46. about time machine

456 29 5
                                    

"Selamat pagi, Nona Karina. Bagaimana tidur anda semalam?" Seorang wanita dengan blus putih gading dipadukan rok panjang hitam, dan apron putih bersih berdiri tegap di depan kamarnya. Menyambut Karina yang baru bangun tidur dengan senyuman lebarnya.

Karina yang baru saja bangun terkejut sejenak, tetapi segera duduk di tepi tempat tidur. "Kamu siapa?"

"Nama saya Adel, saya adalah pelayan yang ditugaskan oleh pangeran Zayn untuk membantu Anda," jawab Adel sambil melangkah masuk ke dalam kamar. Dia membawa nampan berisi sarapan yang terlihat lezat.

Karina mengerutkan kening, "tapi aku tidak membutuhkan pelayan. Katakan pada Zayn, bahwa aku bisa melakukan semuanya sendiri!"

Adel tersenyum tipis dan meletakkan nampan sarapan di meja kecil dekat tempat tidur. "Maafkan saya sebelumnya, nona. Tapi saya tidak berani berkata demikian."

Karina menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sebelum mengusap wajahnya frustasi. "Dengar, Adel. Menjadi pelayanku tidaklah mudah. Sedikit saja kesalahan yang kamu lakukan, maka kamu akan dihukum berat. Kamu tahu itu tidak?"

Karina cukup trauma jika harus melibatkan orang lain lagi dalam hidupnya. Sebelumnya Edward, sekarang Amber, jangan sampai Adel ikut terluka seperti mereka karna terlibat dengannya.

"Saya bersedia dihukum jika saya melakukan kesalahan nona, itu adalah hal yang pantas saya dapatkan," katanya tegas.

Karina menatap Adel dengan tatapan rumit, mencoba menilai keberanian pelayan baru ini. Bagaimanapun, ia merasa terganggu dengan kehadiran Adel yang tiba-tiba dalam hidupnya.

"Baiklah, terima kasih, Adel." Karina menyerah. Bicara panjang lebar dengan Adel tidak ada gunanya sebab yang memegang kunci saat ini adalah Zayn. Ia akan mencari waktu dan berbicara serius dengan laki-laki itu nanti.

"Sama-sama, Nona. Saya akan berada di luar kamar jika Anda membutuhkan sesuatu," ujar Adel sebelum meninggalkan kamar, menutup pintu dengan pelan.

Setelah Adel pergi, Karina merasa sedikit lebih tenang. Dia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju jendela besar yang menghadap ke taman mansion. Matahari pagi yang cerah menyinari taman dengan keindahan yang menenangkan. Bunga-bunga bermekaran, dan burung-burung berkicau riang.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Karina keluar dari kamarnya. Langkahnya yang hendak menuju kamar Zayn terhenti melihat Adel yang berjalan menuju ke arahnya.

"Apa anda membutuhkan sesuatu, nona?" Tanyanya spontan.

"Tidak ada Adel, aku hanya ingin menemui Zayn."

"Pangeran Zayn berangkat ke akademi pagi-pagi sekali sebelum nona bangun," beritahu Adel membuat Karina menghela napas panjang.

"Baiklah kalau begitu."

"Pangeran Zayn berpesan kepada saya sebelum beliau pergi untuk membawa nona berjalan-jalan di pasar."

Kedua pupil mata Karina berbinar mendengar perkataan Adel. "Benarkah? Aku bisa keluar dari sini?"

Adel mengangguk sambil membalas senyuman Zayn. "Benar, nona."

***

Karina terpesona oleh keramaian dan warna-warni yang menyambutnya. Tenda-tenda berjejer rapi, menjajakan berbagai macam barang mulai dari hasil pertanian segar, pakaian tradisional, hingga perhiasan yang memukau. Pasar ini tidak jauh berbeda dengan pasar yang ada di kota, namun suasana di sini terasa lebih hangat dan penuh dengan kebersamaan. Para pedagang tampak akrab satu sama lain, saling berbincang dan tertawa di sela-sela menawarkan dagangan mereka.

"Apa ada hal yang ingin anda beli Nona?" Tanya Adel sambil mengamati reaksi Karina yang terpukau.

"Ayo kita melihat-lihat dulu," Karina menjawab dengan mata berbinar.

ParalaksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang