Day 10

797 153 21
                                    

~Author POV~

Yorozuya Yamada.

Sebuah toko biasa yang dikelola oleh Yamada bros.

Selain menyediakan barang keperluan sehari-hari.

Mereka juga menerima pekerjaan lain dari klien.

Informan.

Mereka dikenal begitu.

"Oi, Jiro"

"Hm?"

"Apa kau tidak merasa Ichinii aneh?"

"Aneh bagaimana?"

Kedua adik Ichiro biasa membantu di sini.

Seperti sekarang.

Jiro menatap kakaknya sebentar yang sedang menatap layar komputer dan ponsel secara bergantian.

"Biasa saja", tuturnya.

"Ah, kau memang bodoh! Perhatikan baik-baik!", bisik Saburo.

Jiro melakukan hal yang sama namun kali ini matanya menyipit.

Benar saja, kakaknya itu seperti menunggu sesuatu.

Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja.

Kling!

Notifikasi pesan dari ponsel sang kakak tertua itu berbunyi.

Ichiro dengan sigap melihatnya.

Hanya notifikasi operator yang membuatnya menghela nafas.

"Niichan seperti menunggu sesuatu", tutur Jiro lagi.

"Tepat! Kemarin aku lihat Ichinii senyum-senyum sendiri sambil lihat ponsel! Aku rasa dia sedang chatting dengan seseorang"

"Hah!? Serius!?"

Saburo langsung menutup mulut Jiro dengan tangannya, "jangan keras-keras idiot!"

"Hm, ada apa? Kok ribut?", tanya Ichiro.

"A-ah, tidak ada kok Ichinii! Ichinii aku dan Jironii mau keliling sebentar boleh?", bohong Saburo.

Ichiro menaikkan satu alisnya, dia tahu adik bungsunya itu bohong dan hanya cari alasan.

"Boleh, lagi sepi juga, jangan jauh-jauh ya"

"Uhn, ittekimasu"

Saburo menyeret kakak keduanya itu keluar dari toko dan sayangnya dilihat oleh kakak pertamanya dari jendela.

Tatapan penuh selidik dari sang kakak tertua.

"Hm, mereka merencanakan sesuatu sepertinya", duganya sambil mengelus dagu.

Kembali lagi ke dedek-dedek gemes kita yang sudah agak jauh dari toko :v

Mereka duduk di bangku taman Ikebukuro.

"Jadi...sejak kapan niichan begitu?", tanya Jiro menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Baru kemarin saat aku pulang sekolah"

Jiro melirik adik bungsunya yang terlihat cemberut itu.

Helaan nafas keluar dari mulutnya saat akan mengelus kepala adiknya itu malah adiknya tepis.

Cih, nggak ada imut-imutnya sama sekali, Jiro memilih menatap lurus ke depan.

"Kau takut niichan direbut?", tanyanya lagi.

Saburo ingin membantah namun ia mengurungkan niat itu dan memilih diam.

"Kau tahu Saburo? Cepat atau lambat, suatu saat niichan pasti punya orang yang dia anggap sangat berarti selain kita"

Babysitting Mangaka!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang