Suasana kelas hari ini begitu ramai. Aku berbincang dengan yebin dan juga yang lain. Kondisiku saat ini sudah lebih baik, demamku juga turun. Aku berusaha sekuat tenaga untuk melupakan kejadian semalam, kejadian yang menjawab semua pertanyaanku bahwa aku sama sekali tidak ada tempat dihatinya. Walaupun rasa bingung masih tersempil karena masih ada harapan yang sangat kecil di hatiku.
Tapi kalau aku lama-lama hanyut dalam 'kesempatan' semu itu, pasti aku akan bertindak seperti orang bodoh lagi. Orang bodoh yang selalu berlari ke tujuannya namun tujuannya malah semakin jauh.
Semakin kukejar, semakin kau jauh.
Setelah jam pelajaran usai, aku dan yang lainnya menuju kafetaria untuk makan siang. Kami makan sambil mengobrol sampai membuat kami tertawa terbahak-bahak. Saat itu juga aku baru sadar, selama ini aku sering mengacuhkan ajakan mereka untuk makan siang dan memilih bersama Hyunbin.
"Tumben kau tidak dengan Hyunbin?" celetuk Yunha.
"Tidak apa-apa, tadi kau lihat sendirikan dia fokus dengan ponselnya" ujarku.
"Benar juga sih" kata Yunha sambil memanggut-manggut.
"Kau tidak ada masalah kan dengan Hyunbin?" tanya Yebin.
Aku menggelengkn kepala, "Tidak ada masalah apapun."
"Eih, biasanya kau bersemangat jika kita menanyakan Hyunbin. Sekarang kenapa lesu begitu"
Aku terkejut mendengar Yebin bilang begitu, apa semuanya memerhatikanku ketika bersama Hyunbin?
"Ah!" Teriak Seowoo, temanku yang bertubuh gempal. Kami semua menatapnya.
"Hyunbin punya pacar baru ya?" tambahnya. Seketika semua tatapan mata tertuju padaku.
"Aku tidak tahu. Tanya saja ke Hyunbin sendiri" jawabku sambil meminum jus ku yang sudah tersisa separuh gelas.
Tak ada balasan, namun mereka semakin mendekat.
Aku memutar bola mataku dengan mendengus, "aku tidak tahu mereka sudah pacaran atau tidak. Yang jelas Hyunbin sedang dekat dengan seseorang" jelasku.
Selesai mendengar penjelasanku, mereka duduk dengan normal kembali.
"Sudah kuduga," ucap Seowoo.
"Kalau dia jarang bersamamu, pasti dia sudah punya pacar" tambah Seowoo.
"Menurut kalian, Hyunbin itu seperti apa?" tanyaku, hanya ingin tahu opini mereka tentang Hyunbin.
Mereka bertiga terlihat sedang berpikir dengan seksama. Aku menunggu jawaban mereka tapi mereka kompak menggedikkan bahunya masing-masing. Aku mendengus kesal.
"Yewon-ah"
Aku reflek menoleh ketika seseorang memanggilku.
"Eo, Hyunbin mau bergabung dengan kami?" ucap Seowoo.
"Ayo ikut aku" Hyunbin langsung menarik tanganku tanpa mengubris tawaran Seowoo.
"Aku duluan" kataku.
*
Hyunbin membawa ku ke lorong antara kafetaria dan aula.
"Kenapa chatku tidak kau balas semalam? Daritadi juga seperti tidak mengenalku" dia langsung marah-marah.
Memang semalam dia mengchatku, menanyakan kenapa aku bersama Yoongi, dan memarahiku karena masih saja bersama Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting [END]
FanfictionHaruskah aku memanggilmu namamu seribu kali? Haruskan aku mengatakan bahwa aku menyukaimu seribu kali? Seharusnya aku membencimu.