Tiga Puluh Satu

2K 202 9
                                    

Setelah menulis part ini saya sadar bahwa saya tidak berbakat dalam menulis action.









"Satu... dua..., hanya dua?" Ucap Marco dengan nada bingung sambil menatapku dengan senyum meremehkan.

"mungkin yang lainnya tidak sedang di dek, jangan senang dulu"

Aku mulai menyusun senapan dengan teropong untuk langsung menembak orang-orang itu.

Satu... Dua.... Dan mereka langsung jatuh karena tembakan di kepala.

"Kau membunuh mereka?" Tanya Henry dengan nada penasaran melihat ke dua orang itu jatuh.

"Tentu saja aku tidak mau mengambil resiko untuk Lily" Ucapku dengan nada dingin sementara jantungku memompa darah semakin cepat, aku tidak tahu seberapa aku merindukan menjalankan misi seperti ini.

Henry mengangguk sebelum mengikuti berjalan naik ke kapal dan melihat situasi sekitar.

"Kita harus berpencar siapapun yang menemukan Lily pertama langsung bawa dia ke helikopter" Ucapku tegas.

Aku telah memerintahkan Helikopter dan pengemudinya untuk stand by dan bersiap lepas landas jika Lily sudah di dapatkan.

Kami berjalan perlahan melewati dua mayat itu dan melihat ada dua pintu yang menuju ke bagian bawah kapal.

"Kalian berdua ambil yang kiri aku yang kanan"

"Kau sendirian?" tanya Marco dengan nada khawatir, Aku menatap mata Marco dan menemukan ketulusan disana. Sialan dia sudah lebih daripada hanya kekasih Giana, Dia sudah menjadi temanku.

"Aku akan mendapatkan lebih banyak masalah jika kalian mati, sekarang ikuti saja perintahku" Mereka berdua mengangguk dan memintaku untuk berhati-hati sebelum berpisah.

Aku berjalan perlahan ke bawah dan langsung merapatkan punggung ke dinding saat mendengar ada suara orang yang sedang bercakap-cakap.

"Kau yakin dia tidak sedang menipu kita?" tanya suara satu.

"entahlah namun aku tidak mau pergi dari sini hanya dengan seratus lima puluh ribu dolar, Jika dia tidak menepati janjinya kita bisa selalu menembaknya" Ucap suara dua sambil tertawa.

"Hey apa yang menurut kalian akan dia lakukan pada gadis itu?"

"Tebakanku? tentu saja memakainya memangnya apa lagi fungsi wanita jika bukan untuk sex?"

"Tahu begitu aku mencicipinya dulu sebelum menyerahkan dia" Komentar itu membuat ketiga orang disana tertawa dan darahku mendidih.

Aku menggeram sambil berfikir, Aku harus melewati tiga bajingan ini untuk mendapatkan Lily. Aku membuka pintu itu dan dengan cepat menembakan beberapa peluru berderet dari senjata yang melingkar di tubuhku.

"BAJINGAN!" Teriak salah satu dari mereka sambil membalikan meja untuk menghalangi peluru, Aku langsung merapat ke dinding dan membalikan sofa.

"Hey kau pengawal bajingan yang menambak kakiku dan membunuh Miles bukan?!"

"Yep dan aku disini untuk membunuh kalian juga" Aku berdiam diri sambil menunggu peluru mereka habis dan saat mereka sedang mengisi amunisi aku secara cepat menembak meja itu berderet sampai berlubang.

"Sial!" Aku mengutuk kuat saat amunisi ku habis, Saat aku ingin menggantinya aku merasakan sebuah pukulan di wajahku.

"ada peluru atau tidak kau akan mati" Ucap pria itu sambil menduduki dadaku dan mulai memukili wajahku. Aku kesulitan berkonsentrasi namun setelah pukulan ketiga aku menghantam gagang senjataku ke wajahnya hingga dia terjatuh.

The Lady And The BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang