Aku bertemu lagi dengan hari minggu. Hari dimana hanya diisi dengan kegiatan super sibukku yaitu bersantai-santai. Aku ambil cemilan dari kulkas dan segera duduk di sofa, membuka laptop untuk menonton film. Ku lirik jam dinding, menunjukkan pukul 11 siang.
Hari ini akan kuhabiskan menonton film-film yang sudah menumpuk karena tidak sempat aku tonton.
Baru 5 detik durasi film yang sudah terputar, bel rumahku berbunyi. Aku menekan pause untuk menghentikan videonya. Kakiku tiba di gerbang rumahku, aku mengedarkan pandangan namun tak ada yang menunjukan keberadaan manusia.
Pasti orang iseng.
Ekor mataku menangkap suatu benda tergeletak di samping tembok kiri pagarku. Bunga.
"Wah cantik bunganya"
Aku celingukan mencari siapa yang menaruh bunga secantik ini didepan rumahku. Aku membawa bunga itu masuk.
Sangat cantik, baunya juga harum. Aku terus memandangi bunga itu karena terlalu indah. Tak lama kemudian ponselku berdering, ada pesan masuk.
Pesan itu dari Hyunbin. Dia mengirim pesan,
"Sudah sampai hadiahnya?"
Betapa terkejutnya aku. Bunga ini dari Hyunbin? Tidak kusangka ini dari Hyunbin.
Aku mencium-cium bunga itu kegirangan, melompat-lompat saking gembiranya. Aku meletakkan buket bunga itu di meja belajarku.
Sorenya orang tuaku pulang dari rumah nenek.
"Yewon! Ini milik siapa? " teriak ayahku dari depan. Aku langsung keluar dari kamar menghampiri orang tuaku.
"Apa yah?" tanyaku.
Ayahku menunjukkan sepaket multivitamin.
"Ayah beli itu?" tanyaku lagi.
"Ayah menemukan didepan gerbang. Kenapa tidak diambil?"
Aku menggaruk tengkuk leherku yang tidak gatal sambil mengangkat kedua bahuku.
"Tidak tahu kalau ada itu"
Aku kembali ke kamar dan melupakan milik siapa sepaket multivitamin yang tidak penting itu, mungkin saja itu dari toko yang bagi-bagi multivitamin gratis. Yang terpenting sekarang ini adalah aku dapat bunga dari Hyunbin.
Bunga yang cantik untuk orang yang cantik sepertiku haha. Mulai memuji diri sendiri.
*
Hari ini aku kembali ke aktifitas seperti biasanya, sekolah. Aku dan Hyunbin berjalan beriringan menuju halte, lalu kita dihampiri Yoongi.
Tampilannya berbeda dengan pertama kali aku melihatnya, sekarang dia seperti orang 'normal', pakaiannya rapi dan dia memakai parfum.
Aku tak sengaja mencium parfumnya, karena dia berdiri disampingku.
"Bagaimana hadiahnya?" celetuk Yoongi.
Hadiah? Ahh mungkin multivitamin itu ya.
"Itu darimu? Terima kasih, aku akan menyuruh orang tuaku untuk meminumnya dengan teratur" ucapku.
"Multivitamin maksudmu?" tanya Hyunbin.
Aku mengangguk "Iya, aku kemarin mendapat multivitamin. Ternyata itu dari Min Yoongi-ssi" jelasku.
"Itu hadiah dari orang tuaku yang baru pulang," ujar Hyunbin.
Alisku bertaut, kebingungan.
"Aku menaruhnya digerbang karena aku buru-buru" tambah Hyunbin.
Aku terdiam. Aku menatap Yoongi.
"Iya bunganya dariku"
Kekecewaan melanda hatiku. Ternyata bunga cantik itu bukan dari orang yang aku harapkan. Aku mendengus lesu.
"Terima kasih Min Yoongi-ssi" ucapku lesu.
"Panggil Oppa saja"
Setelah tiba-tiba memberikan bunga, lalu ingin dipanggil Oppa? Apa-apaan dia, apa dia menyukaiku? Ah sangat terlalu percaya diri Yewon, bersikap biasa saja.
"Tapi kenapa memberikanku bunga? Lalu tahu dari mana rumahku"
"Karena bunganya cantik, harus di berikan ke orang cantik juga kan"
Omongannya terdengar seperti rayuan, namun aku tidak tersipu sama sekali. Aku tak mengubrisnya sama sekali, aku kecewa ternyata itu bukan dari Hyunbin.
Aku melanjutkan langkahku dengan lesu. Ternyata kemarin aku kegirangan seperti orang bodoh. Hyunbin masih menutup hatinya untukku, atau mungkin dia memang tidak mau memberikan hatinya untukku. Malah yang datang seorang pria yang tidak kukenal, sangat aneh yang tiba-tiba memberiku bunga dan ingin dipanggil Oppa.
Harus berapa lama lagi aku menunggu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting [END]
FanfictionHaruskah aku memanggilmu namamu seribu kali? Haruskan aku mengatakan bahwa aku menyukaimu seribu kali? Seharusnya aku membencimu.