29. tawaran yurika

590 36 2
                                    

Karina, Zayn, dan Orion sampai di Akasia setelah melalui waktu enam setengah jam menggunakan kuda. Waktu separuh hari itu cukup menguras banyak tenaga, meskipun yang mengendarai kuda adalah Zayn, tetap saja badan karina pegal karena berada di bawah kukungan pria itu selama berjam-jam.

Pandangannya menerawang menatap sekeliling. Diam-diam dia menjadi pusat perhatian karena datang bersama dengan pangeran Zayn, si putra mahkota bersama dengan Orion, putra jendral Aidruss yang tidak lain adalah adik dari raja Andreas.

Ketika tangannya ditarik oleh Zayn hendak masuk ke dalam istana, Karina bergeming, menahan zayn untuk berhenti. Seketika Zayn berbalik, menatap Karina bingung.

"Ayo masuk!"

Karina tersenyum pelik menatap bangunan megah yang berdiri kokoh di hadapannya. Adalah sebuah keberuntungan baginya bisa tinggal di istana ini selama berbulan-bulan. Tempat yang menaunginya dari panas dinginnya cuaca, dan tempat memberinya perlindungan dari ancaman luar. Sayangnya, dia tidak bisa lagi Kembali ke tempat ini. Kehadirannya tidak diterima dengan baik oleh seluruh penghuni istana, baik itu raja sampai pelayan sekalipun.

"Ada apa denganmu, Karina? Ayo masuk, aku lelah ingin beristirahat."

"Masuklah. Aku akan pergi," katanya diiringi senyuman.

"Kau mau pergi ke mana? Tempat tinggalmu ada di sini."

"Istana bukan tempat tinggalku. Lagipula aku sudah diusir, bagaimana bisa aku kembali ke tempat yang tidak menerimaku?" Lagi-lagi Karina mengatakannya dengan senyum yang mengembang, tapi Zayn bisa tahu jelas ada rasa sakit di tiap ucapannya barusan.

"Kalau begitu aku mengundangmu kembali ke istana. Lagipula kau jangan terlalu memikirkan perkataan raja, dia itu sudah tua jadi emosinya memang kadang tidak bisa dikendalikan."

"Tidak bisa, Zayn. Jangan terus paksa aku!" Balasnya tegas.

Zayn menghela napas panjang, mengenal Karina selama berbulan-bulan membuatnya menyadari bahwa gadis itu juga tidak kalah keras kepala dibandingkan dirinya. "Lalu apa maumu? Kau ingin tidur luntang-lantung di jalanan?"

"Aku masih punya koin emas pemberian raja, aku bisa menyewa penginapan dengan koin emas itu."

"Memangnya mau sampai kapan kau menyewa penginapan? Sampai mati?"

Bola mata Karina berotasi, memperlihatkan ketidaksukaan akan perkataan Zayn barusan. "Kali ini jangan berani-berani menghalangiku. Aku akan sangat marah padamu jika kau melakukannya!"

"Kau yang jangan berani menentangku. Sudah banyak kesialan yang kau dapat karena telah menentangku, ingat?"

Karina memijat pelipisnya yang mendadak berdenyut nyeri, "aku tidak suka tinggal di istana. Kehadiranku tidak dihargai di sana, mereka semua memperlakukanku seperti sampah."

Karina menangis mengeluarkan unek-uneknya. Bertahan tidak semudah yang ia bayangkan. Semakin hari, semakin banyak yang membuat dia tidak betah. Setelah Zayn tidak mempekerjakannya lagi sebagai pelayan, semua pelayan seperti bekerja sama mempermainkannya.

Beberapa hari yang lalu, saat Karina sarapan pagi, makanannya ternyata basi, kadang juga dia hanya diberi makan sehari sekali dengan alasan pelayan lupa mengantarkan makanan lantaran sibuk.

Terkadang, saat malam tiba, jendela kamarnya sengaja dilempari batu hingga menjelang subuh. Belum lagi pakaiannya yang tidak dicuci padahal pelayan mengatakannya sudah dicuci, ranjangnya kadangkala basah karena sengaja disiram air.

Entahlah, mungkin mereka merasa cemburu karena ia diperlakukan berbeda oleh Zayn melebihi pria itu memperlakukan yurika yang merupakan calon istrinya.

Bagaimana mungkin Karina bisa bertahan di neraka berkedok istana itu?

ParalaksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang