Chapter 11

483 65 12
                                    

"Kamu mau sampai kapan musuhan sama helm? Kalo gak ada aku gimana?" Yeonjun mencebik. Matanya menatap jahil Beomgyu.

"Makanya kamu jangan jauh-jauh. Disini aja terus sama aku." Beomgyu meniup kedua mata Yeonjun; membuat sahabatnya itu mengerang geli.

"Ngomong sama diri sendiri sana." Haa? Yeonjun mengerjap. Maksudnya? "Udah gausah dipikirin. Ke kelas, yuk?" Lalu Beomgyu menarik tangannya; menyelipan kelima jarinya di sela-sela jari milik Yeonjun.

Yeonjun senang. Satu minggu kemarin dia benar-benar seperti tidak ada semangat hidup. Beomgyu marah tapi dia tidak tau bagaimana cara meredakan amarah sahabatnya. Yang lebih parah malah hubungan mereka sempat berjarak. No. No. Yeonjun tidak mau lagi---

"Soobin!" Yeonjun menahan tangan Beomgyu; tersenyum lebar melihat teman sekelasnya yang baru saja keluar dari mobil. Dengan langkah gontai berjalan ke arah mereka. Yeonjun mengerutkan keningnya. Soobin kenapa?

"Selamat pagi, Yeonjun." Sapanya pelan lalu matanya menatap Beomgyu--- sekedar menaikkan kepalanya alih-alih memberikan ucapan selamat pagi, juga.

Beomgyu menghela nafas kemudian mengangguk.

"Soobin, you okay?" Yang ditanya buru-buru menoleh. "Tumben banget rambut kamu masih acak-acakan gini?"

Soobin terkekeh pelan. Menggaruk pipinya yang sebenarnya tidak gatal. "Gue... bangun kesiangan. So stupid, yeah?" Yeonjun menggeleng cepat. Tanpa sadar melepaskan tangannya dari genggaman Beomgyu.

"Aku juga pernah kok bangun kesiangan. Beomgyu juga. Iya kan, Gyu?"

"Ah, iya. Hehe." Sial. Beomgyu kelepasan terus menatap Soobin. Beruntung dia masih bisa mendengar pertanyaan Yeonjun.

"Sini, sini... coba aku bantu rapiiin dulu rambutnya." Kemudian tanpa tedeng aling-aling Yeonjun menarik kerah seragam Soobin; membuatnya menunduk. Yeonjun tersenyum lebar. Kedua tangannya merambat apik di rambut hitam milik Soobin. Merapikannya dengan jari-jarinya sendiri. Sesekali berjinjit ketika harus menjangkau rambut belakangnya.

Soobin mengerjap. Tubuhnya masih mematung. God. Kenapa dia jadi canggung begini, sih? Kemana Choi Soobin yang dulu? Kedua matanya beralih menatap wajah Yeonjun. Ternyata, kalau dilihat lebih dekat wajah Yeonjun benar-benar kecil. Pipinya bulat sekali. Sial. Soobin gemas.

Soobin sibuk menahan gemas. Yeonjun sibuk merapikan rambut Soobin dan Beomgyu sibuk menahan gejolak amarah yang mulai timbul di otaknya.

"Taehyun! Tunggu!"

Yang menoleh bukan hanya Taehyun tapi juga Soobin dan Yeonjun.

"Jun, aku duluan ke kelas ya? Aku lupa hars cross check tugas bahasa inggris. You know, Im kinda weak of pragmatics." Yeonjun masih bergeming. Matanya mengedip lucu--- beserta Soobin yang masih menunduk karena tangan Yeonjun tidak sedikit pun beranjak dari kepalanya.

"Oh... okay? See you?" Beomgyu mengangguk. Membawa tangannya untuk mencubit kecil pucuk hidung Yeonjun.

"See you too my lechy." Kemudian berlari mengampiri Taehyun yang berdiri mematung di perpustakaan. Barulah setelah Beomgyu berjarak lumayan dekat, Taehyun kembali berjalan. Tidak memperdulikan rangkulan lengan Beomgyu di lehernya.

"Mau sampai kapan gue nunduk terus? Pegel nih leher." Oh... oh... Yeonjun segera melepaskan jemarinya dari kepala Soobin. Tersenyum sedih ketika melihat Soobin merenggangkan otot-otot lehernya.

"Sorry?"

Soobin tertawa. Dengan kurang ajar merangkul bahu Yeonjun agar yang lebih pendek semakin dekat dengannya. "No need to say sorry, sweetie." Kemudian tertawa terbahak-bahak setelah mendapat satu cubitan kasar di pinggangnya.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang