Chapter 22

351 60 27
                                    

5 menit?







10 menit?







Atau...15 menit? Entahlah, Mungkin lebih dari itu, sejak Yeonjun memeluknya dengan erat, dan menelusupkan wajahnya ke ceruk lehernya. Posisinya masih tetap sama.

Pemuda itu masih menangis. Punggungnya bergetar, jemarinya meremat bagian belakang jaket yang dipakai oleh Soobin dengan kuat, bahkan leher Soobin terasa basah.

Tangan Soobin juga tak berhenti mengusap punggung bergetar pemuda manis yang tengah memeluknya. Kini, hanya suara isakan Yeonjun yang bisa ia dengar, lirih, namun begitu menyayat, dan bisa di katakan, sarat akan luka.

Soobin hanya diam, belum ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya, bibirnya masih tertutup rapat. Entahlah, tapi, hatinya seolah mengatakan kalau ia tak perlu melakukan apapun saat ini. Ia cukup membiarkan Yeonjun menangis.


"Jun, lo kenapa?" Yeonjun mendongak, penampilannya makin kacau dengan mata yang memerah dan sembab, dada Soobin berdenyut nyeri melihatnya.

"Beomgyu...." nama itu, nama yang membuat dadanya berdenyut nyeri setiap Yeonjun menyebutnya.

"Kenapa sama Beomgyu?" Soobin mendongakkan wajah Yeonjun, menatap mata cantiknya yang bergetar, pelupuk matanya di penuhi oleh air mata.

"Beomgyu... hiks" tangisnya pecah, Yeonjun kembali menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Soobin.

"Jun, lo kenapa? Cerita sama gue" tanya Soobin sembari mengusap lembut punggung Yeonjun yang bergetar dengah hebat. Tak ada respon, tapi Soobin bisa merasakan pelukan pada tubuhnya yang semakin mengerat.

"Mending sekarang kita masuk dulu Jun, lo jelasin apa yang udah terjadi di dalam" Yeonjun mengangguk, Soobin merangkulnya, seolah ia tau kalau tubuh ringkih itu bisa limbung kapan saja.
































Di sinilah mereka berdua berada, di dalam kamar Yeonjun dengan secangkir coklat panas di genggaman mereka.

Soobin meremat cangkir berisi coklat panas di genggamannya, entah kenapa, perasaanya tak karuan sejak Yeonjun menceritakan apa yang sudah terjadi di antara dirinya dan juga Beomgyu hari ini.

Harusnya ia merasa senang akan hubungan keduanya yang makin merenggang, karena memang itu tujuannya, tapi dari cerita Yeonjun, ia seolah mengatakan kalau semua ini tak seharusnya terjadi pada mereka, apalagi penyebabnya adalah sebuah ketidak jelasan dan kesalah pahaman, itu saja.

Soobin meletakkan cangkir berisi coklat panasnya ke meja belajar Yeonjun, menyandarkan punggungnya pada kursi, tangannya bersidekap, masih mendengarkan berbagai kalimat yang keluar dari mulut pemuda di depannya.

"Aku emang salah Bin, gak seharusnya aku kaya gitu ke Beomgyu, seharusnya aku dengerin penjelasannya dia dulu, dan sekarang, dia marah banget sama aku" Soobin menghela nafas kasar, menatap Yeonjun yang tengan menunduk mengamati coklat panasnya.

"Jun, lo gak salah, semua orang yang ada di pihak lo juga pasti bakal kaya gini. Gue kalau jadi lo juga bakalan marah!" Sungutnya.

"Lo sadar gak sih Jun sama sikapnya Beomgyu selama ini? Semua masalah ini kan emang dia yang mulai duluan. Dia seolah jadi pihak yang paling tersakiti di sini, dan jadiin lo sebagai alasan dari semua rasa sakit yang dia rasain".

"Jun, lo gak capek ngadepin dia yang terus kaya gini? Sikap childish nya, gegabah, kasar, lo lihat sendiri kan apa yang udah dia lakuin, waktu lo nanya sama dia kenapa mukul gue, emang dia langsung jawab? Enggak kan? Dia cuman diam aja! Itu karena semua yang dia lakuin itu tanpa sebab Jun, gue takut kalau lama-lama dia bakal nyakitin lo" ujarnya dengan nada penuh penekanan.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang