Day 44

299 53 11
                                    

~Reader POV~

Ikitte...

Apapun yang terjadi harus bertahan hidup.

"Hah...hah...makanan"

Gunakan ilmumu yang kau pelajari di perkemahan musim panas [y/n]!

Meskipun hanya dasar.

Pertama, cari makanan apapun yang bisa dimakan!

APAPUN!

Jamur saja tidak apa!

Brnar, jamur!

Itu makanan yang masuk akal di hutan ini!

Aku tidak mau makan hal yang menjijikan.

"Untuk berdiri saja ukh! Aku...susah"

Lengan dan kaki kananku patah.

Aku salah jatuh saat berusaha keluar dari pesawat.

Sial memang.

"Tidak...jangan jadi...ojou-sama yang manja!"

Aku harus bertahan.

Harus!

Aku harus bertemu Ichiro.

Sesuai janjiku.

Ah, iya juga.

Aku kan belum buat janji, aku sendiri yang putuskan sendiri untuk pulang.

Keputusan bodoh.

"Ayo [y/n]...tatakae!"

Aku harus bertahan.

"Hosh...hosh...ayo berdiri"

Setidaknya aku bisa jalan meski pincang.

Harus bertumpu meski hanya dengan sebagian badan.

"Aku harap...lukaku tidak infeksi"

Buat tanda agar tidak tersesat.

Bukan, buat tanda agar tim pencari tahu posisiku.

Api harus buat api unggun.

Tapi pesawatku mungkin sudah tertimbun.

Getarannya kemarin membuatku tidak bisa tidur dan terus lari dengan pincang terus menuruni gunung.

Aku harus bertemu orang.

Di bawah pasti ada pemukiman.

Pasti...pasti ada.

Aku yakin itu.

"Tidak...aku harus tetap sadar! Tamparan maut!"

Plak!

"Itte...yosh! Ikuzo!"

~Ichiro POV~

"[Y/N]!"

Pencarian dilanjutkan lagi.

Sudah 3 hari dengan hari ini dia hilang.

Selama itu apa yang dilakukan?

Dia pasti hidup.

Pasti! Aku yakin!

Dia bukan putri manja yang hanya akan menangis dan menunggu bantuan tanpa melakukan apapun.

Dia orang yang kuat.

Dia pasti akan berusaha bertahan hidup.

Karena aku tahu...dia akan berusaha sekuat apapun sekalipun itu beresiko.

Beresiko?

"Dia pasti..."

Nekat turun gunung dalam keadaan luka!

Gawat! Meski ajaib dia hanya luka ringan tetap saja itu bisa terinfeksi!

Kalau begitu harus cepat!

Dia harus segera ditemukan.

"Asap..."

"Eh, Rio-san!?"

"Doumo, Yamada Ichiro"

Kenapa di sini?

"Tolong lupakan jika aku musuhmu, aku kemari membantu tim karena dimintai tolong"

"Oh, sokka", dia jauh lebih sopan ketimbang si hiprokit siscon ubanan darah tinggi.

"Kau lihat asap itu?"

"Ah, iya"

"Itu asap dari api unggung yang kecil bukan kebakaran hutan, cukuo jauh kita harus bergegas. Alpha tim pada beta tim, kami menemukan sinyal asap"

Tentara memang berbeda ya, pandangannya jauh sekali.

"Kita harus pastikan asap itu dibuat oleh siapa"

"Jadi...bukan berarti itu [y/n]?"

"Benar, bisa jadi hanya penduduk di desa itu yang sedang istirahat atau hanya sekedar membakar ubi. Karena penduduk desa di bawah suka berburu dan mengambil kayu bakar di gunung ini"

Aku harap itu adalah kau, [y/n].

Aku harap itu sinyal darimu.

"Kita harus cepat, mencegah kemungkinan yang akan terjadi"

"Wakarimashita!"

~Author POV~

Ikebukuro.

Yorozuya Yamada.

"Oi, Saburo mada?"

"Sabar sedikit! Kau pikir mudah cari sinyak Gps di hutan?"

"Aku bilang apa, pasti lonsel [y/n]-san sudah rusak dan tidak berfungsi"

"Yang kucari keberadaan black box pesawatnya"

"Ada Gpsnya?"

"Diam saja kau!"

Kedua adik Ichiro berusaha membantu dari jauh.

Mereka tidak bisa diam meski sang kakak bilang untuk fokus belajar saja selayaknya murid sekolah lainnya.

Adik-adikmu berbakti Ichiro :')

Di kediaman sang mangaka tajir nan sultan.

"Ojou-sama, masih belum ditemukan?"

"Terus lacak"

"Ha'i!"

"Kerahkan semua pasukan jika bisa, telusuri seluruh wilayah gunung itu. Lacak desa di sana juga"

"Ha'i!"

"Goshujin-sama, ochitsuite"

"Mana bisa tenang...ketika putriku hilang tanpa jejak begini. Dasar nekat! Anak itu...mana bisa aku kehilangannya"

Kembali lagi ke gunung tempat pesawat itu hilang.

"Harus...lanjut jalan lagi...ukh! Aku...sampai di sini saja kah?"

Sang mangaka mulai pasrah dengan nasibnya.

Dan memakan serangga dari pohon yang sang mangaka buat sandaran.

"Enak juga...hah, aku mulai...gila"

Kabut tebal sisa hujan kemarin masih menyelimuti gunung.

Hawa dingun masih terasa.

Semakin kaki mendaki saat akan mencapai puncak.

"Sedikit lagi, apa kau masih sanggup?"

"Masih!"

"Bilang saja kalau sudah tidak sanggup, istirahat saja di pos tadi"

"Aku masih sanggup!"

Apakah akan terselamatkan?

Gimana ya :v

Ngeprank enak nih :v

Babysitting Mangaka!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang