38. Yurika's revenge

480 36 4
                                    

Karina menjalani hari-hari membosankan dengan belajar menyulam bersama Amber. Meski sulit, tapi rasanya menyenangkan. Jiwa ambisiusnya bangkit. Ia adalah orang yang suka belajar dan gampang belajar. Maka bukan hal sulit baginya untuk pintar menyulam dalam waktu dua hari.

"karina!" Amber memanggil tak santai, membuat karina yang sebelumnya sibuk menyulam akhirnya menoleh.

"Ada apa?" Alis Karina mengerut bingung.

"Di depan ada maya, pelayan putri yurika."

"Apa? Kenapa dia tahu keberadaanku di sini?" Karina bangkit tergesa-gesa, hendak menyembunyikan diri, tapi langsung di tahan oleh amber.

"Putri yurika memanggilmu!"

***

Yurika mendapati dirinya berjalan-jalan di sepanjang taman mawar. Tanaman rambat tipis melengkung di atas pergola yang ia lewati, memungkinkan matahari
pagi merembes melalui celah, tetapi cukup untuk membuat
mereka tetap berada di area teduh.
Ia berhenti sejenak, melihat sekeliling dengan senyum Anggun, sebelum akhirnya menoleh pada Karina.

"tidakkah menurutmu cuaca hari ini bagus? Sepertinya
musim semi benar-benar akan datang kapan saja sekarang!
Bukankah kau juga berpikir begitu, Karina?" Dia bertanya,
mencoba melibatkan Karina dalam percakapan ringan.

Karina menjauh darinya, beberapa langkah di belakang, dan kepalanya tertunduk menyedihkan saat senyum kaku tersungging di bibirnya. Dia tetap diam.

Yurika memiringkan kepalanya, mengangkat alisnya pada gadis itu.
"Karina?" Dia bertanya sekali lagi, dan Karina akhirnya tersenyum.
Dia sangat pucat saat berdiri di depan tunangan pangeran.

"A-Aku juga setuju." Karina menjawab dengan lembut. Yurika memberinya senyum puas, sebelum mengalihkan perhatian kembali ke kebun mawar.

Karina gadis yang cantik, yurika akui itu, ia juga cerdas, tapi sayangnya nilai plus itu benar-benar tidak ada gunanya lagi di Matanya. Terlebih setelah dia mengetahui semua kenyataannya. Gadis ini bukanlah kekasih Zayn, tapi seorang pesuruh yang bersedia menghancurkan rencana pernikahannya. Itu artinya, yurika bebas melakukan apa pun kepada gadis pesuruh ini.

Yurika mendekati bangku di dekatnya, mengibaskan
saputangannya ke suatu titik. Kebun mawar berada dalam
peralihan antara musim dingin ke musim semi. Dia bisa
melihat embun tipis yang berkilau karena sinar matahari dan ketebalan salju yang berkurang di sekitar tanah. Angin sepoi-sepoi melewati mereka, menyapu lembut ke pipinya yang kemerahan, mengepulkan beberapa helai rambut dan pita di topinya.

"Kenapa kau terlihat sangat gugup?" Tanya yurika tersenyum anggun.

Karina tersentak sebelum membalas senyuman yurika. Ia sudah tidak berani melawan yurika seperti sebelum-sebelumnya jika mengingat posisinya di sini hanya dianggap sebagai penyusup, bukan kekasih Zayn lagi. Yurika pun bertindak semakin angkuh.

Trenggg...
Suara gelang yang membentur lantai batu memecah kesunyian di sekitar mereka, saat keduanya melihat ke bawah dan melihat bagaimana gelang itu menggelinding di lantai, sebelum bergoyang hingga berhenti. Itu adalah gelang platinum Yurika, berkilauan di lantai batu saat
sinar matahari menerpa dengan indah.

Yurika mengerutkan kening saat dia merasakan pergelangan tangannya menjadi ringan sebelum
mendengarnya jatuh. Sepertinya pengaitnya telah lepas dan
putus saat dia memakainya.

"Ya ampun, bisakah kau membantuku Karina?" Dia
memanggil dengan lembut, dan Karina berkedip, tidak
bergerak.

"Y-ya?" Karina merasa sedikit frustrasi atas semua ini. Mengapa dia harus berada di sini? Tetapi ketika irisnya bertemu dengan mata Yurika, ia segera mengerti permintaan gadis itu, segera setelah yurika tersenyum padanya.

ParalaksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang