Chapter 9

524 71 16
                                    

Selamat hari senin?

Hari yang katanya banyak haters-nya. Emang bener, ya? Kalau Beomgyu sama Yeonjun sih setuju soal itu. Setiap hari senin tuh Yeonjun gak pernah bisa hidup tenang. Bu Jessica, guru bahasa inggrisnya suka banget kasih pre-test dadakan. Giliran malamnya belajar malah gak ada pre-test. Giliran luntang-lantung gak belajar malah besoknya pre-test. Capek hati Yeonjun, tuh. Nah, kalau Beomgyu beda cerita. Jadwal dia kalau senin emang padet. Statistika, Kimia sama Fisika. Haha. Angka semua anjir. Udah kayak penagih hutang kan dia?

"Cukup hari senin aja yang suram. Muka kamu jangan." Cih, mulai lagi kan Beomgyu obral omong kosong. Yeonjun gak balas. Bukannya marah sahabatnya itu malah ngakak kenceng.

"Ketawa mulu ih kayak orang sinting."

"Sinting gini juga kamu kan sayang, wlee."

"Apaan sih!" Dan satu pukulan mendarat cukup keras di bahu Beomgyu. Tapi dia gak bisa marah. Ikhlas aja Beomgyu tuh. Babak belur juga gapapa asalkan bisa liat Yeonjun senyum manis kayak sekarang ini.

Kalian tau bucin?

Ya gitu.

"Berangkat, yuk!"

Beomgyu mengangguk lalu menarik Yeonjun untuk mendekat ke arahnya. Mengernyit heran ketika Yeonjun memundurkan kepalanya. Helm Beomgyu di tepis halus.

"Helm yang ini bau shampo Taehyun. Aku gak mau."

What?

Beomgyu bingung guys dia mau ketawa apa mau menggerung gemas. Kalimat Yeonjun tadi lucu, mirip orang cemburu.

"Yaudah, aku ambil helm yang lain ya? Nanti pulang sekolah aku bawa deh ke tempat cuci helm." Yeonjun mengangguk. Merasa senang karena kemauannya di turutin.

"Sudah, kanjeng. Monggo silahkan naik, jangan lupa pegangan ya. Nanti kalo kamu terbang kebawa angin aku nangis."

"Apaan sih, Gyu. Kamu receh aku gak like."

Beomgyu bersiul sembari memakai helm-nya sendiri. "Gapapa kamu gak like, yang penting aku masih di peluk erat gini."

"Beomgyu heh! Cubit, nih."

"Galak, ya?"

"Bodo."

Dan Beomgyu semakin tergelak. Suara tawanya bersahutan dengan rengekan kecil dari Yeonjun. Pagi ini semua kembali seperti semula. Sarapan bersama. Berangkat sekolah bersama. Beomgyu yang sesekali meringis karena cubitan kecil Yeonjun dipinggangnya dan hal-hal random lainnya--- harusnya seperti itu. Tapi batal setelah mereka tidak sengaja melihat siluet Soobin di parkiran.

Yeonjun mendadak ingin turun. Meminta Beomgyu untuk melepas cepat helm-nya lalu segera berlari ke arah Soobin; meninggalkan Beomgyu yang masih harus memarkir motor besarnya.

"Soobin!" Yang dipanggil menoleh. Menatap Yeonjun dengan tatapan penuh tanya. Satu alisnya terangkat naik.

"Maaf ya hari sabtu kemarin aku langsung pulang, gak sempat pamitan sama kamu." Soobin masih bergeming. Sekarang pandangannya beralih ke arah Beomgyu yang berjalan mendekat.

Lalu senyum kecil tersungging di bibir tipisnya. "It's okay, Jun. Lo juga kan buru-buru. Gue ngerti, kok." Tapi matanya masih melirik tajam Beomgyu.

"Beneran ngerasa gak sopan aku, tuh. Sorry banget, ya?"

"No prob, Jun. Udah jangan di bahas---"

"Sorry." Beomgyu menyela. Yeonjun tanpa sadar menepuk pipinya pelan. Tunggu sebentar? Beomgyu said sorry to Soobin? Hah?

Soobin juga awalnya sempat kaget tapi buru-buru pasang tampang lempeng lagi. "Lupain, aja." Jawabnya agak gak nyambung.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang