Chapter 21

353 64 20
                                    

Beomgyu tidak ada dirumah.

Ponselnya juga mati.

Lalu Yeonjun harus apa?

Mengetukkan ujung sepatunya berulang kali ke kaki meja, matanya pun berpendar cemas. Beomgyu marah. Yeonjun jelas tau. Dan semua yang diucapkan Kai tadi ada benarnya, Yeonjun terlalu terburu-buru mengambil kesimpulan.

"Sial." Desisnya pelan---jemarinya berhenti pada satu nama dikontak close friend miliknya. Dengan ragu-ragu, Yeonjun memencet tombol 'dial'.

"Halo----"

"Taehyun, tau Beomgyu dimana?"

"Huh?"

Menghela nafasnya lagi, Yeonjun kemudian menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Berharap sahabatnya itu bisa memberinya solusi. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Dengan penuh penekanan di setiap katanya, Taehyun bilang kalau ia kecewa.

"Aku bukan mau membela Beomgyu ataupun membenarkan ucapannya Kai tapi serius, aku nggak habis pikir sama kamu. Kita berteman udah berapa lama sih? Seharusnya kamu tau dong Beomgyu nggak mungkin nonjok orang sembarangan."

"Taehyun---"

"I know, Beomgyu mungkin juga salah. Tapi yang bikin aku kecewa sama kamu tuh---ah udahlah Jun aku males berdebat. Gini aja deh, kita cari Beomgyu nya naik mobil sendiri sendiri aja ya? Sorry, tapi aku lagi nggak pengen ketemu kamu."

"Tae---"

"Im not blamming you, okay?"

Yeonjun mendesah lagi. Kepalanya terasa sangat pusing sekali. Ia rasanya juga ingin memarahi dirinya sendiri. Dasar Yeonjun tidak tau diuntung.

"Hu-um." Lalu berusaha menetralkan suaranya yang mulai memberat. "Nanti kabari aja ya kalau udah ketemu Beomgyu?"

"Sure."

Dan sambung telepon terputus secara sepihak. Lagi, Yeonjun tertawa sumbar. Menyesali perbuatannya juga tidak bisa membuat keadaan membaik, kan? Sembari memijat pelipisnya yang mulau berdenyut nyeri, ia berjalan menuju mobil---setengah membanting pintunya saat perasaan kalut kembali menghantui pikirannya.

Dasar bodoh.

Yeonjun bodoh.

.

.

.

.

.

Dan benar saja, Beomgyu ada disana.

Hampir tiga jam Taehyun mengelilingi kota tempat mereka tinggal namun nihil, tak ada jejak apapun mengenai Beomgyu. Bahkan teman-teman basketnya tak ada satu pun yang mengetahui keberadaannya.

Setelah memutar otak memikirkan kemungkinan tempat singgah sahabatnya itu, akhirnya pilihannya jatuh ke sebuah danau mati yang terletak di pinggir kota.

"Nih," Beomgyu tersentak saat dinginnya botol air mineral itu menyapa pipinya. Diliriknya Taehyun yang langsung mengambil posisi duduk (bersila) disampingnya.

Lalu hening.

Tidak ada percakapan yang terjadi.

Sampai satu desahan berat dari Beomgyu membuyarkan lamunan mereka.

"Aku mundur."

Taehyun mengerjap---tidak mau gegabah menebak.

"Pasti nggak bisa langsung hilang semua but I'll try my best untuk kurangi rasa sukaku ke Yeonjun." Senyumnya dengan miris. "I know it'll be hurt karna belum apa-apa aja aku udah sesakit ini."

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang