?"

"tidak, Kalian boleh beristirahat"

Mike mengumamkan baik sebelum berlalu dan keluar untuk menuju rumah kecil tepat di samping vila ini tempat dia dan Daniel tinggal.

Aku membelai bulu lembut Gypsy saat kembali memikirkan tentang Dom. Pria itu memporak porandakan hatiku lalu membuatku percaya pada ucapannya. Orang bilang di saat kau tidak sadar di situlah dirimu paling jujur dan hal itu membuatku tersadar siapa yang selama ini selalu Dom pikirkan.

April, Mantan tunangannya.

Menyedihkan memang aku cemburu kepada seseorang yang bahkan aku tidak kenal sama sekali selama dia hidup namun sesak di dadaku ini tidak dapat di bohongi.

Aneh jika di ingat aku adalah korban penculikan dan juga pemerkosaan namun hal itu bukanlah yang membuatku trauma atau bersedih, Melainkan tunangan ku sendiri. Aku memainkan cincin di jariku berputar-putar sambil berfikir, Apa aku masih di sebut tunangannya? Sial seharusnya aku mengembalikkan cincin ini sebelum pergi.

Aku sedang meminum teh panasku saat aku merasakan ekor Gypsy mulai bergerak.

"Ada apa?" Tanyaku sambil mengelus kepala anjing itu, Lalu aku merasakan Gypsy melompat turun yang hampir menumpahkan tehku.

"Gypsy!" Aku mendengar dia menyalak sekali dengan lonceng yang tidak berhenti berbunyi, Apa dia sedang melompat?

"Gypsy kembali kesini" Aku menepuk Pahaku menunggu dia datang kembali.

"Gypsy? kemari sayang" Aku menepuk pahaku lagi saat Gypsy tidak datang juga.


Author POV

Dom membelai kepala Gypsy dengan perlahan sementara melihat Lily dengan perasaan yang membuncah, Tesoro nya.

Mike dan Daniel sudah memperingatkannya sebelum masuk dan menekankan bahwa mereka akan berada di depan pintu jadi jika Dom macam-macam dengan Lily mereka tidak segan-segan melemparnya, Lily memang mudah untuk di cintai.

The Lady And The BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang