37. Zayn's decision

444 35 6
                                    

Don't forget to vote & Comment gaisss. Thank you♥️

***

Desas-desus tentang kesehatan Raja Andreas yang menurun mulai dengan cepat menyebar seperti api ke seluruh masyarakat kelas atas di Akasia.

Sebagian besar awalnya menganggapnya hanya sebagai rumor. Tetapi kabar itu diperkuat dengan keberadaan pangeran Zayn yang mulai mengambil alih semua tugas raja. Mulai dari rapat, kunjungan rakyat setiap Minggu, bahkan kini Zayn sendiri yang turun tangan langsung untuk mengecek lokasi longsor dan bertemu dengan para petinggi Akasia lainnya.

Rumor tentang pernikahan Pangeran Zayn dan putri yurika yang akan segera dilangsungkan juga menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Pasalnya, pangeran Zayn tidak bisa naik tahta sebelum dia menikah dan membawa seorang ratu untuk Akasia.

"Di mana putri yurika? Dia sudah kembali?" Zayn bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari berkas yang digenggamnya. Yurika kembali ke Alston satu pekan yang lalu, dan sampai saat ini Zayn belum tahu keberadaan gadis itu.

"Dia telah tiba tadi pagi," balas Edward.

"Kapan kita berangkat ke lokasi longsor itu?"

"Dalam satu jam lagi pangeran, kudanya sedang dipersiapkan."

"Apa jadwalnya bisa dipindahkan nanti sore? Aku punya beberapa urusan untuk diselesaikan."

"Keberangkatannya hanya bisa diundur sampai dua jam kedepan pangeran, jika kita ingin sampai di lokasi sebelum malam menjelang," beritahu Edward berhati-hati.

Zayn mengetukkan lidah dalam mulutnya berkali-kali, sebelum kembali berucap. "Baiklah."

Pria itu tidak membuang waktu, Setelah melakukan negosiasi dengan Edward, dia tiba lebih cepat di kediaman Yurika, tempat para pelayan terlempar karena kedatangannya yang tiba-tiba. Tanpa permisi, pria itu melangkah dengan anggun ke ruang duduk, menunggu yurika yang katanya sedang bersiap-siap.

"Senang bertemu denganmu, pangeran-ku." Yurika menyapanya dengan ramah. Zayn hanya menatapnya dengan tidak tertarik.

"Ah, maafkan aku tidak menyambutmu dengan layak. Tidurku sangat lelap karena melakukan perjalanan jauh sampai tidak sadar jika hari sudah siang."

Pria itu bersenandung sambil berpikir.

"Aku mengerti, duduklah." Zayn memberitahunya.

Agak mengejutkan, putra mahkota yang telah berstatus sebagai tunangannya itu datang berkunjung. Meski begitu, yurika merasa ada yang mengganjal di dada, terlebih saat dia menemukan raut wajah serius Zayn.

Yurika tahu, pria itu masih bertingkah seperti dirinya yang biasa, dan tersenyum padanya dengan sopan. Dia masih bertingkah seperti pangeran sempurna yang dikenal semua orang. Dari nada, sikap, dan gerak tubuhnya... Tapi, yurika yakin ada yang tidak beres.

Maka dia duduk saat Zayn memerintahkannya untuk duduk. Senyumnya melebar untuk memecahkan suasana dingin di antara mereka.

Teh segera disajikan di depannya, dan yurika menyesap minuman hangat itu dengan hati-hati sambil mencuri tatapan dari Zayn.

"Ada apa pangeran? Tidak biasanya kau ingin bertemu denganku sampai repot datang ke kediamanku Seperti ini?" Yurika bertanya was-was. Dia yakin ada yang sedang pria itu rencanakan.

"Tidak ada. Apakah salah mengunjungi tunanganku?" Zayn bertanya dengan salah satu alis terangkat, mengintimidasi yurika yang baru saja menelan tehnya.

Yurika tersenyum kaku. "Tidak. Tentu kau bisa mengunjungiku kapan pun kau mau."

ParalaksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang