Menggemaskan

96 15 6
                                    

Aku duduk selonjoran sambil menonton televisi dengan cemilan tentunya. Hari ini hari minggu,  waktunya untuk bernafas sejenak dari kegiatan sekolah. Tampilanku masih dengan celana pendek,  kaos oblong lusuh,  wajah yang glowing alami--karena minyak  karena belum cuci muka--,  dan juga rambut cepol yang awut-awutan. Ah rasanya nyaman sekali walaupun terlihat jorok.

Bel pintu berbunyi mengusik kedamaianku. Aku beranjak dari tempat duduk dengan malas,  saking malasnya aku berjalan dengan sempoyongan dan menggurutu.

"Iya ada ap... a" aku terkejut bukan main karena yang mengetuk pintu  adalah Hyunbin yang sudah tampan dan rapi, tidak sepertiku dengan tampilan kumuh ini.

"Cepat mandi, ayok jalan-jalan" ajaknya.

"Ha?" Aku melongo melihat Hyunbin yang tiba-tiba datang dan mengajakku pergi.

'pletak' dia menyentil dahiku dan rasanya sakit sekali.

"Aduhh!!" aku meringis kesakitan.

"Cepat mandi" suruhnya.

"Iya iya, tunggu ya" aku buru-buru lari ke kamar mandi, kakiku sesekali terbentur karena tidak hati-hati dan salah tingkah tentunya.

Setelah mandi, aku kebingungan memilih baju yang mana. Tidak cocok langsung lempar karena saking terburu-burunya ditambah dentuman jantungku membuat aku semakin kalang kabut.

"Sudah siap" ujarku yang sudah berdiri dan berpose disamping Hyunbin yang tengah memainkan hpnya.

hyunbin terkekeh melihatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hyunbin terkekeh melihatku.

"Ke kenapa?"tanyaku bingung.

Hyunbin berdiri dan menirukan gayaku, senyum tipis dengan jari yang  membentuk hati kecil.  Kemudian dia tertawa lepas yang semakin membuatku bingung.

"Memangnya kenapa ha?"

"Lucu saja, ayo kita pergi" ucapnya lalu langsung  berjalan.

Aku mengunci pintu rumah, kumasukkan kuncinya kedalam tasku.

"Ibumu kemana?" tanya Hyunbin.

"Sedang pacaran dengan ayahku"

"Kasihan, anaknya ditinggal sendirian" ledeknya.

Aku menginjak kakinya kesal, dia meringis kesakitan.

*

Kami berjalan beriringan, dia tidak bilang ingin mengajakku kemana seperti biasa dia langsung berjalan dan tidak mengatakan apapun.  Aku sesekali meliriknya, teringat kejadian malam itu yang membuatku merasa sangat canggung ketika bersamanya.

"Sebenarnya aku tidak tahu ingin mengajakmu kemana, tapi aku ingin keluar saja" ujarnya tiba-tiba.

Mungkin dia sudah sadar bahwa aku meliriknya berulang kali.

"Mengajak tapi tidak tahu kemana,  sia-sia aku kebingungan tadi memilih baju agar terlihat cant.. " mulutku tidak bisa di rem lagi,  aku menepuk mulutku.

Hyunbin melihatku dia mendengar semuanya tapi dari mimik wajahnya menunjukkan dia tidak  mau memperpanjang masalah itu. Dia langsung berkata dengan mengalihkan topik pembicaraan,

"Kita beli makanan saja. Aku traktir"

"Uwahh, Kwon Hyunbin sangat seru," aku kegirangan.

"Kita makan jjajangmyeon nuklir saja" tambahku.

"Jjajangmyeon nuklir?"

Aku langsung menarik tangan Hyunbin ke kedai jjajangmyeon yang letaknya tidak terlalu jauh dari posisi kami tadi.

Kami sudah dapat tempat duduk dan memesan makanannya. 

"Dalam rangka apa menraktirku?" tanyaku.

"Aku ingin membuatmu senang" jawabnya singkat.

Apa maksudnya?

"Iya harus itu! Karena kau selalu membuatku sedih" ucapku yang sangat mewakili perasaanku.

"Maaf,"

Aku melihatnya secara intens, menunggu kalimat selanjutnya dari mulutnya.

Maaf,  aku tidak menyukaimu Yewon, batinku menerka kalimat Hyunbin.

"Maaf,  karena aku selalu membuatmu sedih" kata Hyunbin yang sama sekali jauh dari apa yang aku tebak.  Dan sangat membingungkan bagiku.

"Hyunbin..  Sebenarnya aku menunggu jawabanmu dari ungkapanku malam itu" ujarku.

Makanan kami datang dengan  waktu yang sangat tidak tepat menurutku.

"Kita makan dulu" Hyunbin mengaduk jjajangmyeonnya.

"Hyunbin-ah" panggilku agar pembicaraan tadi berlanjut.

"Ini level berapa?" tanyanya.

"5" jawabaku, "jawab dulu" aku tetap bersih keras menggali jawaban.

Hyunbin malah mengulung mie dengan sumpitnya lalu memakannya, dia tidak menghiraukanku.

"Pedas sekali! Akh" Dia berubah jadi naga dengan sekali suapan Jjajangmyeon nuklir level 5.

Aku hanya melihatnya yang sedang kepedasan Hyunbin sama sekali tidak ingin membicarakan hal itu. Aku menhela nafas, aku menyerah lalu ikut memakan jjajangmyeon. Semoga dengan rasa pedas ini bisa melegakan pikiranku.

"AKHHH" kami berteriak dengan suara parau secara bersamaan, dan membuat kami saling menertawakan satu sama lain.

"Lihat wajahmu makin membulat dan memerah seperti tomat" ejek Hyunbin.

"Enak saja,  matamu semakin kecil dan bibirmu semakin tebal dan merah seperti cabai"

Kami tertawa terbahak-bahak.

"Aku tidak bisa merasakan lidahku!" teriak Hyunbin kepedasan ,dia sampai menggaruk-garuk kepalanya.

Melihatnya begitu membuatku sangat gembira, dia sangat menggemaskan walapun  ia sering membuatku sedih.

Waiting [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang