Chapter 20. Bolos bareng

4 2 0
                                    

Pagi ini matahari sudah terbit dari arah timur dengan cerah.

"Fani bangun"Teriak Hana.

"Mah,Fani ingin aja yah"gumam Fani masih terpejam.

"Ih buruan bangun ada Pacar kamu diluar"Ucapan Hana membuat Fani terbangun.

"Beneran mah?"tanya Fani.

"Iya lagi ngobrol sama papah"ucap Hana.

Tanpa kata Fani langsung pergi kekamar mandi.

"Dasar anak jaman sekarang"ucap Hana membereskan tempat tidur sang anak.

9 menit Fani sudah turun kebawah dan melihat Devin sedang ngobrol dengan Fian.

"Pagi"Sapa Fani kearah kekasih dan papahnya.

"Pagi sayang"ucap Fian.

"pah,kita langsung jalannya"ucap Fani.

"enggak sarapan dulu?"tanya Fian.

"Enggak pah,nanti aja dikantin takut kesiangan"Fani tersenyum.

"Yaudah gih"usir Fian.

"Anak sendiri diusir"Ucap Fani kesal.

"Udah ah Fani sama Devin pergi dulu Assalamu'alaikum"Fani menyalami tangan Fian.

"Om,saya pergi dulu"ucap devin menyalami tangan calon mertua.

"Iya hati-hati"ucap Fian.

"Mah,Fani sama Devin berangkat dulu.Assalamu'alaikum"Teriak Fani.

"Waalaikum salam"

Devin dan Fani langsung mengarah keluar gerbang.

"Kok tumben bawa mobil?"tanya Fani heran karena selama pacaran Devin tidak pernah mawa mobil.

"Pengen aja"Devin membukakan pintu untuk Fani.

"Makasih"Fani langsung masuk kedalam mobil.

Disepanjang jalan tidak ada percakapan diantara mereka.

Fani melihat kearah Devin.

"Devin,kamu sakit?"tanya Fani.

"Enggak,emang kenapa?"tanya Devin.

"Muka kamu pucat gitu"Fani menyentuh wajah tampan Devin.

"Enggak sayang"Devin tersenyum mengambil tangan Fani dan mengecupnya.

Setelah percakapan itu didalam mobil kembali hening.

Fani melihat gerbang sekolah sudah ditutup mereka terlambat.

"Dev,gimana kita terlambat"Ucap Fani.

"Enggak papa"ucap cuek Devin.

"Maafin aku ya gara gara aku kita jadi telat"Fani merasa bersalah.

"Enggak papa"ucap Devin memutar balikkan mobilnya.

"Kita mau kemana?"tanya Fani binggung.

"Kamukan belum makan jadi kita makan dulu"ucap Devin tersenyum manis.

"Yaudah deh"ucap Fani menurut.

Sampailah mereka dimall.

"Katanya mau makan?"Tanya Fani bingung.

"Ikut aja"Devin membukakan pintu untuk Fani.

Mereka berdua menjadi sorotan banyak orang ya pastilah masa jam segini anak sekolah ada dimall.

"Kamu pilih baju yang kamu suka"ucap Devin.

"Kenapa harus beli baju?"Tanya Fani dibuat bingung dengan Devin.

"Emang kamu mau jadi sorotan orang orang gara gara kita pake seragam sekolah"ucap Devin serius.

"Yaudah aku pilih dan langsung pake"ucap Fani masuk kedalam toki baju.

Setelah memilih dan menganti bajunya dengan kaos putih polos dan rok selutut berwarna pink.Fani menghampiri Devin yang sudah menunggunya.

Devin sudah menganti bajunya dengan kaos polos putih dilapisi kemeja yang tidak dikancingkan dengan celana panjang hitam.

"Yuk,kita makan"Devin mengandeng tangan Fani.

Devin dan Fani langsung duduk dikursi restoran.

"Pesen apa?"Tanya Devin kearah Fani.

"Hm...Nasi goreng sama jus alpukat"ucap Fani.

"Mbak"teriak Devin kearah pelayan.

"Iya pesen apa mas"ucap pelayan itu.

"Pesen Nasi goreng 2 sama jus alpukat 1 terus air putih 1 "ucap Devin.

"Udah gitu aja mas?"tanya pelayan.

"Iya segitu aja"ucap devin.

Pelayan itu meninggalkan Devin dan fani.

"Dev"panggil Fani.

"Hm"deheman devin.

"Ih"ucap Fani kesal.

Mereka makan dengan santai Devin tidak bersuara sama sekali Tetapi Fani kesal bukan main dengan sikap Devin.

"Yuk"Devin menarik tangan Fani.

"Eh"Fani terkejut.

Mereka berjalan mengelilingi mall besar itu sampailah pasang kekasih itu didepan Timezone.

Mata Fani langsung berbinar.

"Yuk"sekarang hobby Devin menarik tangan Fani.

Saat sudah didalam Fani langsung berlarian kesana kemari untuk memainkan permainan yang menurutnya menyenangkan.

Devin yang hanya membuntuti sang kekasih dari belakang.

Devin bahagia bisa membahagiakan kekasihnya itu.

"Dev,main itu yuk"Fani menarik tangan Devin dengan tidak sabaran.

Fani dan Devin bermain dengan tawa dan canda mereka pancarkan.

Bahagia itu sederhana cukup bersama orang yang kita cintai itu sudah cukup.

Bahagia itu sederhana bagaimana dulu kita menciptakan kebahagiaan itu sendiri.


CINTA TANPA JUDULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang