»first dinner«

4.1K 618 13
                                    

took you like a shot, thought that i could chase you with a cold evening

wonyoung melahap makanannya sambil menatap keluarga tante chaerin canggung. tak ada yang berbicara sejak makan malam dimulai, mungkin memang kebiasaan.

tak sengaja netranya berpas-pasan dengan haruto, anak kedua tante chaerin yang sedang menatapnya datar.

haruto dan kakaknya, sakura, ini blasteran jepang-korea, karena tante chaerin menikah sama orang jepang, tapi suaminya udah meninggal waktu haruto masih kecil, wonyoung lupa kapan.

sebelumnya haruto sudah pernah bertemu wonyoung beberapa kali, tapi jarang. terakhir bertemu hari ini, di pemakaman, tentunya haruto hadir sebagai keluarga.

wonyoung mengalihkan pandangannya dari haruto dan kembali berlanjut untuk melahap habis makanannya.

beberapa menit kemudian tante chaerin meletakkan sendok dan garpunya membuat dentingan kecil pada piring. tante chaerin tersenyum, bersiap akan meluncurkan kalimat.

"sakura, haruto, udah tahu kan kalo wonyoung bakal tinggal sama kita sekarang? mama harap kalian cepet akrab, yaa." masih dengan ulasan senyum, tante chaerin membelai surai wonyoung.

wonyoung mendongak dan tersenyum canggung kepada sakura dan haruto yang beraut datar.

tante chaerin mengangkat piringnya dan beranjak ke dapur, namun sebelum itu ia menyampaikan pesan lagi. "haruto nanti cuci piring ya,"

haruto tak menjawab, pria itu mendengus sebal dan mempoutkan bibirnya namun masih lanjut melahap makannya.

kini tante chaerin beralih duduk di sofa dan menyalakan tv. dari ruang tamu tante chaerin berteriak agak nyaring, "wonyoung nanti kesini ya, tante obatin lukanya."

mendengar itu sontak sakura dan haruto kompak menatap wonyoung lagi, memang benar rupanya bahwa di sekujur tubuh wonyoung masih ada sisa-sisa luka bakar yang belum mengering.

makan malam berlanjut hening, untung sakura berinisiatif membuka pembicaraan.

"besok sekolah, won?"

wonyoung mengangguk singkat. "iya, kak."

"oh, mau bareng? besok kakak kuliah pagi, sekalian nganter haruto."

"e-eh, iya, kalo boleh," jawab wonyoung.

"boleh lah, eh kakak udah selesai, kakak ke kamar ya." sakura mengangkat alat makannya dan pergi ke dapur, kemudian berlalu ke kamarnya.

kini sisa wonyoung dan haruto, hening. wonyoung merasa canggung untuk membuka pembicaraan alhasil ia cepat-cepat menghabiskan makanannya dan segera menaruh piring di dapur kemudian pergi ke ruang tamu.

sekilas matanya menangkap haruto yang masih duduk manis sendirian sedang melanjutkan makan malamnya.

wonyoung menghampiri tante chaerin yang sedang duduk dengan kaki menyilang di sofa. di sampingnya ada kotak obat-obatan berwarna biru.

"eh, won, sini duduk." tante chaerin menepuk bagian kanan sofa yang kosong melompong.

wonyoung segera memposisikan diri di tempat yang tante chaerin maksud.

tante chaerin segera menyiapkan salep untuk luka bakar yang membekas pada wonyoung. wanita berusia kepala tiga itu mulai mengoleskan salep di bagian leher, lengan, dan pergelangan kaki wonyoung. wonyoung beruntung karena wajahnya tak terkena luka bakar sedikitpun.

"wonyoung, nanti mau tidur di kamar kkura nggak? kamar kkura agak besar jadi bisa dipake orang dua, biar kamu lebih akrab aja, sih," tante chaerin tersenyum masih dengan tangan yang sibuk mengoleskan salep.

"iya, tante, kalo kak sakura nya mau gapapa." wonyoung tersenyum tipis.

—back to you—

wonyoung meneguk air perlahan kemudian mengembalikan gelas yang ia pakai tadi ke tempatnya setelah ia cuci.

tadi ia tidak bisa tidur, masih terbayang dengan kejadian beberapa hari lalu. rasanya baru tiga hari lalu wonyoung bercanda tawa dengan orang tuanya dan hari ini mereka sudah harus berpisah dengan cara yang tak terduga.

wonyoung memutuskan untuk kembali ke kamar sakura. matanya sudah sembab karena menangis diam-diam.

namun sebelum menyentuh kenop pintu wonyoung dikagetkan dengan haruto yang keluar dari kamarnya menggunakan pakaian serba hitam.

haruto juga sama kagetnya, wonyoung tak tahu harus bereaksi bagaimana. pria itu mendekati wonyoung dan mencengkram bahunya.

haruto menatap wonyoung tajam, membuat wonyoung ketakutan setengah mati.

"jangan bilang mama!" bisiknya di depan wajah wonyoung langsung.

wonyoung hanya bisa mengangguk pasrah dan ketakutan, ia benar-benar tak tahu harus bagaimana.

"masuk, terus tidur, jangan pernah bilang siapa-siapa! termasuk kak kkura, ngerti?"

wonyoung kembali mengangguk, kemudian haruto mengendurkan cengkramannya. membuat wonyoung buru-buru masuk ke kamar sakura.

astaga, kalau begini bagaimana ia bisa tidur?

haruto sedang apa malam-malam begini? kenapa ia memakai pakaian hitam? ia mau pergi kemana? kenapa wonyoung tidak boleh memberi tahu tante chaerin dan kak sakura? pertanyaan-pertanyaan tersebut memenuhi otak wonyoung yang rasanya ingin meledak saat itu juga.

—back to you—

bentar, ini kan di chapt 2 chaerin ga punya suami, tapi di chapt 1 aku lupa kalo aku nulisnya nikah sama gd, sorry ya ㅠㅠ

back to you | wonrutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang