Author gatau knp part ini sedih bgt :(
Pokoknya baca ajadeh! hmHappy reading 💙💙
Lo ga ada gunanya Edwin
Lo hampir membunuh seseorang
Lo bajingan! Gak guna!
Lebih baik lo mati anjing! Lo gak pantes dapet maaf dari Arga!
Gak ada manusia sebejat lo Edwin!
Kalimat kalimat itu terus terlontar dari mulut Edwin. Ia tak berhenti menyalahkan dirinya atas semua perbuatan yang pernah ia lakukan. Jujur,kini ia sangat membutuhkan seseorang,seseorang yang bisa mengerti akan kondisinya saat ini.
"Hidup itu gak adil,gak pernah adil" gumam Edwin sembari menatap sebuah foto yang terpajang di dinding kamarnya. Difoto itu,senyum Edwin merekah sempurna ditemani oleh seorang wanita cantik yang menggenggam tangannya,wanita itu adalah Vanya,sang ibunda yang telah meninggal saat Edwin berusia lima tahun.
"Bunda pasti lihat keadaan Edwin kan darisana?Edwin nyerah bun. Edwin gak pantes lagi di dunia,Edwin mau nyusul bunda aja" lirih Edwin dengan isak tangis nya.
Bak kapal pecah,itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi kamar Edwin sekarang. Pecahan kaca dimana mana,kasur yang amat sangat berantakan,pajangan dan beberapa guci hancur lebur. Semuanya luluh lantah.
Darah segar mengalir ditelapak kaki dan tangannya,namun tak ia hiraukan. Edwin berjalan gontai mengambil sebuah album foto yang ia simpan di laci mejanya.
Ia membuka album tersebut perlahan lahan. Halaman pertama,gambar dirinya yang sedang memakan eskrim dengan sang ibunda. Foto itu diambil diam diam oleh papa nya.
Halaman kedua,gambar bunda dan papa nya yang sedang berpegangan tangan disebuah taman. Foto itu diambil oleh sahabat papa nya.
Sampai akhirnya ia membuka halaman terakhir dari album itu. Disana terdapat gambar keluarga kecil yang sederhana namun sangat bahagia. Kesederhanaan,kasih sayang dan kedamaian,itulah yang menyelimuti keluarga kecilnya itu.
Air mata Edwin jatuh mengenai foto itu. Semakin ia menahan tangisnya,rasa sesak di dadanya semakin menjadi. Orang yang paling ia sayangi perlahan lahan pergi meninggalkan dirinya. Entah hal apa yang membuat Tuhan dengan cepat mengambil nyawa ibunda tersayang nya.
Dan kini,papa nya menekam di penjara selama 15 tahun. Sungguh,hati Edwin teriris mendengar hal itu. Bagaimana ia akan bertahan hidup selama 15 tahun kedepan. Bukan karna tidak mempunyai uang,melainkan hidup tanpa figur ayah merupakan hal yang sulit.
Dua hari yang lalu,pengacara papa nya mengatakan bahwa sebagian dari aset perusahaan yang dirintis oleh Adi akan diserahkan pada Edwin,termasuk rumah dan mobil. Kini Adijaya group berada di bawah nama Edwin,tetapi yang menjalankan nya adalah orang kepercayaan papa nya,karna mengingat usia Edwin yang baru 17 tahun tidak memungkinkan rasanya jika Edwin yang menjalankan perusahaan.
----
Sesuai perintah Arga,kini Adit dan Juan akan menemui Edwin untuk membicarakan suatu hal.
"Si Edwin ada gak ya di dalem?" ucap Juan sambil melihat ke sekitaran rumah Edwin.
"Yee mana gua tau,aneh lu" jawab Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [Completed]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA GAPAPA KALI YA BIAR ENAKAN BACANYA ^^ Arga,cowok dingin dengan sejuta pesona yang mampu memikat siapa saja yang menatapnya. Kaya,tampan,serta menjadi primadona sekolah tidak membuat dirinya tinggi hati. Ingat,Arga itu...