Chapter 7

568 80 13
                                    

Sial.

Sebenarnya Beomgyu bukan tipe orang yang percaya dengan gut feeling tapi entah kenapa perasaannya memang tidak enak sejak kali pertama dia bertemu Soobin. Seperti ada sesuatu yang membara di kedua matanya. Dan sialnya lagi, percapakan sengit mereka tadi menjelaskan semuanya.

Sial.

Beomgyu menghela nafasnya dalam-dalam. Menunggu Taehyun untuk membuka pintu gerbang rumahnya. Jangan tanya kenapa dia bisa berakhir disana. Beomgyu tidak tau. Refleks saja.

"Kamu sinting tengah malam begini--- WHAT???" Taehyun nyaris menjerit melihat wajah Beomgyu yang babak belur. Okay, sepertinya dia paham. "Jadi siapa yang menang? Kamu atau Soobin?" Beomgyu mengendikkan bahunya. Pelan-pelan mengikuti langkah Taehyun ke kamarnya.

"Dia yang mulai." Taehyun tidak merespon. Hanya bergumam lalu pelan-pelan mengobati luka di wajah teman sekelasnya itu. Taehyun pening sekali, guys. Kenapa sih mereka bertiga itu tidak ada yang mau mengalah? Apa semua orang yang jatuh cinta itu berubah jadi bodoh?

"Aku mau tanya sesuatu. Jawab jujur." Beomgyun mengangguk. "Kalau suatu saat nanti Yeonjun punya pacar, gimana?"

Oh.

Beomgyu mengerjap.

"It's okay, asalkan bukan sama Soobin."

"Kenapa?" Taehyun menyela lagi. Masih tidak puas dengan jawaban Beomgyu.

"He deserves someone better, Tae. Yeonjun itu precious. Jahat banget kalo aku biarin dia pacaran sama orang jahat."

"Kamu gapapa?"

"Haaa?" Beomgyu melongo. Jenis pertanyaan macam apa itu.

Taehyun mendecih. Kepalanya benar-benar pening kalau harus menghadapi Beomgyu yang sedang dalam mode patah hati begini. Beomgyu mode cheesy saja sudah menyusahkan. "Kamu gapapa kalau Yeonjun suatu saat punya pacar?"

1 detik.

2 detik.

3 detik.

Beomgyu masih diam. Dia sendiri juga tidak tau harus menjawab bagaimana. Membayangkan Yeonjun tertawa bersama orang lain saja hatinya nyeri.

"I don't know. Antara rela gak rela, sih. Tapi kalau Yeonjun bahagia, I'll support him."

"Kalau gitu kenapa gak kamu aja yang jadi pacarnya Yeonjun?"

HAH???

.

.

.

Yeonjun memekik girang melihat mobil hitam milik Soobin perlahan menepi di sisi kanan pagar rumahnya--- awalnya memang begitu. Tapi setelah melihat kondisi wajah teman sekelasnya itu senyum Yeonjun perlahan memudar. Ada beberapa luka lebam di sudut bibir, rahang dan pelipisnya. Seingatnya tadi malam Soobin pulang dalam keadaan baik-baik saja--- lalu kenapa dia bisa bonyok begini?

"Gue gapapa." Soobin mengerling nakal. Yeonjun menggeleng; membawa kedua tangann kecilnya untuk menangkup wajahnya.

"Sakit?" Soobin mengangguk. Meremat pelan tangan kanan Yeonjun yang masih mengelus rahangnya. "Kamu kenapa bisa luka kayak gini?"

Bukannya iba karena ekspresi sedih Yeonjun, Soobin malah tertawa jahil. Menjawil dagu laki-laki yang sekarang sedang cemberut menatapnya.

"Biasalah. Masalah cowok." Dan seketika Yeonjun membulatkan matanya. Apa katanya? Masalah cowok? Sebentar, Soobin sepertinya lupa satu hal.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang