🐬
malam ini chenle dan jisung lagi main ke pasar malam yang ada di kotanya. tapi waktu lagi keliling-keliling cari jajan, hujan turun. awalnya cuma gerimis, lama-lama tambah deras. jadilah sekarang chenle sama jisung neduh di salah satu stand di sana. nunggu reda.
"ji, tapi ini nggak reda-reda. udah kedinginan," kata chenle. badannya sudah menggigil, hidungnya juga sudah merah. kedinginan.
"terus gimana? kalau nerobos nanti lo malah sakit. gue lupa bawa jas hujan lho," kata jisung.
"nggak apa. gue nggak segampang itu sakit. ayo terobos aja."
"sebentar," kata jisung. dia ngelepas jaketnya terus dipakai buat nutupin kepala keduanya.
"ayo."
mereka lari sampai parkiran.
"ji, pelan-pelan aja. gue nggak akan sakit," kata chenle. dia yakin pacarnya ini lagi khawatir sekarang. takutnya jisung bakal ngebut dan malah ada kejadian nggak mengenakan. apalagi sekarang hujan, jalan licin.
"iya. maaf ya gue nggak bawa mobil tadi," sesal jisung sambil ngehela napasnya pelan.
"utamakan keselamatan. gue nggak mau mati dulu," kata chenle. dia meluk perut jisung erat nyari kehangatan.
jisung ngelajuin motornya santai ke rumah sang pacar. yang penting selamat.
🐬
"langsung ke kamar mandi. nanti gue siapin bajunya," kata chenle waktu jisung sudah masuk kamarnya. jisung mutusin nginap di rumah pacarnya.
"ya."
setelah cowok jangkung itu masuk ke kamar mandi, chenle langsung nyari baju jisung yang ditinggal di rumahnya. memang beberapa baju jisung ditinggal di rumahnya. biar kalau tiba-tiba mau nginap nggak usah bingung. kayak sekarang.
chenle keluar kamar setelah baju buat jisung sudah siap di atas ranjangnya. chenle turun ke dapur, dia mau bikin coklat hangat.
omong-omong tadi chenle sudah mandi duluan.
chenle balik lagi ke kamarnya sambil bawa dua mug coklat panas. dia nyari keberadaan pacarnya itu.
"ji?" panggil chenle.
"balkon!" teriak jisung yang ternyata ada di balkon kamar chenle.
chenle langsung nyamperin jisung lalu duduk di sebelah pacarnya.
"coklat panas," kata chenle sambil nyodorin satu mug coklat panasnya.
"makasih."
"maaf ya, harusnya tadi gue bawa mobil," sesal jisung lagi. dia masih ngerasa bersalah sama cowok manis di sampingnya itu.
"nggak apa jii. gue udah ngerasa anget kok," kata chenle ngasih senyum manisnya ke jisung. "tadi juga cuacanya cerah kan waktu kita pergi. bukan salah lo," lanjut chenle.
"sini. peluk," kata jisung. dia ngerentangin tangannya, minta peluk.
chenle langsung masuk dalam rengkuhan jisung sambil ketawa pelan.
"gue suka aroma hujan. suka suara rintik hujan. tapi nggak suka kalau hujan basahin lo. gue khawatir," kata jisung lirih sambil nyembunyiin wajahnya di perpotongan leher pacarnya. chenle cuma ngelus-ngelus kepala jisung lembut.
"apa gue pake mobil terus aja ya?" tanya jisung sambil negakin badannya.
"nggak usah berlebihan jii. gue nggak apa-apa hujan-hujanan. lagian lo gantengan kalau pake motor," kata chenle. dia ketawa pelan, geli sama tingkah pacarnya itu. "gue tau lo khawatir. tapi jangan sampai berlebihan," lanjut chenle sambil ngecup pelan kedua mata jisung.
"gue sayang lo," kata chenle sambil ngusakin wajahnya di dada jisung.
"gue lebih sayang lo," jawab jisung sambil ngebalas pelukan chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
my bae [jichen] ●
أدب الهواةhanya daily activities sepasang kekasih. WARN‼️ [ bxb, written in lowercase, local!au, nonbaku ] ❌this is my imagination. if you don't like my imagination just don't read it, babe. and this is just a fiction, jangan bawa-bawa rl ke dalam book saya...