»get caught«

1.8K 348 34
                                    

overthinking every word and i hate it cause it's not me

setelah kejadian kemarin, wonyoung jadi sakit. pertama, dia baru datang bulan dan yang kedua, wonyoung demam tinggi.

haruto tadi panik mau masuk ke kamar wonyoung karena wonyoung enggak keluar dari kamar sejak pagi tadi. udah gitu tante chaerin juga pergi dari subuh tadi, alhasil haruto ngga jadi berangkat sekolah, dia ganti seragamnya dengan kaos rumahan biasa.

haruto sekarang lagi di depan kamar wonyoung, bimbang harus masuk atau enggak. takut keberadaan dia malah suasana hati wonyoung tambah runyam.

akhirnya haruto membulatkan tekad, ia menarik nafas panjang sebelum menarik kenop pintu kamar wonyoung.

terlihat, gadis itu sedang berbaring lemah di kasur dengan mata tertutup dan selimut sedada. tubuhnya berkeringat dan wajahnya pucat.

haruto buru-buru menghampiri wonyoung dan mengecek suhu tubuhnya. ia menggoyangkan bahu wonyoung agar gadis itu pelan.

"wony, kamu demam." baru saja berucap haruto juga menyadari bahwa pada selimut wonyoung terdapat bercak-bercak merah yang ia tebak merupakan darah.

"wony, ayo bangun dulu."

wonyoung menggeliat perlahan, ia berusaha membuka mata sambil menyesuaikan cahaya penerangan kamar.

"kenapa?" tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"kamu demam, won, sama kamu bocor."

wonyoung refleks menarik selimutnya ke atas, mengecek apakah di bagian bawah tubuhnya terdapat bercak merah. dan benar saja, celana pendeknya tampak berwarna kemerah-merahan.

"mandi dulu, habis itu makan terus minum obat, oke?" haruto mencoba menenangkan wonyoung yang kini menggigit bibir bawahnya, seluruh badannya sakit seperti habis tertimpa batu besar.

gadis itu mengangguk pelan sebagai jawaban. haruto segera keluar dari kamar wonyoung, menyiapkan sarapan.

namun karena haruto tak pintar memasak, berakhirlah ia membuat telur dadar saja.

bertepatan ketika wonyoung keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur, haruto menaruh sepiring telur dadar dengan nasi dan alat makan.

wonyoung tersenyum tipis sebelum duduk di kursi dan mulai melahap makanannya. sementara itu haruto sibuk mencari obat pereda demam untuk wonyoung.

wonyoung meletakkan alat makannya pada piring, membuat bunyi dentingan pelan. bertepatan dengan itu, haruto datang membawa segelas air dan satu tablet putih.

"ini, minum. habis itu istirahat."

haruto menyodorkan tablet putih yang ia cari pada telapak tangannya. wonyoung sempat menatap pria itu bingung, namun dengan cepat ia menyambar tablet yang haruto beri dan menelannya sambil meneguk air.

haruto tersenyum tipis melihatnya. syukurlah kalau wonyoung masih mau berinteraksi dengannya.

"mau ke kamar?" wonyoung menggeleng pelan.

"yaudah, aku cuci piring dulu." haruto pergi ke wastafel membiarkan gadis itu menunggu di meja makan sendirian.

namun tiba-tiba saja sepasang lengan putih mulus bak porselen melingkar di perut haruto ketika pria itu sedang membilas piring kotor.

"maaf ya kemarin marah-marah." wonyoung menenggelamkan wajahnya pada punggung haruto.

lagi-lagi wonyoung mengalah, demi haruto. haruto terdiam sejenak kemudian tersenyum lebar.

ia mematikan air kran dan membalikkan tubuh, tangannya tergerak mengangkat tubuh wonyoung di punggungnya.

"buat apa kamu nggak salah, kok. aku sayang kamu," tutur haruto.

wonyoung tersipu malu, ia menyembunyikan wajahnya pada punggung lebar haruto. "aku juga sayang kamu."

haruto tersenyum lebar, ia membawa gadis itu ke kamarnya, kemudian membaringkan wonyoung di kasur. haruto berjongkok supaya dapat menyejajarkan wajahnya dengan wonyoung.

"jangan marah ya, aku sayang kamu," ujarnya lagi lalu membanjiri setiap inci wajah pucat wonyoung dengan kecupan.

wonyoung ikut mengulas senyum, jari-jarinya tergerak merapikan rambut haruto yang berserakan kemana-mana.

menit-menit selanjutnya dilalui dengan hening, keduanya saling menatap dengan wajah tersipu malu.

"haru," panggil wonyoung, haruto berdeham pelan.

"nanti kalo ketahuan gimana?" lanjutnya, kini dengan raut cemas.

haruto terdiam sejenak, ketika akan menjawab pintu kamar haruto dibuka oleh seseorang.

"loh, haruto? wonyoung? kalian ngapain?!" sakura berdiri di depan kamar haruto dengan wajah terkejut setengah mati.

—back to you—

"jadi kalian pacaran?"

wonyoung mengangguk pelan karena malu, berbeda dengan haruto yang menjawab lantang, "iya!"

wonyoung semakin tertunduk malu.

"yaudah sih, kakak kan cuma tanya, gausah ngegas juga lah," balas sakura dengan bersungut-sungut.

jadi tadi wonyoung yang kaget langsung refleks berdiri dari kasur. sakura yang kepalanya dipenuhi pertanyaan langsung menyuruh keduanya untuk keluar dari kamar.

tadinya sakura pergi ke rumah untuk mengambil buku-bukunya yang tertinggal di kamar karena lupa, ia sempat bingung karena tak menemukan haruto dan wonyoung. rupanya sedang bermesraan di kamar.

"mama tau?" tanya sakura.

"enggak," jawab haruto.

"oh, kalo gitu tak kasih tau ke mama ya?"

"ya, janganlah! nanti aja kalo pulang," sergah haruto cepat.

"telat, udah tak kasih tau," balas sakura cuek sembari menunjukkan chat-nya dengan tante chaerin.

haruto dan wonyoung menjatuhkan rahang tak percaya.

—back to you—

back to you | wonrutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang