Chapter 1

2K 167 17
                                    

Kalau kalian bertanya apa rutinitas Beomgyu di pagi hari, jawabannya akan selalu sama. Bangun tidur, mandi, ganti baju, sarapan lalu menjemput Yeonjun. Monoton? Tentu saja tidak. Karena setiap pagi Yeonjun akan berceloteh riang mulai dari hal-hal yang penting sampai sesuatu yang random. Beomgyu sih dengan senang hati mendengarkan. Katanya, ocehan Yeonjun itu penawar hati dari padatnya lalu lintas ketika mereka di jalan.

Seperti itu?

Of course, yes.

Karna coba tebak siapa yang baru saja memarkirkan motor besarnya di teras depan rumah Yeonjun?

Duh, sudah pasti Beomgyu.

Setelah meletakkan helmnya di atas tangki motor, Beomgyu lantas masuk kedalam rumah teman sedari kecilnya itu. Tanpa perlu repot-repot harus mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Pagi, Bi."

Bibi Kim menoleh lalu tersenyum lebar. "Pagi juga, anak tampan." Serunya masih dengan tangan yang sibuk mengelap beberapa guci milik keluarga Choi.

Beomgyu balas tertawa. Sejak kecil, Bibi Kim selalu menyebutnya anak tampan sedangkan panggilan khusus untuk Yeonjun adalah anak manis. Dan tidak berubah sampai sekarang. Malahan Yeonjun kadar manisnya setiap hari bikin tebu-tebu tidak mau tumbuh besar. Apa?

"Yeonjun udah siap, Bi?" Yang ditanya mengerutkan alisnya. "Wah, kalau itu bibi juga tidak tau. Tadi sih katanya sudah bangun tapi kok belum turun juga sampai sekarang."

Beomgyu menghela nafas. Semoga saja apa yang dia pikirkan itu salah. "Kalau gitu Gyu ke kamar Yeonjun dulu ya, Bi?" Yang kemudian hanya di balas dengan anggukan ramah.

Dan benar saja. Yeonjun masih terlelap. Tubuhnya bergulung di balik selimut tebal bermotif bintang--- dan hanya puncak kepalanya saja yang terlihat.

"Ya ampun." Beomgyu memijit pelipisnya lalu beringsut mendekat. "Yeonjun? Hei, bangun."

Bukannya menjawab, Yeonjun malah bergumam pelan. Entah apa.

"Ayo, bangun! Nanti kita telat, lho." Dan lagi, hanya rengengekan tidak jelas yang terdengar.

Merasa tidak ada pilihan lain, Beomgyu akhirnya menarik kedua lengan Yeonjun dan memaksanya untuk duduk. Tentu saja Yeonjun mengomel.

"Apaan sih, Gyu? Aku tuh masih ngantuk." Omelnya. Masih dengan mata yang tertutup.

"Untung aja aku datangnya agak awal hari ini." Tangannya terulur untuk merapikan poni Yeonjun yang jatuh berantakan di dahinya. Tersenyum kecil ketika Yeonjun masih betah merengek. "Buruan mandi sana."

"Ngantuk." Yeonjun masih tidak mau mengalah. Malahan sekarang menyandarkan kepalanya ke perut Beomgyu.

Kalau saja ini hari libur, Beomgyu pasti akan dengan senang hati menyuruh Yeonjun untuk kembali tidur. Tapi masalahnya mereka harus ke sekolah. Dan lagi, Yeonjun hari ini ada ulangan Akuntansi kan?

"Udah buruan mandi terus siap-siap. Aku tunggu di bawah, ya?" Beomgyu mencubit pelan hidungnya--- yang langsung ditepis oleh Yeonjun. Masih kesal karena tidurnya diganggu tapi tetap menurut dan pergi ke kamar mandi.

.

.

.

Beomgyu tau Yeonjun tidak selambat itu kalau hanya untuk urusan mandi dan pakai seragam. Tapi entah apa yang di lakukan Yeonjun sampai-sampai empat puluh menit kemudian baru keluar kamar. Setengah berlarian menuruni anak tangga sedangkan bibirnya sesekali berteriak "Anjir. Gyu, kita telat woy." Dan buru-buru menyeret Beomgyu begitu dia sudah sampai diruang makan.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang