»weird things«

2.7K 498 45
                                    

and every time we talk, every single word builds up to this moment

wonyoung mendongak menatap bintang yang berkelap-kelip jauh di langit sana. ia tersenyum kecil sebelum kembali meneguk colanya.

ini sudah pagi, fajar lebih tepatnya, sudah setengah jam wonyoung duduk di pinggir pantai menikmati angin semilir yang menembus kulitnya.

tadi ia memang sengaja bangun lebih pagi untuk menikmati angin pantai di pagi hari. dan benar saja, usaha wonyoung untuk bangun pagi tidak sia-sia, rasanya sangat rileks untuk menikmati angin fajar seperti ini.

tiba-tiba saja entah dari mana haruto datang, pria itu berdiri di belakang wonyoung yang tak menyadari kehadirannya.

haruto melemparkan selimut tepat di atas kepala wonyoung, membuat gadis itu siap untuk mengumpat karena merasa terganggu.

haruto terkekeh kecil sebelum menempatkan diri di sebelah kanan wonyoung.

"apa sih?" desis wonyoung kesal.

"pake selimutnya," jawab haruto singkat.

wonyoung mendengus sebal namun tetap melingkarkan selimut tersebut pada tubuhnya.

"cantik, ya?" ujar haruto.

"apanya?" balas wonyoung tak mengerti.

"pemandangannya, gue baru pertama kali ke pantai."

"dih, gak tanya." wonyoung bangkit berdiri bersiap untuk kembali ke villa karena matahari sudah mulai terbit menggantikan malam.

haruto mencekal tangan gadis itu.

"lo satu-satunya yang tahu kalo gue ngerokok sama keluar malem. gue harap lo nggak bocorin tentang itu."

wonyoung memutar bola matanya malas, topik ini lagi. wonyoung heran kenapa haruto harus selalu mengingatkan dirinya tentang topik ini. padahal wonyoung juga tak pernah membocorkan hal itu pada siapapun.

"ga usah diulangin terus, deh. lo kira gue pikun apa gimana sih?"

wonyoung yang kesal segera menepis tangan haruto dan menghentakkan kakinya di pasir menuju villa.

haruto tersenyum tipis.

—back to you—

hari kedua dilanjutkan dengan perasaan bahagia, paginya mereka menghabiskan waktu di villa. kemudian setelah makan siang, haruto, sakura, dan wonyoung bersiap untuk berenang di pantai sementara tante chaerin membeli bahan makanan untuk barbeque nanti malam di supermarket dekat villa.

sakura berlari kencang menapaki pasir putih yang menghubungkan daratan dengan laut. ia berteriak senang seolah-olah ini hari terakhirnya di bumi, maklum saja, sakura jarang berlibur karena sibuk kuliah.

sakura yang pertama menceburkan diri, seluruh tubuhnya langsung basah kuyup. wonyoung dan haruto masih berjalan santai dengan pakaian renang.

"ruto, wony! sini deh, seger banget!"

mendengar itu teriakan kakaknya, wonyoung dan haruto tertawa kecil sebelum ikut membasahi diri dengan air pantai.

sakura tertawa senang melihatnya, ia menarik kaki haruto dari bawah air membuat pria itu kehilangan keseimbangan.

wonyoung tertawa keras melihatnya, ia sendiri tak sadar bahwa semakin lama posisinya semakin menjauh dari sakura.

hingga ia sampai di kedalaman 1,7 meter tiba-tiba kakinya keram seolah dijatuhi batu besar bertubi-tubi, wonyoung merintih kesakitan sembari mencoba berenang ke pinggir pantai.

"kak kkura! tolong!" teriak wonyoung dengan tenaga seadanya.

kak kkura yang mendengar hal itu menyadari bahwa wonyoung sudah tak ada di sampingnya.

"haruto! itu wonyoung tenggelam! kakinya kram kayaknya, cepetan tolongin dulu! kakak ngga bisa!" perintah sakura panik sembari menepuk punggung haruto agar bergegas.

tanpa menjawab haruto yang juga panik segera berenang menuju posisi wonyoung, tubuh gadis itu sudah tak terlihat di permukaan.

untungnya haruto pintar berenang dan tubuhnya cukup tinggi untuk berdiri di kedalaman 1,7 meter. haruto menarik wonyoung yang masih meringis kesakitan di bawah air.

ketika mencapai permukaan yang semakin dangkal, ia merubah posisi gadis itu dalam gendongannya. wonyoung tak bisa berbuat apa-apa selain terus merintih karena kaki kanannya yang kram.

di pinggir pantai, sakura sudah menunggu dengan air muka yang cemas tak karuan.

"kak, ini wonyoungnya udah nggak kuat. kita ke villa lagi aja," kata haruto setelah sampai di pinggir pantai.

sakura hanya mengangguk pasrah, lagipula hari juga sudah semakin sore. di villa wonyoung bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik.

akhirnya mereka sampai kembali di villa setelah berjalan selama kurang lebih 10 menit. sakura segera mencari kompresan air hangat sementara haruto membaringkan tubuh wonyoung pada kursi.

wonyoung masih tak hentinya meringis kesakitan, haruto mengelus puncak kepala gadis itu untuk menenangkan.

wonyoung terkesima untuk sesaat, haruto tidak pernah seperti ini sebelumnya. hari ini haruto bersikap super aneh!

tak lama kemudian sakura datang dengan baskom berisi air hangat, memecahkan hening dan kecanggungan di antara haruto dan wonyoung.

"dikompres dulu ya," wonyoung mengangguk pasrah ketika kakinya dibasuh dan dipijat dengan air hangat.

"haruto, kamu telpon mama, ya. habis itu mandi soalnya ini udah sore." haruto mengangguk sekilas sebelum akhirnya tak terlihat di balik pintu kamar

—back to you—

back to you | wonrutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang