chapter 5. dianterin

4 3 0
                                    

fani yang tergesa gesa menuju kelasnya karena takut terlambat.

"Lo dari mana"tanya cindy.

Bukannya menjawab Fani malah duduk dan menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.

"Gue nanya jawablah"cindy menatap Fani kesal.

"Dari taman belakang"Fani mendongak.

"Ngapain?"tanya cindy heran.

"Cari angin"ucap Fani bohong.

"Masa sih"cindy menatap Fani curiga.

"Tadi lo gimana enak dihukum?"tanya Fani mengalihkan pembicaraan.

Fani tidak memberi tau kalau lelaki misterius itu adalah devin tau sendirikan cindy orangnya bagaimana.

"Gila aja dihukum enak"teriak cindy.

"Santuy dong"

"Tapi gue bener bener kesal sama tuh ketos"ucap cindy kesal.

"Emang kenapa?"tanya Fani.

"Gue disuruh menghormat bendera sampai waktu istirahat"ucap cindy menahan marah.

"Salah sendiri telat"ucap Fani cuek.

"Kan lo tau sendiri jakarta padat"ucap cindy duduk.

"Iya tapi lo harusnya pagi pagi datangnya"Fani mengibas ngibaskan tangannya karena gerah.

"Lo tau kalau gue itu kebo"cindy melembut.

"Nyadar lo"Fani menatap cindy dengan tertawa.

"Haha"tawa Fani pecah melihat wajah cindy memerah.

Tawa Fani berhenti karena tatapan Fani tidak sengaja menatap mata devin yang baru masuk.

Fani memalingkan pandangannya.

Fani masih belum percaya dengan apa yang tadi telah terjadi diantara dirinya dan juga devin.

Tak lama datanglah bapa guru kekelas kami.

Semua murid yang ada dikelas khusyu menatap dan mendengarkan materi yang sedang disampaikan.

Fani merasa ada yang menatap dirinya.vani tidak nenghiraukan itu dan fokus kearah depan.

Tring...tring....

Suara bell pulang sudah dibunyikan.setelah bapa guru keluar semua siswa berhamburan keluar kelas.

"Fani gue dulunya"ucap cindy berdiri.

"Iya"Fani masih memasukan buku bukunya kedalam tas.

"Bye"cindy melambaikan tangannya.

Fani membalas lambaian itu Fani berdiri dan langsung melangkahkan kakinya kearah gerbang sekolah.

Fani melihat banyak siswa siswi berhamburan keluar dari gedung sekolah ada yang santai,cool dan ada yang terburu buru saking rindunya dengan rumah.

Fani berjalan dengan santai keluar dari sekolah menuju halte bis dikarenakan ayah Fani tidak dapat menjembut alhasil Fani harus menaiki bis.

Fani duduk di bangku yang sudah disedikan untuk menunggu bis.

4 menit Fani menunggu bis tetapi tidak ada satupun bis.

"Lama banget"ucap Vani mulai kesal.

Fani melihat mobil putih berhenti dihadapannya.

Kaca hitam itu terbuka dan tampaklah pangeran bermobil putih.

"Naik"padat,singkat dan jelas devin.

Benar dia adalah devin si ketos dengan karisma yang terpancar.

"Engga makasih"ucap Fani menolak.

"Ini udah sore"ucap lagi devin.

"Terus?"tanya Fani.

"Biasanya kalau sore sore gini banyak preman"ucap devin.

"Masa"Fani mulai takut.

"Benar kemarin juga ada yang dia godain"ucap devin menakut nakutin.

Fani mulai takut.

"Yaudah gue duluannya"ucap devin akan melajukan mobilnya.

"Heh gue ikut"ucap Fani naik kedalam mobil devin.

Devin tersenyum melihat raut ketakutan yang terpangpang jelas diwajah Fani.

Sepanjang jalan didalam mobil tidak ada yang membuka pembicaraan.devin yang sedang fokus menyetir dan Fani yang melihat keluar jendela.

"Hm"devin berdehem.

Fani menatap devin.

"Apa?"tanya vani.

"Enggak cuman seret tenggorokan gue"ucap devin meminum.

"Oh"

Fani melihat devin yang sedang meminum dengan sebelah tangannya dan sebelah nya lagi memengang setir.

Fani menelan selavinya melihat pemandangan didepannya.

"Ganteng banget"batin Fani menatap devin.

"Ngapain lo natap gue terpana?"tanya devin.

"E-enggak"Fani gugup memalingkan pandangannya.

Hening kembali didalam mobil itu.

"Udah sampai"devin memangkirkan mobilnya.

"Makasih"Fani keluar dari mobil devin.

"Hm"

Fani melihat mobil devin menjauh dari halaman rumahnya.

"Kenapa devin bisa tau rumah gue"tanya Fani.

"bodo ah"Fani masuk kedalam rumah.

Fani masuk kedalam rumahnya dengan berteriak.

"Assalamu'alaikum Fani yang cantik datang"teriak vani.

Fani melihat sekeliling rumahnya terlihat sepi.

"Bi dimana mamah?"tanya Fani kepada bi ijah.

"Nyonya sama tuan pergi keluar kota"ucap bi ijah.

"Hah kapan?"tanya Fani terkejut.

"Tadi  siang non"

Fani langsung mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi mamah tercintanya.

"Mamah kenapa tinggalin Fani sih?"tanya Fani Sedih.

"....."

"Tapi mah,Fani mau ikut"rengek Fani.

"..."

"Yaudah deh tapi tambahin uang jajan Fani"ucap kesal Fani.

"...."

"Waalaikum salam"Fani mematikan sambungan telponnya.

Fani berjalan kearah kamar badannya terasa begitu lelah.

Fani merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya.Fani melihat keatas atap kamarnya dan memikirkan lelaki misterius itu.

Fani memikirkan devin sikap devin begitu dingin yang membuat Fani kesal adalah sikap cueknya.

"Lah kenapa gue mikirin tuh lelaki misterius sih"Fani duduk diatas kasurnya.

Vani langsung masuk kedalam kamar mandinya.

CINTA TANPA JUDULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang