Semalaman aku tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang dipikirkan Hyunbin tentang aku saat ini. Bagaimana dia memandangku setelah aku mengatakan kalau aku menyukainya. Aku lega telah mengatakan hal itu namun aku juga menyesal karena hal yang kutakutkan mungkin akan terjadi--tidak ,mungkin saat ini juga sudah terjadi--, aku takut dia menjauhiku.
Aku berniat akan mengatakan sebuah alasan bahwa aku menyukainya sebagai teman saja agar hubungan kami tidak canggung, tapi itu alasan yang sangat tidak masuk akal dan terdengar benar-benar sebuah alasan. Kau mengerti kan maksudku?
Setelah beberapa menit aku menunggu Hyunbin di depan pintu masuk gedung apartement, akhirnya Hyunbin keluar. Dia terdiam sejenak ketika melihatku yang menyambut kedatangannya.
"Ayo berangkat" ucapnya.
Diluar dugaanku ternyata Hyunbin mengajak aku berbicara. Aku membuntutinya sampai masuk kedalam kelas. Membicarakan hal kemarin sepertinya tidak pas untuk saat ini, nanti saja kalau jam istirahat aku akan bicara dengannya.
Saat makan siang dikafetaria aku tidak melihat Hyunbin, saat menuju kesini pun kulihat bangku Hyunbin sudah kosong. Kemana dia?
Apa tadi dia 'belum menjauhiku' dan sekarang 'mulai menjauhiku'? Hyunbin datang ketika mata pelajaran tiba, itu membuatku tidak bisa membicarakan hal yang semalaman suntuk sudah kupersiapkan.
Kami tidak pulang bersama, hari ini sangat sunyi. Hari ini Hyunbin hanya mengatakan satu kalimat saja padaku.
Dia puasa bicara ya?
Ah tidak ini kesalahanmu Yewon!
Siapa suruh menyatakan perasaan diwaktu yang tidak tepat.
Tapi lebih baik dinyatakan bukan, daripada dipendam.Pikiranku kacau balau, aku menyadari kalau aku salah tapi menurutku itu bukan hal yang salah.
Menurutmu bagaimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting [END]
FanfictionHaruskah aku memanggilmu namamu seribu kali? Haruskan aku mengatakan bahwa aku menyukaimu seribu kali? Seharusnya aku membencimu.