Chapter 17

332 56 8
                                    

"Kamu beneran gak mau lepasin aku?"

Bukannya menjawab, Beomgyu malah semakin mengeratkan pelukannya. Menduselkan wajah Yeonjun di perpotongan lehernya. Sementara dirinya sendiri sibuk mengendusi rambut Yeonjun. Meskipun belum mandi tapi aroma shampo bayi yang dipakainya masih begitu terasa.

"Beomgyu?"

Masih tidak ada jawaban. Kali ini malahan Yeonjun harus terpaksa mendongak karena Beomgyu mulai menghirup lehernya.

"Astaga, aku pengap!" Teriaknya. Dan dengan berbekal tenaga dalam yang tidak terlalu full (karena belum sarapan) Yeonjun akhirnya bisa melepaskan diri dari dekapan sahabatnya. Mukanya memerah dan dadanya naik turun. "Yang bener aja kamu."

"Ssttt, masih pagi gak boleh marah-marah nanti manisnya pindah ke aku." Yeonjun menaikkan satu alisnya.

"Ya terus kenapa? Masalah?"

"Kalo manisnya pindah ke aku nanti kamu tinggal cantiknya aja."

"Dih, sana sarapan. Kamu ngelantur kalo lagi laper."

Namun pergerakannya kalah gesit dengan Beomgyu. Si member eskul band itu cekatan sekalo menahan lengan Yeonjun lalu kembali membantingnya di kasur. Mumpung belum sarapan jadi galaknya Yeonjun belum seratus persen.

Hehe.

"Masih kangen." Lalu kembali mendusalkan wajahnya di perpotongan wajah Yeonjun; yang tentu saja bersambut dengan erangan kesal.

Maksud hati ingin mengungkung Yeonjun lebih lama tapi keinginannya tersebut harus pupus ketika ponsel Yeonjun berdering ribut. Entah siapa yang menghubunginya sepagi ini.

Tidak mungkin Taehyun atau Hueningkai apalagi Guanlin (teman baik Yeonjun di kelas)--- lalu siapa?

Buru-buru Yeonjun mendorong Beomgyu dan langsung mengambil ponselnya. Wajahnya nampak terkejut namun sepersekian detik berubah riang.

"Halo, Soobin?"

Oh, dia rupanya.

Malas mendengarkan obrolan keduanya, Beomgyu memilih mengambil ponselnya sendiri. Memencet aplikasi kotak merah lalu mengetikkan sederet huruf yang tersusun menjadi nama sebuah band.

Cukup lama Beomgyu menonton video itu, tarikan kecil di ujung piyamanya membuyarkan lamunannya. Kedua alianya terangkat melihat Yeonjun yang memandangnya dengan raut hati-hati.

"Kenapa?"

Semakin ditanya maka semakin gelisah.

"Uhm, hari ini kita tidak ada janji kan?"

Beomgyu menggeleng. Samar-samar dia bisa menebak arah pembicaraan mereka. Setelah menghela nafas, Beomgyu beringsut mendekat ke arah Yeonjun yang terduduk di sisian ranjang.

"Kenapa? Syamsudin mengajakmu kencan?"

Yeonjun memutar bola matanya. "Pertama namanya Soobin dan yang kedua ini bukan kencan. Soobin hanya minta ditemani ke toko buku."

Satu usakan lembut mendarat di pucuk kepalanya.

"Kamu mau pergi, gak?"

Yeonjun terdiam beberapa detik lalu dengan ragu menganggukkan kepalanya.

"Yaudah sana buruan mandi terus siap-siap, di jemput jam berapa?"

"You okay?"

Beomgyu tertawa. "Okay okay aja, kok. Why not?"

Yeonjun mengendikkan bahunya.

"Mau aku pilihin baju, gak?" Dan kali ini Yeonjun mengangguk.

Setelah memberi satu kecupan di pipi sahabatnya, Yeonjun bergegas menuju kamar mandi. Tidak terlalu memperhatikan raut wajah Beomgyu yang sedikit berbeda.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang