1

733 71 66
                                    

Halo, mari kita berkenalan terlebih dahulu. Namaku Minseok, Kim Minseok. Dewasa mapan yang berkenala ke Amerika untuk merintis bisnis makanan disana, walaupun tidak sesuai ekpetasiku. Entah kenapa aku bisa berlayar kesini. Aku memiliki 1 adik yang sangat terobsesi dengan Harvard, kampus terbaik nomor 3 di dunia. Kenapa Harvard? Karena dia jatuh cinta dengan bangunan dan sejarahnya. Sudah 5 tahun aku tidak kembali ke negeri asalku. Lebih baik aku pergi

***




5 tahun yang lalu





Angin musim semi menggoyang rambutku, seakan mengucapkan selamat pagi. Aku berjalan santai menuju sekolah. Aku tidak suka naik kendaraan pribadi. Satu, aku pernah jatuh ke selokan karena belajar naik sepeda. Dua, karena kejadian itu aku menyerah belajar menaiki kendaraan. Jadi kalau boleh jujur aku tidak bisa naik motor ataupun mobil. Alasan yang aneh bukan? Perjalanan menuju sekolahku tidak jauh. Hanya membutuhkan 20 menit berjalan. Sengaja orang tuaku memilihkan sekolah yang dekat dengan rumah. Ya, orang tuaku adalah raja dan ratu yang bijak. Mereka sangat menyayangiku, jelas mereka adalah orang tua kandungku. Jadi aku sangat dimanja oleh mereka

Tak terasa gerbang sekolah sudah melambai dari kejauhan. Seperti menarikku untuk masuk kesana untuk menimba ilmu. Oh tidak, hari ini adalah masa orientasi. Kebetulan aku ikut membantu orientasi siswa baru

"Minseok! Kim Minseok!"

Aku menoleh. Dengan kilat aku berlari mengabaikan orang yang memanggilku tadi

"Xiuxiu sayangku! Tunggu adindamu ini!" dia ikut berlari. Sekarang dia sudah dibelakangku. Dengan mendadak otakku menginjak rem dan-

"Akh! Bodoh kau Kim Minseok!"

"Kenapa Luhan?" jawabku terkekeh. Aku membantunya berdiri. Luhan menendang tulang keringku. Aku mengeluh

"kau tega meninggalkanku disaat aku memanggilmu? Kamu pikir aku apaan?"

"acting yang bagus Xiu Luhan. Pantas kamu masuk kelas teater, haha"

Suara bel masuk berbunyi. Kami langsung masuk ke aula untuk mengikuti upacara pembukaan orientasi sekolah

***

Aula

"Mari kita mendengarkan pidato dari salah satu siswa terbaik disini. Siswa ini mendapat peringkat 1 dalam tes penerimaan siswa baru"

Siswa itu berdiri. Melangkah maju ke depan. Dibawanya sebuah map berwarna kuning, isinya pasti kertas pidato. Luhan melirikku. Membisikkan sesuatu padaku

"sepertinya aku pernah melihat anak itu"

"memang"

"tapi dimana ya?"

"di rumahku. Setiap kamu berkunjung dia yang membukakan pintu rumah"

"tunggu sebentar, dia--"

"adikku" banggaku. Iya, yang sedang berpidato dengan predikat 'siswa dengan nilai sempurna saat tes ujian masuk' adalah adikku. Boleh kan bangga sedikit? Walaupun aku tidak sepintar adikku

"hei, lihat adik kelas kita. Lucu ya?" bisik Sara, teman sekelasku

"iya. Lihat-lihat. Mata segarisnya, alis segarisnya, badan rampingnya, bibir kucingnya. Aawww~" teriak Hoetaek, ketua panitia sambil menggoda perempuan di sebelahnya

HELP ME! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang