Senyum

94 11 1
                                    

Aku jongkok didepan rumahku dengan tatapan kosong. Air mataku sudah kering, bekas air mataku juga sudah mulai mengering. Tapi hatiku masih saja terasa seperti ditusuk. Berulang kali aku menarik nafas dalam untuk menghilangkan rasa sakit ini, namun hasilnya nihil.

Aku ingin mati saja

Aku berdiri dengan lesu, masuk kedalam rumah dan langsung merebahkan tubuhku di ranjang. Mau menangis lagi, tapi air mata ini sudah habis.

Entah dari kapan aku mulai tertidur,
sekarang sudah pagi saja. Dan aku kesiangan, ibuku berteriak-teriak memarahiku karena aku bangun kesiangan.

Aku berlari sekencang-kencangnya menuju halte. Persis selangkah setelah melewati gerbang, bel pelajaran pertama berbunyi. Aku segera lari dengan sekuat tenaga sampai aku tersandung kakiku sendiri saat menaiki tangga, tulang keringku terbentur tangga yang terbuat dari beton. Karena saking terburu-burunya mengejar waktu, aku tidak merasakan kesakitan. Ku lihat Bu Kim sudah membuka pintu kelasku.
Aku pasrah,  pasti aku akan diberi hukuman oleh beliau.

Aku masuk ke dalam kelas. Bu Kim melihatku, lalu mengecek jamnya.

"Oke, dimaafkan. Duduk" langsung dengan intinya, itulah Ibu Kim. salah satu guru wanita yang termasuk guru killer disekolah kami.

Selama jam pelajaran aku tidak mendengar apapun, pikiranku kosong, telingaku seperti ditutup rapat-rapat. Lamunanku buyar ketika aku merasakan sentuhan tangan di bahuku. Itu tangan Ibu Kim.

Aku mendongak melihatnya, punggung tangannya ia tempelkan ke dahiku.

"Yebin, tolong antarkan Yewon ke uks" titah ibu Kim.

"Tidak perlu bu" aku menggelengkan kepala kepada Yebin.

"Yebin"

Yebin berdiri dari bangkunya lalu mengandengku, aku berdiri kemudian mengikutinya.

*

Aku duduk di ranjang uks, sambil memakan roti. Pintu perlahan terbuka, aku pikir itu Ibu Shin guru yang menjaga uks datang mengecek keadaanku ternyata yang datang Hyunbin.

Dia duduk di ranjangku,

"Cepat minum obatnya" celetuknya.

Aku melirik obat diatas meja yang sudah disediakan oleh Ibu Shin tadi.

"Iya nanti" ucapku sambil mengigit rotinya.

Dia mengangguk. "Oh iya, kenapa kemarin kau tiba-tiba hilang, ketika Mina datang kau hilang begitu saja"

Ahh gadis itu namanya Mina.

"Aku ngantuk, jadi harus cepat-cepat pulang. Oh iya tadi kau tidak menunggukan? "

"Tidak, aku berangkat dengan Mina tadi"

Deg

Benar kan. kau tidak akan menungguku.

"Mina siapa?" ku beranikan diri menanykan siapa itu Mina.

"Dia gadis yang semalam berlari datang padaku. Kau lihat sekali kan wajahnya penuh dengan kekhawatiran dan juga ketakutan. Ahh dia pasti ketakutan saat dibawa paksa oleh mantannya yang membawa segerombolan orang berpenampilan preman"

Hyunbin terlihat sangat antusias menceritkan gadis itu. Dia terlihat sangat mengkhawatirkan gadis itu.

Dia tidak melihatku sama sekali ya, sebelum gadis itu datang aku juga sangat khawatir dengannya yang tiba-tiba datang dengan wajah lebam.

Waiting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang