Chapter 12 : 蓝色 Fire - Lust

226 30 0
                                    

Jangan lupa votenya qaqa~~~~


Joy sudah berkali-kali menghela napas putus asa. Juga, berkali-kali pula Irene melihat sahabatnya menjadi lebih murung setelah masuk kedalam restoran ini. Makanan akan tiba sebentar lagi, tapi Joy tidak menunjukkan tanda-tanda akan lebih baik moodnya.

Setelah melihat wanita yang membunuh Wonho di restoran ini, Joy menjadi sedikit was-was. Karena bisa saja wanita tersebut mengetahuinya, atau mungkin belum. Dilihat dari tatapannya seperti tatapan mata seorang pramusaji yang bertemu pelanggan yang baru datang ke restoran tersebut pertama kali.

Masalahnya adalah, dia seorang yang kaya raya! Memiliki banyak uang, pertemanan yang bagus. Karena mengenal Krystal Jung adalah sesuatu yang dapat dibanggakan disini. Yang menjadi masalah adalah kenapa harus bertemunya di restoran tempat timnya ingin makan malam. Benar-benar tidak tepat waktu.

" Ini pesanan Anda. " wanita yang menjadi pramusaji mereka menaruh banyak lauk-pauk diatas meja yang mereka tempati. Sesaat Joy melirik kearah nametag yang dikenakan oleh wanita tersebut.

" Victoria Song " batin Joy. Ia berharap Irene melihat wanita yang ada dihadapannya juga.

" Melihat apa? " bisik Irene yang berada disampingnya. Irene melirik kearah pandangan Joy. Sedetik kemudian ia membulatkan matanya sebagai respon spontan darinya.

" Heol.... " gumam Irene dengan nada yang begitu kecil.

" Pantas saja dirimu daritadi diam saja " bisik Irene pada Joy.

" Aku enggak diam. Cuman berpikir saja " bantah Joy masih dengan suara yang kecil.

Saat pramusaji itu selesai meletakkan semua makanan pesanan mereka, pramusaji itu sempat menatap kearah Joy lalu setelahnya ia pergi meninggalkan meja tersebut. Sooyoung yang memang dasarnya sudah lapar langsung menyantap makanan yang sudah dihidangkan.

Karena memang sudah sangat lapar, Joy berusaha mengesampingkan pikirannya dan lebih baik focus makan untuk saat ini.

Victoria, wanita yang baru saja bekerja sebagai pramusaji itu tersenyum licik dari arah dapur saat melihat Joy. Ia tahu betul, jika Joy bukan orang sembarang. Setidaknya itu yang dikatakan oleh Krystal, temannya itu. Bahwa Joy akan datang ke Jeju untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai yang ia lakukan selama 2 minggu belakangan.

" Jadi, orang itu yang dikatakan oleh Soojung? Menarik. " ucap Victoria dengan ukiran senyuman jahat di wajahnya. Setelahnya ia Kembali ke dapur untuk Kembali bekerja – tidak. Ini hanya acting saja – aslinya, Victoria memiliki perusahaan di pulau Jeju. Jadi, untuk saat ini. Ia bekerja sebagai pelayan di restoran ini. Hanya untuk satu hari.

Dugaan Joy benar, saat ia tidak sengaja menatap kearah dapur restoran ini. Ia melihat Victoria tersenyum padanya, hanya saja senyumannya itu mengerikan. Ugh... Ia sebal sekali jika sudah seperti ini.

" Menyeramkan sekali " gumam Joy. Akhirnya Joy makan dengan perasaan yang berbeda dibandingkan ketujuh temannya yang makan dengan tenang.

Salahkah ia mengutuk Pak Changmin atas permintaannya untuk pergi ke pulau Jeju?

Mereka berdelapan sudah berada di restoran itu kurang lebih 3 jam, apalagi ditambah mereka minum-minum. Hanya dia dan Irene yang masih sadar 100%, efek tidak dapat minum-minum terlalu banyak. Maka mereka memutuskan untuk meminumnya sedikit.

" Sebaiknya kita pulang. Minta Kibum untuk mengeluarkan kartu kreditnya " ucap Irene pada Joy. Joy mengangguk patuh dan dengan keadaan Kibum yang setengah tertidur ia mudah mengambil dompetnya.

My Blood : Treasure [WenJoy] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang