chapter 3

869 134 3
                                    

Baekhyun duduk di restoran dekat dengan kantor polisi Seoul. Ia melihat ke arah jam tangannya beberapa kali dan menunggu seseorang.

Ketika dilihatnya sahabatnya itu. Ia segera melambaikan tangannya.

"Kau lama sekali Kim Jongin"

Jongin tertawa renyah. Ia tertawa melihat ekspresi kesal Baekhyun. Walaupun umurnya jauh diatas Baekhyun. Namun bukankah bersikap seolah olah mereka sahabat tidak apa apa? Bahkan Baekhyun juga menganggapnya sahabat.
"Maafkan aku bocah ahahahaha"

Baekhyun tidak peduli. Ia justru sibuk meminum kopi yang sudah ia pesan tadi.
"Bagaimana kasusnya? Sudah ada informasi baru?"

Jongin mendecak sebar. Hei dia ini ketua kepolisian, berani sekali anak didepannya ini berbicara tidak sopan kepadanya. Namun itu sudah biasa baginya dan ia tidak mempermasalahkannya.

"Seharusnya kau membantu kami Baekhyun. Aku kan sudah memintamu begitu. Justru kau sering menghilang dan malah bertanya hal seperti itu"

Baekhyun menatap Jongin dengan tatapan mengejek. Lucu sekali batinnya.
"Aku sudah membuat spekulasi ketua Kim yang terhormat. Di dalam kepalaku bahkan sudah ada berbagai rentetan berharga tentang kasus itu"

Jongin atau biasa disebut dengan ketua Kim itu tidak mempermasalahkan gaya bicara Baekhyun yang seenak udelnya ini. Toh dari dulu memang Baekhyun seperti ini. Ia tak begitu mempermasalahkannya.

"Katakan padaku. Apa spekulasimu itu?"

Baekhyun mendekatkan wajahnya kepada Jongin mengisyaratkan bahwa ini adalah informasi yang sangat berharga.
"Pelakunya kidal hyung"

Jongin mengeryitkan dahinya.
"Bagaimana bisa?"

"Huh. Sangat tidak menyenangkan berbicara dengan orang bodoh. Baca buku lebih banyak lagi hyung! Ah risih juga aku memanggilmu dengan sebutan hyung"

"Yak! Byun Baekhyun!!"

-

Chanyeol sedang melihat ke arah monitor dan memperhatikan kasus kasus yang lainnya. Bukankah selain mayat itu juga masih ada kasus lainnya? Seperti pencurian, perampokan, ataupun sejenisnya.

Chanyeol menghembuskan nafasnya dan menengadahkan kepalanya ke arah atas. Rasanya haus sekali. Seketika ia melihat ke arah Sehun. Muncul sekelebat ide di pikirannya.

"Sehun. Buatkan aku kopi nee?"

Sehun menatap horor ke arah Chanyeol. Sebal sekali ketika kau sedang fokus terhadap pekerjaanmu namun tiba tiba dimintai bantuan yaitu sekedar membuatkan kopi. Cih yang benar saja.
"Tidak akan polisi Park Chanyeol"

Chanyeol mengacak rambutnya frustasi. Oh ayolah, tenggorokannya sangat haus saat ini dan dia sangat malas untuk berjalan.

Tak lama kemudian terdengar suara ketua Kim yang memasuki ruangan itu. Ia bersama dengan Baekhyun yang meminum soda.

"Chanyeol,kau sudah menyuruh tim forensik mencari senjatanya?"

Chanyeol menganguk sebagai jawabannya. Ia masih haus, ingat?

"Sehun, tolong buatkan kami kopi"

Sehun mengambil posisi hormat menghadap ketua Kim dan Baekhyun.
"Saya laksanakan ketua Kim"

Chanyeol yang melihat kepergian Sehun untuk membuat kopi membuatnya jengkel, bahkan sangat jengkel. Tadi saja saat ia yang menyuruh Sehun tidak menurutinya sama sekali, dasar menyebalkan.

Baekhyun menghabiskan minuman sodanya dan segera duduk di kursi sebelah meja ketua Kim. Sembari menunggu Sehun membuatkan kopi, bukankah bermain game tidak masalah?

Sehun akhirnya datang dengan membawa tiga gelas kopi yang ada di atas nampan. Ia membagikan kopi itu untuk ketua Kim, Baekhyun dan tentu saja dirinya sendiri.

"Terima kasih Sehun-ssi"

Sehun hanya menganguk mendengar ucapan itu dari ketua Kim. Ia pun juga meminum kopi hasil buatannya itu.

Baekhyun memperhatikan cara minum Sehun sedari tadi. Setelah selesai, ia membuang botol sodanya dan menghampiri Sehun.

"Sehun-ssi, kau kidal?"

"Oh tidak. Aku hanya senang jika minum menggunakan tangan kiri. Kurasa aku juga sedikit terampil menggunakan tangan kiri"

Baekhyun menganguk mendengar penuturan Sehun barusan. Tiba tiba saja suara dering telepon kantor polisi membuat atensi seluruh orang yang ada di ruangan tersebut teralihkan. Terlihat polisi Irene yang mengangkat telepon tersebut.

"Ada apa Irene?"

"Tim forensik telah menemukan senjata yang kita cari, ketua Kim"

Sontak saja ketua Kim langsung berdiri dan mengambil jaketnya. Ia berencana untuk pergi ke kantor forensik tentu saja. Ah ia lupa sesuatu
"Baekhyun ikutlah denganku"

-

Ketua Kim setia melihat pisau yang ada didepannya ini. Pisau jenis kiyotsuna yasogi yang terkenal dengan ukiran jepang nya. Pisau dengan ukiran cantik dan desain yang sangat bagus. Sayangnya pisau didepannya itu sudah ternodai dengan darah Jung Hee Jun.

"Kurasa pelakunya mempunyai style yang tidak main main Hyung"

Jongin mengerti perkataan dari Baekhyun. Siapa juga pembunuh yang rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli pisau mahal seperti itu dan akhirnya hanya dibuang.

"Dulu aku menabung beberapa tahun hanya untuk membeli pisau seharga dua ribu won"

Baekhyun mengingat ingat kembali masa masanya mempelajari jenis jenis pisau. Dari yang ringan sampai tajam. Seketika ia teringat kembali dengan apa baru saja ia lewatkan. Ditatapnya Kim Jongin yang masih termangu dengan pisau tersebut.

"Hyung! Bukankah ada aneh dengan pelaku ini?"

Kim Jongin mengeryitkan dahinya. Aneh katanya? Mungkin yang ia terka keanehannya hanyalah karena senjata yang bisa dibilang cukup mahal.

"Dari sayatan leher dan jenis pisau ini, kurasa dia benar benar meniruku"

"Apa?!!"

Kim Jongin lagi lagi dibuat bingung dengan pemikiran Baekhyun. Memang benar katanya, sayatan leher yang ada di mayat Jung Hee Jun kemarin mempunyai pola yang sama dengan sayatan pada kasus Baekhyun. Tidak hanya lurus namun dibuat menjadi tiga lapisan rapi.

"Seseorang yang tau tentang detail sayatanku hanyalah orang yang menghadiri persidangan waktu itu. Ya tahun 2011. Aku yakin sekali hyung! Aku yakin sekali!!"

Jongin menatap Baekhyun sedikit tegang. Jika pelaku meniru gaya Baekhyun. Mungkin saja bukan jika seseorang tersebut memang bajingan gila. Kasus Baekhyun dimulai tahun 2011 lalu dan itu sungguh kasus yang menggeparkan. Hanya beberapa orang saja yang masuk ke dalam persidangan saat itu dan didalamnya termasuk Jongin dan Jung Hee Jun. Setau Jongin yang ada di dalam persidangan hanyalah rekan polisi saat itu dan beberapa saudara keluarga Byun. Bahkan tidak ada media sama sekali. Artinya pelaku merupakam orang yang ada di dekat mereka selama ini.

"Kita periksa, apakah ada sidik jari di pisau itu"

Baekhyun hanya menganguk mendengarnya. Ia kemudian membuntuti Jongin untuk melihat proses pencarian sidik jari di pisau itu.

"Tidak ada sidik jari sama sekali. Kurasa pelaku menggunakan sarung tangan atau dia melukai jarinya sendiri"

__________

Police (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang