Chapter 13 : Light Me Up

203 30 0
                                    

Jangan lupa votenya qaqa~~~


Gara-gara insiden di pulau Jeju, Joy harus lebih banyak istirahat setelah kepulangannya dari pulau Jeju. Tangan kirinya masih tidak bisa digunakan. Irene jadi lebih sering berkunjung kerumahnya. Ia tahu anak sejenis Joy tidak menyukai berdiam diri dirumah saja selama berhari-hari. Bahkan ia harus rutin ke dokter untuk memeriksa kondisi tangannya yang mengenaskan sekali.

" Kau menjadi lebih anteng selama dirumah " ucap Irene yang melihat Joy hanya memainkan ponselnya selama ia dirumah.

" Aku bahkan tidak bisa menggunakan tangan kiriku Joohyun " ucap Joy.

" Bagaimana keadaan kantor? " tanya Joy. Wajar jika Joy menanyakan seperti itu, karena sudah hampir 5 hari ia tidak masuk ke kantor dan sungguh ini membosankan menurut Joy.

" Seperti biasa. Jaehyun sepertinya memundurkan waktu dia ke Korea gara-gara sekolahnya ada darmawisata. " ucap Irene.

" Yah... " ucap Joy dengan nada kecewa.

" Jangan kecewa. Tapi, ia akan menghabiskan waktunya lebih lama disini " jelas Irene.

" Oh, kemarin aku bertemu dengan Yerim. Dia memberikanku kertas tua. Itu seperti milikmu. Sudah kutaruh di meja ya " ucap Irene. Joy yang mendengar Irene menyebutkan kertas tua langsung bangkit menuju mejanya.

Walaupun tangan kirinya tidak dapat digunakan sementara waktu, ia masih dapat beraktivitas dengan tangan kanannya. Ia melihat Yerim memberikan cukup banyak kertas tua itu.

" Ini sudah hampir lengkap..... " ucap Joy lirih.

" Waktu itu akan tiba " lanjutnya.

Wendy tengah memandangi gelas wine nya. Ia tengah berada di bar mini dirumahnya. Entahlah sudah berapa gelas ia habiskan wine itu. Ia masih merasa kesal. Chaeyoung bilang jika Joy terluka parah. Bahkan telapak tangan kirinya berlubang akibat ditusuk oleh Victoria, teman dekat Krystal Jung. Ia merasa gagal menjaga Joy. Bahkan kata Chaeyoung, Joy tidak dapat menggunakan tangan kirinya untuk sementara waktu akibat lukanya yang serius itu.

Wendy menggenggam gelasnya dengan sangat erat hingga gelas itu pecah di genggaman tangannya. Ia mungkin merasakan sedikit nyeri disana, tapi tidak begitu sakit. Menatap cincin di tangan kanannya. Cincin itu semakin merah, maka waktunya akan semakin dekat. Ia akan bertemu dengan Joy sebentar lagi. Di dunia Joy. Segel buku tua itu akan terbuka.

" Waktu itu akan tiba sebentar lagi " ucap Wendy.

Joy tengah menaruh kertas-kertas tua itu dan menyusunnya sesuai dengan urutan yang seharusnya. Ia menatap buku tua itu yang semakin hari semakin tebal ukurannya. Joy tidak mengerti, apa isi full dari buku ini. Untuk apa juga Ayahnya melakukan ini. Masih tidak mengetahui alasan sesungguhnya kenapa ia melakukan ini. Pasti ada alasan lain selain tidak ingin menghilangkan kekuatannya.

Joy menutup buku itu dan menaruhnya ditempat yang semula, lalu menatap tangan kirinya yang masih belum bisa digunakan. Kata dokter, butuh waktu sekitar satu tahunan untuk sembuh. Huft.. Ia benci ini.

" Sayang, ayo makan dulu nak " panggil Ibu dari ruang makan.

" Iya Ibuuu.. " Joy langsung pergi ke ruang makan setelah dipanggil Ibu.

Chaeyoung yang sedari tadi di ruangan Joy menatap orang itu pergi dan dia sempat melirik kearah tangan kiri Joy. Benar, tangan Joy memang terlihat buruk. Walaupun sudah dirawat sedemikian rupa, itu tidak akan Kembali normal. Tapi Joy tidak pernah merasa tertekan tidak dapat menggunakan kedua tangan secara bersamaan.

" Dia memang benar-benar wanita kuat. " ucap Chaeyoung.

Joy makan malam seperti biasa, walaupun masih kesulitan karena hanya bisa menggunakan satu tangan, tapi setidaknya ia dapat menghabiskan makan malamnya. Walaupun ia harus dibantu untuk mengoleskan salep oleh Ibunya.

My Blood : Treasure [WenJoy] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang