Day 3

894 167 17
                                    

~Ichiro POV~

Kesel.

KESAL KESAL KESAL!

ADA YA ORANG KAYAK DIA!

"Tidak perlu pura-pura ramah padaku, Yamada Ichiro. Menjijikan tahu"

KATANYA!

Benar kata dua adik manisku kalau dia menyebalkan!

SUPER DUPER MENYEBALKAN!

LAMPIR! SETAN!

Tidak boleh mengatai orang dosa.

TAPI DIA NGESELIN!

"Niichan, daijoubu?"

"Ah, aku hanya kesal saja"

"Ichinii kesal kenapa?"

"Pasti karena nenek sihir itu!"

"Ichinii diganggu?"

Mereka ada benarnya, tapi kalau diganggu itu bukan kata yang tepat.

"Hm...bukan diganggu kok"

"Niichan diapain?! Biar aku yang maju!"

"Dih, sok! Padahal cemen!"

"Nggak kebalik hah!? Kau itu bocah cemen cengeng lagi!"

Hah, malah ribut.

Kalau begini mana bisa aku lerai.

"Jiro, Saburo hentikan"

Ding! Dong!

Hah, tuh kan mengganggu tetangga lagi.

Aku jitak sayang satu-satu, "kalian ini bisa tidak ribut sehari saja. Suara kalian kadang terdengar sampai luar"

"Gomen niichan/Ichinii"

"Sekarang ikut aku ke depan buat minta maaf"

"Ha'i..."

Pusing kadang mikir mereka kenapa selalu ribut.

Padahal waktu kecil akrab sekali dan terlihat manis.

Waktu mengubah segalanya.

Baru aku pegang kenop pintu tapi aura yang menguar di luar sangat familiar.

"Urusai", dan benar saja dugaanku.

Orang yang membuatku kesal.

"Mainichi, mainichi...tidak bisakah kalian tidak berisik?"

Tiap hari katanya, padahal dia sendiri baru di sini.

Aku harus tegas sekarang!

~Author POV~

Aura yang di keluarkan Yamada bros ini bisa membuat siapa saja ciut sekarang.

Ichiro dengan aura singanya.

Jiro dengan aura cheetah.

Saburo dengan aura anak panther :v

Namun, orang yang protes ini tidak takut sama sekali.

Dengan background orange di belakangnya membuat nyala matanya semakin terlihat.

"Maaf, aku sudah menegur keduanya", ucap Ichiro berusaha ramah.

Dengan urat yang terlihat kecil :v

"Hah, aku tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaanku. Apa kalian tidak bisa tenang sedikit?"

"Kau pikir kau saja yang tinggal di sini hah? Tetangga lain saja sudah tidak peduli", Jiro maju.

Tatapan tajammu membuatnya mundur lagi, "ah, ini sepertinya yang paling bandel. Muka bodohmu itu tanda kau yang cepat emosi"

"Apa katamu!?"

"Jiro, tahan", bisik Ichiro. "Aku minta maaf"

Tatapan tajammu terlempar ke Ichiro, "segampang itu kau minta maaf? Lelaki kok lembek"

Ichiro mengepalkan tangannya, ditahan kedua adiknya.

"Hei kau! Kan bisa pakai--"

"Hah, suara cempreng bocah belum pubermu itu paling mengganggu. Tembus melewati headphoneku, Yamada Saburo"

Urat-urat kekesalan terlihat pada wajah mereka.

Yamada bros mulai tidak bisa melawan.

Seolah mereka melihat naga di belakangmu.

Naga yang muncul kalau ngumpulin tujuh bola naga jika pergi ke barat bersama ultraman :v

Helaan nafasmu bersamaan dengan dirimu membenarkan kacamata, lalu melipat tanganmu di depan dada.

"Omaera sa...inu mitai", katamu. "Menggonggong terus menerus karena hal kecil persis sekali dengan anjing"

Kesabaran Yamada bros sudah tidak bisa dibendung.

"Dengar ya! Kau!", Ichiro maju lagi. "Berani sekali mengatai kami seperti itu! Kau pikir--"

"Ara, keluar juga sifat aslimu Yamada Ichiro", dirimu tersenyum miring. "Hah, aku muak dengan orang sepertimu yang ramah di depan karena ada maunya"

Ichiro sudah naik pitam, tangannya terangkat sudah.

Jiro dan Saburo yang melihatnya hanya bisa membatu, mereka tidak berani melawan kalau kakaknya itu sudah marah besar.

"Ah, [y/n]!"

Untungnya perhatian mereka teralihkan langsung oleh orang yang menyerukan namamu.

"Ta-Tatsunari-san!"

Dirimu gelagapan dan langsung masuk ke apartemenmu mengunci pintunya.

"Hah, lagi-lagi dia kabur. Pasti dia belum selesaikan"

Yamada bros mengedipkan mata mereka beberapa kali.

Ichiro mengatur nafasnya agar lebih tenang.

"Ah, doumo doumo", orang asing itu melewati mereka sambil memberi salam.

Orang itu mengetuk pintu sebelah mereka.

"Hayo, belum ya? Sudah mepet lho, nanti langsung cair kok"

"Ma-mada desu Tatsunari-san! Tolong beri waktu sedikit lagi! Ma-malam ini saya janji!"

Bukan nada dingin dan intimidasi yang terdengar namun suara lembut dan gemetar yang terdengar.

"Kalau begitu aku tunggu ya, jangan malam-malam. Aku juga mau melakukan hal dengan istriku. Aku tunggu saja, jadi biarkan aku masuk"

"Sa-saya janji! Tapi jangan masuk!"

"Hah, ya sudah aku tunggu di minimarket seberang ya"

Saat itu juga, Yamada bros mengetahui kelemahan tetangga menyebalkan mereka.

"Hah, maaf ya apa saya mengganggu?"

"Ah, tidak tidak!"

"Saya permisi ya"

Yamada bros tersenyum penuh arti ke arah pintu sebelahnya.

Babysitting Mangaka!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang